"Akhirnya Kau Memutuskan Kembali, dan Kini Aku Ragu"
[SUDAH DI REVISI]-LIKE YA:)
Rachel terlihat sedang mengemasi barangnya, dan melipat pakaiaannya."Hel?" ucap seseorang sambil mengetuk pintu.
"Iya?masuk aja"
"Mau ngapain hel?"
"Gue mau pulang" ucap Rachel tersenyum tanpa sedikitpun memandangi lelaki yang mengajaknya bicara.
"Kok cepat banget?" tanya Putra yang kini mimilih duduk dipinggiran tempat tidur.
"Gue mau ngejemput seseorang"
"Harus lo yang jemput?"
"Mm, harus"
Lelaki berbulu mata lentik itu mulai duduk sambil menyusun baju Rachel.
"Kenapa Put?Lo ada perlu?"
"Gue mau bilang sesuatu"
"Gue juga mau bilang sesuatu"
"Yaudah lo aja duluan"
"Oh nggak, lo aja"
"Ladies first, ok?" kata Putra sambil memberikan tekanan pada kata first.
"Yaudah dengar yah"
Rachel mulai mengubah posisi duduknya, yang tadinya membelakangi Putra, kini ia berhadapan dengan lelaki itu. Yang tadinya sedang sibuk dengan aktifitasnya, sekarang tidak lagi.
Rachel memilih memeluk lelaki didepannya, memeluknya dengan erat sekali.
"Putra?gue mau bilang Makasih untuk semuanya. Ini, gue gak bakalan nyesal pernah kesini . Dan gue bersyukur banget karena tuhan ngirim lo, cowok dingin yang cuek banget, nyebalin tapi udah berhasil buat gue ngelupain masalah gue, gue nyaman banget sama lo, dan maksih juga udah selalu ada buat gue selama gue disini, udah bnyak ngertiin gue, makasih yah" Putra hanya tersenyum.
"Dan gue gak bisa bayangin, gimana hidup gue disini,kalo gak ada lo" ucap Rachel sambil melepas pelukannya.
"Gue dipuji ato dihina?" Tanya Putra dan dibalas senyuman oleh Rachel.
"Sekarang gue lagi"
"Ok, gue bakal dengar lo"
Rachel mulai menatap Putra dengan dalam, dan kini gilaran Putra yg merasa canggung.
"Jangan liatin gue gitu lah,gue gak tahan nih"
"Gak tahan apa?ayo?"
"Gini aja, gue mau lo tutup mata dulu"
"Untuk?" Tanya Rachel.
"Ini bagian dari rencana gue, gue gak bakal nyium lo kok" ucap Putra kemudian tersenyum.
Rachel kemudian tersenyum sambil menutup matanya, hatinya berdetak, hal yang sama pernah ia rasakan saat bersama Erick dulu.
"Jangan dibuka, awas"
"Mmmm"
"Dengerin yah, gue mulai"
"Mmm" jawab Rachel dengan senyuman.
Putra terdiam sejenak melihat senyum disudut bibir gadis dihadapannya. Dan ia pun ikut tersenyum.
"Rachel Syedina? Dari pertama gue ngeliat foto lo sama Kevin sampe gue ketemu langsung sama lo, gue gak tau perasaan apa yang gue rasaiin. Gue ngabaiin itu. Tapi, gue salah. Semakin gue ngejauh dari lo, hati gue makin sakit. Ngenal lo aja, gak cukup buat gue. Gue mau jadi seseorang yang selalu di sisi lo, gue mau jadi orang yang selalu ngebuat lo tersenyum, gue mau jadi alasan lo selalu bahagia. Gue suka sama lo? Lo mau gak nerima perasaan gue?"
Perlahan air dari sudut mata gadis itu mulai menetes, ia masih terdiam. Mendengar setiap kata yang keluar dari mulut lelaki yang baru beberapa minggu ini ia kenal.
"Putra?"
"Hel?jangan buka mata lo, dan please? Jangan nolak gue,kalo lo gak suka, gue bakal buat lo suka sama gue. Tapi jangan nolak gue. Karna sekali lo nolak gue, itu artinya gue udah beneran disuruh berhenti dan gue gak mau. Jadi please, jangan nolak gue. Gue bakal anggap lo belum siap aja"
Rachel perlahan membuka matanya. Sesosok lelaki yang belakangan ini mengisi harinya sudah meninggalkan tempat duduknya.
Hati gadis itu masih berdebar, ia bahkan tersenyum kecil mengingat ucapan lelaki tadi, sementara air matanya masih terus mengalir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight
Conto|COMPLETED|👌 "Ini berarti kamu akan nyakitin dua hati sekaligus" "Maksudnya?" tanya gadis itu sambil menatap lelaki dihadapannya. "Yg pertama, kamu bakal nyakitin hati Erick, karena kamu nggak ngehargain kehidupan yg selama ini dia perju...