Taeyong berdiri di depan rumah Jisoo, membuat Jennie yang baru saja keluar dari rumahnya mengernyitkan keningnya.
"Woy pagi-pagi udah nangkring disini ae," ujarnya. "Lo ngapain? Jemput Jisoo?"
"Hooh."
"Lah Jisoonya baru berangkat tadi."
"LAH!?"
"Gak gue canda. Jisoo paling baru selesai makan. Kenapa gak masuk aja sih?"
"Masih pagi, gak enak bertamu,"
"Ya elo jemput dia juga bertamu goblok. Ah capek gue, makin bego lo Yong."
Tak lama kemudian Jaewon datang. "Eh sianying ngapain lo nangkring disini?"
Taeyong mendengus kesal. "Emang jodoh lo berdua, heran gue."
"Apanya njir," gerutu Jennie. "Yuk Won, langsung aja. JISOOOOO PACAR KAMU NUNGGUIN NIH!"
Taeyong hendak membekap Jennie namun Jaewon lebih dulu melajukan motornya.
"Sianying, jadian aja belum," gerutu Taeyong. Ia melirik pintu rumah yang terbuka. Ada Jisoo disana.
"LㅡLoh, loh? Taeyong?" Jisoo terlihat panik, ia masuk kemudian keluar. "Kapan datang? Kenapa gak ketuk pintu aja?"
"Gak enak Jis, hehe." Jisoo tersenyum tipis.
"Masuk yuk. Aku baru selesai buat sarapan tadi sama mama. Mau sekalian ikut sarapan?"
Taeyong terdiam sesaat. Gadis itu seakan-akan tahu bahwa ia belum sarapan (padahal Jisoo sendiri hanya ingin mengajaknya).
Namun akhirnya ia mengangguk juga. "Boleh deh. Kebetulan belum sarapan hehe."
"Oh iya aku lupa. Bekal kamuㅡ"
"Eh iya kenapa?""Katanya hari ini kan sekolah setengah hari aja jadinya aku gak buat bekal..."
Sudah seminggu ia tidak memakan bekal buatan Jisoo (karena tragedi aneh di pemakaman), dan ia sangat berharap gadis itu membuatkannya bekal hari ini.
Namun fakta bahwa hari ini pulang cepat membuat harapannya pupus.
"Pulang cepat emang boleh tapi kalau gak dapat bekal dari Jisoo rasanya hampa." ㅡTaeyong Adhinata, 16 tahun.
Taeyong menganggukkan kepalanya lagi. "Gapapa deh. Pulang sekolah nanti main ke GI yuk?"
"Eeh? Mending izin dulu deh sama orangtuaku..."
"Oh gampang, hehe."
Sesampainya di ruang makan, kedua orangtua Jisoo langsung menatap Taeyong. Dari atas ke bawah. Penasaran.
"Misi om, tante," ujar Taeyong sopan. Kedua orangtua Jisoo mengangguk.
"Siapa Jis?" tanya sang ayah.
"Temen, Pa. Katanya mau berangkat bareng," balas Jisoo tenang. Ia mengambilkan Taeyong piring dan nasi. "Yong, segini cukup kan?"
"Oh iya cukup Jis," sahut Taeyong.
"Bukan pacar nih?" timpal sang ibu. "Kamu yang waktu itu antar Jisoo pulang malam-malam kan?"
Taeyong mengangguk lagi. "I-Iya tante..."
"Tuhkan," balas sang ibu. Ia berbisik kepada ayahnya Jisoo kemudian ia tertawa.
"Ma, Pa. Jangan aneh-aneh, deh!" gerutu Jisoo. "Ini punya kamu,"
Taeyong menatap sepiring nasi yang berisi sayur dan lauk itu takjub. Biasanya pagi-pagi ia jarang sarapan (sarapan pun kalau ia ingat), dan melihat piring yang berisi sarapan itu membuatnya senang.

KAMU SEDANG MEMBACA
famous / tae.soo
Fanfiction[ REPUBLISH ] 11 IPA 1, tempat berkumpulnya orang-orang populer. Tidak ada yang tidak mengenal seluruh siswa dan siswi penghuni kelas tersebut. Namun ada satu siswi kelas tersebut yang tidak mereka kenal, tiba-tiba populer karena seorang sis...