“Hyu-yung ... apa yang kau lakukan?” tanya Jungkook gemetar saat Taehyung dengan gerakan pelan namun pasti mendorongnya hingga menempel ke dinding terdekat.
Taehyung POV
"Tidak ada" aku melepaskan kungkunganku pada jungkook. Tanpa sepatah kata aku meninggalkan jungkook yang masih terlihat... syok.
Apa yang ku lakukan? Bodoh. Sadarlah Kim taehyung dia itu adik kecilmu. Hati kecilku memperingati.
Aku membasuh wajahku di kamar mandi yang terletak di kamar jungkook.
Dia pasti bingung tadi. Kim taehyung bodoh bodoh bodoh. Hampir saja aku menci- ah syit aku tidak berniat untuk menciumnya kan? Tidak kan? Tolong siapapun disana katakan tidak, kalian tau persis apa yang aku pikirkankan? Aku sama sekali tidak berpikir kesana sumvah. Ah jeongmalyo. Kojimal anieo.
Ku basuh kedua pipiku dan menepuk-nepuknya dengan air sambil mematut diriku di cermin beberapa tetesnya sampai mengenai cermin. Lihat, ada orang munafik berdiri disana. Aku menatapnya tajam.
"Hufhh" menarik napas panjang lalu membuangnya kasar.
Jangan hanya karena dia terlihat menggemaskan dengan poni terikatnya lantas kau hilang kesadaran tae. Dia sudah seperti adikmu, ingatku lagi.
Tapi tadi dia sangat mengge-
Arghhh
Keumanhae
0000
"Kau sudah baikan hyung?" jungkook menyapaku ketika aku baru saja keluar dari kamar mandi. Jungkook berbicara sambil merapikan kasur tempatku tidur tadi malam.
"hah?" ucapku refleks. Bukan karena aku tidak mendengar apa yang dikatakannya tapi karena aku tidak mengerti arah pertanyaannya.
"Kau pasti masih dalam pengaruh alkohol" simpulnya dengan tersenyum kecil. Apa itu? Itu senyum? Terlihat aneh. Apa dia canggung? Pura-purakah? Ah dia pasti salah paham.
"Oh, i-iya iya aku pasti masih mabuk, kepalaku masih terasa sedikit pusing" ku remat sebentar dahiku menggunakan tangan kanan dengan meyakinkan. Tentu saja aku bohong. Aku berharap tadi aku benar-benar mabuk. Ah sial.
Tunggu dulu, sejak kapan aku belajar mengumpat?
"Maaf jika tindakanku mengagetkanmu" yang ini aku jujur mengatakannya.
"Tidak apa-apa hyung, karena kau masih dalam pengaruh alkohol" Jungkook melepaskan tangannya dari kasur yang sudah rapi beralih menatapku. "Mau ku belikan obat pereda sakit kepala?" tawarnya.
"Ah tidak apa-apa, sakit kepalaku sudah berkurang" tolakku.
"Kau ingin kemana?" tanya Jungkook ketika melihatku mengambil jaket kulit dan sepatuku yang terletak di sekitar tempat tidur.
"Pulang" balasku sambil memasang sepatu.
Jungkook hanya diam, aku tau dia sedang memperhatikanku. Terasa sekali tatapannya yang menusuk. Seperti radiasi matahari yang menyengat ketika di tempat terbuka. Apalah.
Aku sudah selesai dengan sepatuku.
"Jangan merindukanku ya adik kecil" ucapku sambil mengusak rambutnya pelan bibirku refleks melengkung kebawah.
Ku lewati tubuh jungkook menghampiri pintu kamarnya tanpa menunggu respon darinya.
Dia terlihat lucu dengan wajah terkejut seperti itu. Hahaha
Benarkah dia sudah tidak punya perasaan terhadapku?
ooo
"Tsk, Siapa juga yang merindukannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilakookie
FanfictionKebersamaan yang begitu lama dapat merubah hati seseorang. Siapa sangka dengan tindakan saling melengkapi mereka malah merubah salah seorang dari mereka mempunyai perasaan yang tidak biasa. "Kalau saja aku aku bisa mengontrol perasaanku, kalau saj...