|COMPLETED|👌
"Ini berarti kamu akan nyakitin dua hati sekaligus"
"Maksudnya?" tanya gadis itu sambil menatap lelaki dihadapannya.
"Yg pertama, kamu bakal nyakitin hati Erick, karena kamu nggak ngehargain kehidupan yg selama ini dia perju...
Jam 07.00. Masih pagi sekali. Namun, keramaiaan sudah terjadi. Semua orang berkumpul di satu titik,tepatnya dijalan raya depan bandara.
Terlihat mobil ambulance kini bersiap memacu kecepatannya dan membawa korban yang terlihat cukup parah.
Semua bercerita betapa menyedihkan gadis yang tertabrak lari itu.
Flashlight
Sedangkan dirumah Rachel, Terlihat mama dan Ayahnya sedang terburu buru menuju suatu tempat.
Air mata Vania terus mengalir, sedangkan suaminya masih terus menenangkannya.
RUMAH SAKIT
"Anak kita mana Ayah?"
"Sabar Ma, anak kita gak papa kok"
Air mata wanita itu terus mengalir.
"Walinya Rachel?" Ucap seorang lelaki berjas putih.
"Iya dok, kenapa dengan anak saya?"
"Begini pak, anak bapak baik baik saja. Tapi terjadi kerusakan pada kedua matanya. Dan kemungkinan besar bisa membuat anak bapak tidak dapat melihat lagi" jelas Dokter itu.
Mama Rachel tak dapat menahan air matanya. Sedangkan suaminya, hanya bisa memeluk istrinya setelah mendengar kabar itu.
"Saran saya, bapak harus banyak berdoa agar anak bapak bisa mendapat pendonor yang cocok untuk anak bapak"
"Dok ambil mata saya" ucap Mama Rachel tanpa berfikir panjang.
"Mohon maaf buk, Pasien harus mendapatkan pendonor yang cocok, dan pendonor harus dibawah 30 tahun. Ibu tidak diijinkan untuk mendonor" jelas dokter kemudian.
Kesedihan mendalam masih membalut hati kedua orangtua Rachel. Ia tak menduga, anak yang ia sayangi kini sedang terbaring tak berdaya.
"Tante?"
"Kevin" jawab Wanita yang matanya mulai bengkak itu sambil menahan bola bola air yang siap keluar lagi dari sudut matanya.
Kevin mendekati wanita itu, lalu mencium punggung tangannya.
"Tante yg sabar. Rachel itu cewek yang kuat, Kevin yakin kalo dia bakal ngelewatin ini semua"
Wanita itu makin mendekati Kevin yang terlihat sedang menyembunyikan rasa sedihnya.
"Nak?kalo Rachel gak dapat pendonor. Rachel akan buta" ucap Wanita itu sambil memeluk lelaki muda yang terus menatapnya.
Kevin terlihat sedih, ia kini sedang menahan amarahnya.
Flashlight
"Ma?kenapa Rachel susah ngeliat?kenapa penglihatan Rachel jadi kabur gini?" ucap gadis yang baru saja tersadar itu.
Mamanya tidak menjawab, namun air matanya terdengar ditelinga gadis itu.
"Kenapa Mama nangis?"
Kevin, sahabat gadis itu mulai mendekati sahabatnya. Ia mulai memeluk Rachel, dan menghapus air matanya.
"Udah, gak papa. Jangan nangis dong, ini cuman efek karna lo tidurnya lama banget, jdi besok besok, jangan tidur mulu" ucap Kevin dan terus mengusap rambut gadis itu.
"Tahgak?Putra pindah sekolah" ucap lelaki itu kemudian. Sedangkan Rachel tersenyum, ada kepuasan yang terukir dibalik senyum itu.
Mama gadis itu hanya terdiam, dan memilih keluar dari ruangan, air matanya tak bisa ia tahan lebih lama lagi.
"Eh, gue bawa seseorang nih" ucap Kevin melepaskan pelukannya.
Kevin lalu merapikan rambut sahabatnya, menghapus sisa air matanya.
"Erick ada disini"
"Erick?" Ucap Rachel kemudian.
Setelah beberapa lama,tak ada jawaban lagi dari Kevin. Seseorang kini telah mengenggam tangan Rachel, mengenggamnya dengan erat.
"Kevin?" ucap gadis itu.
"Hel?ini aku, Erick. Apa kabar? Kamu masih ingat sama aku?"
Perlahan air mata gadis itu terjatuh lagi , tangannya mulai menyentuh setiap sudut wajah lelaki itu.
"Erick?"
"Iya, ini aku" jawab Lelaki itu sambil menghapus air mata gadis itu.
"Lo datang?"
"Mm, aku datang"
Rachel kemudian menangis, sangat kencang, tangisannya tak dapat ia bendung lagi. Semuanya keluar.
"Hel?jangan nangis"
Erick,lelaki yang selama ini Rachel tunggu, kini ia memeluk gadis itu. Sangat erat.
"Kenapa lo baru datang, kenapa lo baru nepatin janji janji yang selama ini gue kira udah mati, lo jahat Rick, jahat banget" teriak Rachel sambil terus memukuli lelaki yang sedang memeluknya.
"Aku datang karena kamu, aku pulang karena aku rindu sama kamu, dan aku akan selamanya disini, aku gak akan kemana mana lagi. Jadi kamu gak boleh sedih" Rachel mengeratkan pelukannya lagi.
Suara ketukan terdengar, sesosok dokter membuat mereka berpisah.
"Permisi, Rachel mau saya suntik dulu" ucap dokter.
"Silahkan dok"
Gadis itu tampak tertidur tak lama setelah disuntik.
"Pasien tidak boleh kecapean" ucap dokter itu lalu permisi untuk pergi.
"Aku pamit dulu yah sayang" ucap lelaki itu kemudian mencium kening Rachel.
Rachel dan Erick😍😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.