Drtttt drtttt
"Hyung kau dimana?"
"Di perpustakaan"
"Ayo ke kantin. Aku lapar" 😳
"Aku sedang mengerjakan tugas, tidak usah menungguku nanti kau mati kelaparan".
Taehyung sedikit terkekeh mengetik pesan yang barusan dikirimnya. Di letakkannya kembali ponselnya di samping kanan tangannya lalu melanjutkan menulis.
5 menit
10 menit
Tidak ada balasan.
"Hyung"
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak kirinya. Karena kaget pulpen yang di pegangnya terlepas.
"Ya!!! Kau mengagetkanku," dengus taehyung.
Di ambilya kembali polpen yang terjatuh tadi lalu melanjutkan tulisannnya.
"Aigoo, serius sekali," jawab jungkook sambil duduk di samping taehyung.
"Kau sudah makan hyung?"
"Aku sudah dari 1 jam yang lalu bertengger disini tugasku belum selesai juga, bagaimana aku sudah makan?," tanya taehyung sambil terus menulis tanpa melihat jungkook, dia sesekali membolak-balikkan buku paket yang di hadapannya.
"Tugasmu masih banyak?"
Jungkook memperhatikan catatan taehyung."Sebentar lagi selesai, ini sudah nomor terakhir, jangan ganggu aku dulu". Lagi-lagi taehyung tidak melihat jungkook.
"Baiklah," jawab jungkook malas sambil membolak-balikan tumpukan buku dihadapannya.
Fisika
Kimia
Biologi ...
Jungkook mengabsen buku-buku yang dihadapannya.
"Mungkin rambutku sudah berubah warna kalau membaca buku-buku horor ini," kata jungkook asal.
Taehyung yang lagi seriuspun tidak bisa menahan senyumnya mendengar omongan jungkook.
Sementara yang ngomong tidak berekspresi.
Dasar jungkook pabo"Hyung cepatlah, aku sudah lapar."
Jungkook menopang dagunya dengan kedua tangannya bosan.
"iya ini sudah selesai" taehyung menutup buku-buku yang di hadapannya.
"assaaa, kajja hyung" kata jungkook sambil membawa sebuah kantong plastik.
"Apa itu?" taehyung melirik kantong plastik yang di tenteng jungkook sambil berjalan keluar perpustakaan.
"Makanan," jawab jungkook sekenanya tanpa melihat taehyung.
"Kau menungguku? Taehyung menghentikan langkahnya, jungkook juga ikut-ikutan berhenti sambil menatap taehyung.
"Ya jangan banyak tanya, aku sudah lapar" jungkook meneruskan langkahnya.
Ahh cute batin taehyung sambil mempercepat langkahnya mengejar jungkook.
Sekarang mereka sudah berada di taman belakang sekolah. Itu adalah tempat favorite mereka berdua sejak jungkook masuk di sekolah itu 2 bulan yang lalu.
"Kau tidak ada tugas?," tanya tehyung sambil mengaduk-ngaduk jajjangmyon miliknya.
"Banyak" jungkook menjawab asal.
"sudah kau kerjakan? Taehyung memasukkan makanan ke mulutnya.
"Belum"
Pletak
Dua sumpit mendarat dengan mulus di kepala jungkook.
"Aaaarghh, Appo" jungkook meringis kesakitan sambil mengelus kepalanya.
"Yaaaa !!!! kenapa tidak kau kerjakan? Teriak taehyung dengan mulutnya yang penuh.
"kemaren kau bilang sibuk main basket sekarang apalagi alasanmu?," cerocos taehyung.
"Hyung, kau ini cerewet sekali" jungkook dengan cepat melahap jajjangmyonnya.
Dia malas mendengar ocehan taehyung. Bahkan dia lebih cerewet dari eommanya. Eomma jungkook sangat memperhatikannya. Menyuruh ini dan itu. Makanya Jungkook lebih memilih tinggal di apartemen sendiri daripada tinggal bersama orang tuanya.
Orangtua jungkook memang terbilang berada, tapi jungkook memilih tinggal di apartemen sendiri ketimbang bersama orangtuanya. Dia bosan mendengarkan sirine kebakaran setiap pagi *dibaca teriakan eommanya jungkook.
Berbeda dengan kim taehyung. Dia memang idola cewek-cewek jaman sekarang. Sudah pintar, tampan pula. Beda dengan pintarnya anak jaman 80-an, pintar identik dengan culun.
Taehyung mematahkan teori jadul itu. Tidak jarang cewek-cewek alay nyamperin dia. Walaupun dia agak risih juga.
"Yaaaa!!! sebentar lagi UTS. Awas saja kalau nilaimu sampai jelek. Ku hanyutkan di sungai Han kau" ancam taehyung sambil menunjuk jungkook dengan sumpitnya.
"Mulai besok kau harus mencicil tugas-tugasmu itu. Aku akan mengawasimu" tambah taehyung dengan tatapan mematikannya.
To be continue ..
Annyeong haseyo!! 🙇🙇
Otte ? masih jelek ya? Konfliknya sengaja belum di munculin. Biarkan mereka bahagia dulu. *PLAK
Jangan lupa voment ya, biar semangat nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilakookie
FanfictionKebersamaan yang begitu lama dapat merubah hati seseorang. Siapa sangka dengan tindakan saling melengkapi mereka malah merubah salah seorang dari mereka mempunyai perasaan yang tidak biasa. "Kalau saja aku aku bisa mengontrol perasaanku, kalau saj...