Chapter 11

7K 531 10
                                    

Perpustakaan, disinilah taehyung bertengger. Di tempat kumpulan lemari-lemari yang berjajar rapi berisi buku berbagi bidang.
Pandangannya masih fokus pada angka-angka di depan matanya. Kebiasaan bodoh yang dilakukannya ketika ada masalah atau pikirannya sedang suntuk yaitu mengerjakan soal matematika. Aneh bukan?

Alis matanya saling bertautan sambil menari-narikan benda kecil di ujung tangannya. Sesekali di bolak-baliknya buku tebal di depannya.

Untuk beberapa saat matanya tertuju pada satu titik di depan matanya masih pada pandangan buku di depannya.

Kejadian 2 jam yang lalu tiba-tiba terputar di otaknya. Seperti movie yang terpampang secara jelas di pusat otaknya.

Taehyung Pov

Gadis itu~

Arghh~

Salahku juga kenapa harus memberinya kesempatan lagi.
Sekali penghianat ya tetap saja penghianat.
Aku masih tidak percaya dengan yang ku lihat.
Apakah itu benar-benar jungkook yang kukenal?

Memang benar aku belum secara resmi meberitahunya kalau aku behubungan kembali pada park minso tapi kan~
Aku benar-benar kehabisan kata.
Tega sekali sekali dia.

Ku pejamkan kuat mataku beberapa detik sambil meremat dahiku.

Percuma.

Percuma soal-soal matematika yang telah kukerjakan. Tidak ampuh untuk mengalihkan pikiranku.

Sial.
Padahal biasanya ampuh.

Aku memutuskan untuk membolos kelas. Setelah kejadian tadi aku berdiam diri di perpustakan.
Mencari-cari solusi pada setiap soal yang ku pecahkan berharap dia juga bisa memberiku jalan keluar di setiap masalahku.

Dan yang ku dapat hanya sakit kepala yang tentu tidak sembuh jika hanya memakan obat.

Terlebih lagi organ dalam di dada kiriku ini. Dari tadi menyusut, apa dia tidak lelah sudah berjam-jam dengan posisi seperti itu?

Sesekali aku meremat dada kiriku kasar berharap dia mau ke bentuknya semula. Tapi sia-sia rasa sakitnya malah bertambah. Mungkin kau pikir aku terlalu berlebihan tapi aku tidak sedang berbohong sekarang. Coba saja kalau kau lihat wajahku sekarang (😳)

Aku memejamkan mataku untuk kesekian kalinya kali ini aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Sepertinya aku terlalu lelah hampir saja aku tertidur untuk beberapa saat ketika aku merasakan ada sepasang mata mengawasiku.

Ternyata benar saja kata orang-orang yang bisa melihat walaupun matanya tertutup.

Keyakinanku bertambah ketika aku merasakan aroma yang sangat ku kenal mulai mendekat, menusuk tajam penciumanku.

"Kalau kau ingin bicara, lupakan saja

ㅡaku sedang tidak ingin diganggu sekarang" kataku. aku sangat tau dia siapa.

Aku tidak peduli lagi walapaun dia sudah duduk tepat disampingku sekarang. Biarkan saja.

"Hyung, kau harus dengar penjelasanku dulu itu tidakㅡ

"Cukup jungkook, kau tahu ini perpustakaan dan aku tidak mau jadi pusat perhatian disini karena buat keributan" kali ini aku bicara pelan mengingat ruangan dimana aku berada sekarang tidak boleh ada suara.

Suaraku ku buat setenang mungkin. Jujur aku masih kesal dengannya tapi aku berusaha mengendalikannya. Ku buka tanganku yang sempat menutupi wajahku tadi mencoba fokus kembali dengan buku-buku didepanku.

Aku tidak peduli jungkook di sampingku. Aku sedang malas melihat wajahnya.

Mungkin jungkook mengerti, nyatanya di tidak bersuara lagi. Aku tahu dia sedang memperhatikanku. Bahkan rasanya mata itu ingin melobangi wajahku. Who cares.

VanilakookieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang