Tidak Ada Salahnya, kan?

878 487 658
                                    

Bagian Lima.

"Sumpah pak, saya nggak ngelakuin itu. Saya aja nggak tahu kenapa tiba-tiba saya dilabrak dia."

"Lo ngedorong gue ya!"

"Tapi lo cakar gue!"

"Lo ngerebut pacar gue!"

"Heh cabe! Jangan asal ngomong lo ya."

"Lo ngatain gue cabe!"

"Ah sudah-sudah diam kalian! Bapak pusing dengarnya." lerai pak Tamri.

"Saya kan ngebela diri saya pak. Sudah saya bilang saya nggak tahu apa-apa."

Sheira membela dirinya frustasi. Sumpah dia tidak tahu apa-apa. Dia baru saja selesai upacara lalu ke toilet. Waktu keluar dari toilet sudah di hadapkan dengan 5 krucil sialan itu.

"Kalau kamu nggak tahu apa-apa kenapa kamu ngelawan Dela?" tanya pak Tamri.

"Pak saya kelas 12. Dia kelas 10. Terus saya diam aja gitu? Ya malu pak. Ditambah lagi saya dituduh."

"Bohong pak. Dia ngerebut pacar saya." timpal Dela menggebu.

"Udah dibilang gue nggak tahu bentukan pacar lo kayak gimana. Ngeyel banget sih lo." balas Sheira jengkel.

Sheira beralih menoleh pak Tamri dengan tatapan memohon. "Pak sumpah pak saya dituduh. Malu banget saya pak dipanggil ke sini apalagi cuma gara-gara cowok."

Pak Tamri menghembuskan napasnya. Geleng-geleng sendiri melihat kelakuan anak muda jaman sekarang. "Coba sekarang kamu diam dulu Sheira. Dan kamu Dela, kenapa kamu pagi-pagi sudah bikin keributan?"

"Dia yang cari masalah sama saya pak." ujar Dela nyolot ditambah menunjuk Sheira dengan tangannya. Membuat Sheira semakin marah.

"Heh! kan ud--"

"Diam dulu Sheira." potong pak Tamri. "Dela, lanjutkan."

"Jadi beberapa hari yang lalu saya lagi jalan sama pacar saya. Tiba-tiba dia datang katanya mau ngobrol sama pacar saya. Waktu pacar saya balik lagi jadi cuek pak. Sampai seminggu ini juga masih cuek. Bahkan tadi malam saya diputusin, pak. Itu apa namanya kalau bukan gara-gara dia?"

Mau tak mau Sheira melongo mendengar penjelasan gadis yang bernama Dela ini. Dia merebut pacar gadis ini katanya?

Tolong-tolong gadis di depannya ini belajar akting apa bagaimana?

Atau dia sinting?

Sheira memanggut-manggutkan kepalanya. "Ooo.. jadi lo ceweknya? Dan yang lo maksud pacar lo yang gue rebut itu Reza?" ucapnya dengan nada mengejek. Mengutip sekaligus mempertegas kata pacar dengan tangannya.

"Tuh kan pak dia ngaku kalau ketemu pacar saya." ujar Dela kesal.

"Bukannya Reza itu pacar kamu ya, Sheira?"

Itu suara pak Tamri. Seketika mata Sheira berseri-seri. Dia tidak perlu menghabiskan tenaganya untuk menjelaskan apa-apa. Sudah Sheira bilang kan. Hubungan mereka terkenal di sekolah ini. Sampai guru saja mengetahui.

"Dengar telinganya adik manis?" seru Sheira dilembut-lembutkan. "Jadi masih nganggep gue ngerebut pacar lo? Lo ngigo?"

"Gue tahu kak Reza pacar lo. Tapi kak Reza juga pacar gue. Pasti lo kan yang nyuruh kak Reza putusin gue dan milih lo!" teriak Dela.

Sheira melongo lagi. Dia tidak salah dengar kan?

Tolong Sheira sudah tidak kuat untuk menahan tawa. Boleh melambaikan tangan ke kamera?

I Get to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang