SEBELAS

848 153 29
                                    


Hari itu SMA Harapan berduka cita. Seorang guru yang tak lain ialah wali kelas dari kelas Jisoo alias XI IPA 1 meninggal dunia.

Jisoo yang merupakan siswi yang cukup dekat dengan sang wali kelas, nyaris saja terjatuh dari tangga saat mengetahui kabar tersebut dari Jennie, ia menangis dipelukan sang sahabat.

"Jen, ini mimpi kan?" isaknya sambil mempererat pelukannya. "Ini mimpi kan? Kamu bohong kan?"

"Jis, aku gak bohong. Ini bukan mimpi,"

Namun tangisan gadis itu makin menjadi-jadi. Jennie yang awalnya hanya menahan tangisnya ikut menangis. Ia mengelus kepala Jisoo dan terus menenangkan sahabatnya.

Dan dirinya, tentu saja.

# # #

"Kudengar hari ini kita pulang cepat, sekalian mau melayat ke rumah ibunya," ujar Jennie. Ia menghela nafasnya. Jisoo terlihat kacau, rambutnya disisir asal membuat Jennie mau tidak mau merapikan rambutnya.

Dan gadis itu masih menangis.

Taeyong yang baru datang saja terkejut melihat Jisoo. Gadis itu terlihat seperti panda, dan itu menyeramkan.

Tentu saja Taeyong tahu alasannya apa.

"Jisoo," ujarnya lembut. "Udah jangan nangis lagi ya? Sini peluk,"

Jisoo tanpa berpikir panjang menyambut pelukan dari Taeyong. Jennie mendelik, ia melirik Jaewon yang terlihat cuek.

"Won, peluk..." rengeknya. Jaewon mendengus kesal.

"Gak usah ikut-ikutan," gerutunya. Namun akhirnya Jennie-lah yang memeluk Jaewon.

Yang dipeluk jelas kesenangan.

...uh mari kita fokus pada taesoo.

Jisoo masih menangis sesenggukan, dan Taeyong yang mengelus kepalanya. Ia dengar dari sepupunya (yang terlalu banyak nonton drama), kalau cewek nangis mending dielus aja kepalanya.

Iya, ampuh memang. Tangisan Jisoo perlahan-lahan mereda.

Gadis itu sekarang menengadahkan kepalanya, menatap Taeyong sendu.

"Yong nanti anter aku melayat ya..."

"Of course yes, my princess,"

Jisoo menghela nafasnya, membuat Taeyong mendekatkan wajahnya. Menempelkan dahinya ke dahi gadis itu.

"Tersenyumlah, rasa sedihmu akan berkurang,"

Seulas senyum terpatri diwajah Jisoo, membuat Taeyong dengan cepat mengalihkan wajahnya. Pipinya memerah membuat Jaewon dan Jennie mendengus kesal.

"Yang awalnya sok ganteng sekarang malu-malu. Najisin emang lo Yong," gerutu Lisa yang tiba-tiba baru datang. "Anyway Bamㅡ LOH BAMBAM KEMANA IH MAIN PERGI AJA!"

Lisa mendengus kesal, mengutuk pacarnya yang main pergi aja.

"Udalah Lis, paling dia buru-buru. Mau nugas AHAHAHAHA," ledek Yuta. Ada Taehyung disebelahnya.

"Anyway kenapa lo akhir-akhir ini sering bareng Taehyung, Yut? Jangan-jangan lo...." ucapan Lisa itu membuat Yuta melotot kearahnya.

"Apa!?"

"LO PACARAN SAMA TAEHYUNG!?!?!?!?"

"Lah anjas dikira homo?"

Keributan yang disebabkan ketiga makhluk itu memancing tawa dari Jisoo. Gadis itu tertawa seakan-akan bebannya telah hilang.

Namun tetap saja, rasa sedih yang dirasakan lebih mendominasi....

# # #

Setelah membaca surat Yasin dan membaca doa, Jisoo berlari menuju kelas Taeyong. Rupanya ia sudah menunggu, lengkap dengan jaket dan tasnya.

famous / tae.sooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang