"Apapun itu, kenangan selalu saja membuat hati pedih"
[SUDAH DI REVISI]-LIKE YA:)
3 tahun yang lalu
Suasana pagi sejuk kota Jakarta, diiringi gerimis air hujan masih menjadi pengiring kepanikan gadis mungil yang sedang sibuk dengan handphonenya.
"Halo? Vin lo dimana? Gue telat nih"
"Sebut nama gue aja, terus pake alasan yang masuk akal yang berhubungan dengan gue" jelas lelaki dengan suara yang terdengar lemah
"Yakin itu solusi terbaik?"
"Lopercaya aja, udah deh, ganggu tidur aja sih lo" ucap lelaki itu kemudian dengan suara yang makin parau.
"Oyaudah deh. Gue tutup yah"
Hujan semakin deras, kepanikan Rachel makin memuncak.
"Ayah,aku takut"
"Nggak kok, nanti ayah temani masuk" jawab lelaki disebelah Rachel yang kini sedang menyetir mobil.
Tahir- Ayah dari Rachel, seorang arsitek, Tahir dan Vania bertemu waktu itu dipesawat, lelaki inilah yang akhirnya membuat Vania, Ibu Rachel akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.
Rachel turun diantar oleh Ayahnya dengan menggunakan payung berwarna merah muda. Sepatu berwarna putih dengan tali cokelat,baju olahraga yang serba besar, dan rambut yang sengaja dikepang dua karna peraturan ospek.
"Maaf om, tapi orang tua dilarang masuk" sapa seseorang yang terlihat menggunakan id card panitia.
"Yasudah yah, Rachel diantar sampe disini aja. Ayah hati hati" ucap Rachel pasrah, kemudian mencium tangan lelaki yang lebih tinggi darinya.
"Ayah pergiyah, Rachel jangan lupa makan siang" balas lelaki yang keliatannya tak rela melapas gadis kecilnya, sambil mencium rambut didekat ubun ubun anaknya.
Setelah melihat ayahnya pergi, rasa kaget mulai menyelimuti hati Rachel.
"Manja banget, sudah SMP juga" teriak panitia yang sudah sejak awal membuat Rachel pasrah.
Rachel hanya terdiam, dan ikut gabung ke barisan khusus orang terlambat. Rachel menjadi pusat perhatian, semua tatapan kesal melihatnya, kecuali lelaki disampingnya yang mentapnya dengan ramah.
"Hai?" aapa lelaki itu.
"Halo" jawab Rachel datar sambil melemparkan senyum terpaksanya
"Nama kamu siapa?" bisik lelaki itu.
"Gak usah banyak nanya, ribet nih" menjawab dengan bisikan juga.
"Kamu gak bawa sapu lidi?"
"Sapu?aduh astaga sapunya ketinggalan dimobil lagi"
"Ini ambil punyaku saja"
"Terus lo pake apa?"
"Pake aja, setidaknya hukuman kamu sedikit berkurang." ucap lelaki itu sambil menyerahkan sapunya.
"Maksud lo?" tanya Rachel tidak mengerti.
"Sepatunya gak boleh warna lain, harus warna hitam" ucap lelaki itu.
"Ah mampus nih gue" ucap Rachel sambil menepuk kecil keningnya.
Rachel tampak gelisah, sebentar lagi gilirannya untuk diwawancarai oleh panitia yang tampangnya saja sudah kelihatan seram.
"Tenang saja, nanti kita dihukumnya bareng kok" ucap lelaki itu lagi. Dan Rachel hanya membalasnya dengan senyum kecut.
Flashlight

KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight
Cerita Pendek|COMPLETED|👌 "Ini berarti kamu akan nyakitin dua hati sekaligus" "Maksudnya?" tanya gadis itu sambil menatap lelaki dihadapannya. "Yg pertama, kamu bakal nyakitin hati Erick, karena kamu nggak ngehargain kehidupan yg selama ini dia perju...