DELAPAN

940 183 42
                                    

Jisoo tersenyum riang, menyambut hari Selasanya dengan bahagia.

Walau sebenarnya, cuaca tidak mendukung, ditambah Jennie yang terlihat kelabu pagi itu.

Jennie yang biasanya riang menyambutnya pagi ini malah diam, dengan wajah yang ditekuk.

"Pagi Jen? Suram banget..." sapa Jisoo riang, walau sebenarnya agak risih karena banyak yang memperhatikannya. Dan tatapan sinis dari gengnya Irene.

Sumpah, risih banget.

"Mau. Bacok. Jaewon." tiga kata singkat yang keluar dari bibir Jennie membuat Jisoo bergidik ngeri. Pasti mereka sedang bertengkar, pikir Jisoo.

Jarang sekali mendengar bahwa Jennie dan Jaewon bertengkar, mengingat bahwa mereka selalu akur. Ia ingat terakhir kali mereka bertengkar.

Jaewon kurang tidur selama seminggu, ibunya bahkan meminta Jisoo (mengingat mereka sepupu) untuk menyelesaikan masalahnya.

Jennie sendiri mogok makan, walau pada akhirnya dia makan juga, setelah 6 jam mogok makan, kalau bukan karena Jisoo membawakan Jennie martabak greentea.

Sumpah, ngerepotin banget mereka kalau lagi bertengkar.

"Kalau gitu aku ke kelas Jaewon, ya?" ujar Jisoo pada akhirnya. Bertanya pada Jennie itu buang-buang waktu dan tenaga karena Jennie pasti bakal mengamuk duluan.

"Bodo, pergi sana," balas Jennie singkat. Jisoo menghela nafasnya.

Kalau bukan karena Jennie sahabatnya dan Jaewon sepupunya dia tidak akan segemas ini.

Gadis itu berjalan menuju kelas XI IPS 2, dan rasanya waktu berjalan sangat lambat. Ia mendengar banyak yang menggosipkannya dan gadis itu bersumpah, itu sangat mengganggu.

Akhirnya ia sampai di kelas XI IPS 2 dan mendapati Jaewon yang sedang dihibur oleh teman sebangkunya. Entah siapa namanya, Jisoo juga tidak tahu.

"Jaewon, itu Jennie kenapa?" tanya Jisoo. Jaewon mengangkat kepalanya dan menatap Jisoo dengan tatapan memelas.

"Gara-gara salah kirim pesan semalam. Tanya Yuta deh. Dia lebih ngerti," balas Jaewon lemas.

"Yuta siapa?"
"Gue," sahut teman sebangku Jaewon. "Jadi ceritanya semalam gue lagi ribut di chat sama Jaewon. Nah kebetulan Jaewon lagi chat sama Jennie juga. Entah dia sadar atau kaga, harusnya dia bangsatin gue eh malah kekirim ke Jennie. Jelas aja dia marah,"

"Kebiasaan sih, ah." gerutu Jisoo. "Minta maaf sana, ntar kalau Jennie bacok kamu beneran gimana?"

Jaewon langsung bangkit dari posisinya. "WOI SERIUS!? ANJIR GIMANA NIH HIDUP GUE TINGGAL BEBERAPA JAM LAGI!"

Taeyong yang baru datang, langsung syok saat mendengar teriakan Jaewon.

"Bangke lo kenapa anjir," gerutu Taeyong sambil melempar tasnya keatas meja. Saat menyadari ada Jisoo ekspresinya melunak. "Eh ada Jisoo,"

Jisoo melambaikan tangannya ramah, dibalas dengan rengekan Jaewon. "PACARANNYA NANTI AJA INI GIMANA JIS, NYAWA TARUHANNYA NIH!"

Tiba-tiba pintu kelas dibanting dengan tidak berperikepintuan. Muncullah Lisa diambang pintu, menatap Jaewon tajam.

"BURUAN MINTA MAAF SAMA JENNIE DIA MAU PINJAM PISAU DAGINGNYA IBU KANTIN!"

"NYAWA GUEEEEEE!"

Jaewon dan Lisa berlari mengejar Jennie, tersisa Yuta, Taeyong dan Jisoo.

"Oh, lo siapanya Jaewon?" tanya Yuta. Jisoo yang baru sadar kalau ada Yuta tersenyum tipis.

"Sepupunya,"

famous / tae.sooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang