16. Januari yang Terlupakan

107 21 24
                                    

   HAPPY NEW YEAR 🎉🎉. Ketemu lagi nih sama gue. Masih pada inget nama gue kan? [ ngg.. Arya lumutan kah?] Yaps.. bener banget. Tapi ya nggak usah pakai lumutan segala kali'. Gue akan nerusin perjuangan mencari cinta gue. Dan kali ini, gue nggak sendirian. Ada si ganteng Alfin yang akan nemenin setiap butir kisah gue.

   Soal Aisha sih, alhamdulillah.. gue udah berhasil mengikhlaskan. Dan kini, gue hidup dalam kehangatan keluarga. Ada papa, mama, Alfin, dan adek baru gue yang berusia 3 bulan. Dia cewek, namanya Adzkia Nurul Rinailani. Lo baca kata yang ketiga kan. ' Rinailani ' adalah nama Aisha. Dan nama adek gue yang bagian itu adalah gue yang usul. Ah, gue jadi inget sama Aisha. Sudah,  lupakan saja ya. Gue nggak kuat. #gue sok-sokan, bukan rong-sokan.

***

   Hari ini, hari senin berhubung masih liburan juga. #Jakarta masuknya tanggal 9 Januari. #bukan gue yang sekolah, tapi Alfin. Gue sama si ganteng rencananya pengen mencari pacar. Eits.. yang cari pacar cuman gue, bukan adek gue. Dia masih 8 tahun. Baru kelas tiga SD. Gue sendiri heran, ini udah tahun baru. Harusnya, tahun baru pacar baru dong.. 😎. Lah ini??

"Dek, udah siap belum?" tanya gue pada Alfin.

"Udah. Memangnya, kita mau kemana kak?" eh, dianya nanya balik.

"Kita berpetualang. Lo mau kan nemenin gue??" tanya gue lagi. Sumpah ya, hidup ini tuh penuh tanda tanya ❓.

"Alfin. Sini sayang. Dedek nyariin nih. Ajak mainan yuk.." teriak mama. #gue tulisnya mama aja ya, biar kerenan dikit. Udah-udah. Gue nggak mau pakai hastag lagi. Bosen!

"Yah Kak Arya.. Alfin dipanggil mama. Kapan-kapan aja ya nemeninnya. Atau besok deh, atau lusa. Maaf.." ucap Alfin sebelum dia cabut dari sini.

   Heuh!! Kenapa sih, gue tuh masih jomblo? Gue bosen Tuhan. Udah dari tahun 2000- ngg.. gue lupa 😆. Ah pokoknya, udah lama gue jomblo. Dari pas terakhir pacaran sama Laura sampai sekarang. Eh, gue malah curhat. Pokoknya, kali ini gue bakal cari jodoh gue sampai dapet. Roy, anak Pak Sudiro aja udah nikah kemarin. Apalagi si Leo, dia nikah muda. Dan anaknya udah seusia Adzkia. Sementara gue? Gue masih aja jomblo. Oke, fine. Berhubung gue nggak ada kerjaan dan ortu ngebolehin gue keluar, jadi gue putusin buat ngelakuin hal seperti dulu lagi. Tetapi konteksnya beda. Kalau dulu gue masih fashion show kayak orang gila, terus masih nyari sampai RSJ dan kuburan, namun kali ini gue bakal lakuin hal yang lebih dewasa sedikit. Sedikit banget. Oke, mari kita mulai..

***

   Gue mulai menyertater motor gue. Masih dengan motor yang sama. Tanpa sadar, gue melewati taman deket kuburan yang terakhir kali gue ketemu sama Aisha. Kala itu, gue nembak Aisha. Tapi sayangnya, DITOLAK!!! Ngenes banget ya, tulisan 'ditolak'-nya udah pakai huruf kapital, diikuti tanda seru 3 kali, eh masih juga di-bold. Tiba-tiba ada yang aneh sama diri gue. Ada sesuatu yang harus segera gue lepas. Gue lantas menuju suatu tempat yang sama sekali tak terduga. Dan tempat yang gue kunjungin kali ini adalah...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

( Kurang ya?? )

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

( Masih kurang? Oke, gue tambahin )

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

( Kurang lagi? Udah ya gue capek )

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

   Dan, tempat yang gue kunjungin adalah... WC UMUM #ada emot WC nggak sih? Lagi butuh nih.. biar kesannya lebih hidup gitu.

   Ya. WC UMUM. Jangan lo pikir gue nyari cewek di WC ya. Ya kali'. Nanti gue malah dimasukin penjara dengan tuduhan *Mencari jodoh di WC* lagi. #nggak ada tuduhan kayak gitu kali' 😩😩. Gue tadi kebelet di jalan. Berhubung sudah agak jauh dari rumah, ya sudah, gue mampir aja dulu.

   Oke. Setelah hasrat gue lepas, gue langsung meneruskan perjalanan. Kali ini, gue pergi ke toko buku yang dahulu gue kunjungin buat beliin Aisha novel. Gue kelilingin setiap rak-nya. Dan tanpa sengaja, gue menjatuhkan novel yang sama dengan novel yang dahulu gue kasih ke Aisha. Seketika, gue teringat. Kalau bulan ini, adalah bulan kelahiran Aisha. Uhh.. betapa blo'onnya gue. Baru setahun yang lalu, eh.. gue udah lupa. Kalau gue jadi Aisha terus si Arya lupa sama ulang tahun gue, gue bakal bilang gini nih...

"Ehm.. ehm..(benerin suara dulu, biar bisa mirip sama suara Aisha) Ar.. Yang kamu lakuin ke aku itu JAHAT!" gue kira-kira bakal bilang begitu.

   Gue langsung pergi dari toko buku dan bergegas menuju kuburan Aisha. Di sepanjang perjalanan gue mengumpat diri gue habis-habisan. Emm.. nggak usah gue tulis ya, nanti takutnya ceritanya tidak lulus sensor. Jadi, kalian cukup ngebayangin aja bagaimana umpatannya seorang cowok lumutan kayak gue. Cowok lumutan. Cowok tampang pas-pasan. Cowok jones. Cowok unyu 😚😚.

   Setibanya gue di sana, gue segera melafalkan surat-surat Al-qur'an (sehafal gue). Gue juga berdoa semoga suatu saat nanti gue bisa ketemu sama Aisha di surga. Ya meski dia duluan yang bakal sampai. Kalau gue mah, gue ngalah aja. Kan yang mau masuk surga banyak tuh. Nah, pasti antriannya juga panjang. Karena gue nggak sabaran, jadi gue nyebur aja dulu ke neraka. Habis itu, kalau antriannya sudah sedikit, gue baru nyusul Aisha ke surga. Terus gue tembak dia di sana. Ya itupun kalau gue belum punya istri. Kalau gue udah punya istri kan, kesannya gimana gitu. Eh, kok gue jadi bahas surga sih? Emang ya, udah tampang-tampang tua. Jadi gini nih, sering nyeleneh.

   Saat gue tengah berfikir tentang kenyelenehan gue, tiba-tiba ada cewek nangis. Gue merinding. Pikiran gue tertuju pada satu, mbak kun. Yaps. Gue bener-bener takut, apalagi suara tangisannya bener-bener syahdu di mata gue, eh.. di telinga gue maksudnya. Gue nggak berani noleh. Takut kalau tiba-tiba dia nongol di belakang gue terus nyekik gue. Tetapi rasanya, gue penasaran sama suara itu. Tetapi, gue takut. Tetapi rasanya, gue penasaran sama suara itu. Tetapi, gue takut. Tetapi rasanya,... ah udahlah. Nggak ada habisnya dong kalau begitu. Gue memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.

   Dan benar saja, ada cewek nangis di samping sebuah makam. Gue lega, karena dia bukan hantu. Tetapi gue harus tetep waspada nih. Siapa tahu, dia nyamar. Yoi nggak?? Karena rasa penasaran gue udah ada di pucuk, jadi gue samperin cewek itu.

"Ngg... hai." sapa gue.

"Hai." jawabnya singkat yang kini telah berhenti menangis.

"Kamu.. kamu nangisin siapa kalau aku boleh tahu?" tanya gue dengan bahasa acak-acakan.

"Pacar aku." jawabnya pelan seraya menunduk.

"Hah? Berarti.. kita sama dong. Pacar aku juga sudah tiada." sahut gue PHP. Asli PHP.

"Oh." jawabnya super singkat.

"Barangkali jodoh nih.." batin gue seneng.

"Namanya siapa ya?" tanya gue.

   Eh, saat gue tanya itu, cewek tadi langsung pergi sambil nerusin tangisnya. Ih.. nggak papalah. Gue juga nggak terlalu suka sama yang ini. Gue lebih suka yang sederhana, kalau yang ini kan fashionable banget.

   Hari sudah mulai siang, karena gue lapar, jadi gue pulang. Gue juga nggak mau lama-lama main di luar. Takut hitam 👤. Soal petualangan, gue akan teruskan besok, lusa, dan seterusnya.

Balada Jomblo NgenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang