Dua lelaki yang seumuran itu terlihat menggenggam gelas minuman mereka dengan begitu erat. Kedua bibir pria berada di sedotan minuman, namun tak ada satu pun dari mereka yang menghisap minuman mereka karena mata keduanya sekarang tengah fokus menatap dua orang yang tampak sangat akrab depan mereka.
Kedua pria itu adalah Jarvis dan Denis. Mata mereka menyorot tajam penuh curiga kepada Kiara dan Jackson yang tengah duduk di salah satu meja yang agak jauh dari tempat Jarvis dan Denis di kafetaria perusahaan. Mereka berdua mengintai seolah Kiara adalah kekasih mereka yang mereka awasi untuk tidak berselingkuh.
Sejak tadi, tampang Jarvis seolah ingin menerkam dan membunuh siapa saja. Ia benci perasaan ini. Perasaan seperti amarah yang tertahan dan tidak bisa ia luapkan karena suatu alasan.
"Kylie? Kylie!!"
Saat itu pula mata Jarvis membulat lebar saat pria itu mengambil langkah lebar ke arah Kiara, sebelum kemudian memeluknya dengan erat. Bahkan ia melihat dengan jelas Jackson sempat mencium pipi Kiara sebelum memeluknya.
Jarvis hendak menarik pria bule itu menjauh dari sekertarisnya dan bahkan memberikannya sebuah pukulan, sebelum ia melihat dengan jelas Kiara malah tersenyum bahkan tertawa bahagia kepada pria tersebut.Kiara bahkan tampak tak berpikir dua kali untuk membalas pelukannya.
Dan melihat itu membuat Jarvis malah terasa mengeluarkan asap dari ubun-ubunnya. Ia bahkan menatap Kiara tajam, berharap perempuan itu menyadarinya dan segera melepaskan pelukan pria asing tersebut. Namun sayangnya tatapannya tak diindahkan oleh Kiara yang masih terfokus bahagia pada pria itu.
"Ini Jackson, dia teman SMA sekaligus sahabatku di New York. Panggil saja dia Jackie." Kata Kiara memperkenalkan Jackson pada Jarvis yang menatap tajam seolah menyuruh pria itu enyah secara tak langsung. "Dan Jackie, ini Jarvis Brahms. Dia adalah bosku sekaligus pemilik perusahaan."
Mendengar itu, Jarvis langsung mengangkat dagunya dengan angkuh saat tangan Jackson terulur dengan ramah. Ia berdehem kecil sebelum ia merapihkan jasnya dan membalas uluran tangan Jackson yang terus tersenyum. "Jarvis."
Jackson tersenyum sumringah sebelum berbalik pada Kiara. "Jadi ini orang yang menyela... AKHH!" teriak Jackson saat ujung heel sepatu Kiara langsung menginjak kaki dengan sengaja, membuat Jackson sadar bahwa ia hampir membeberkan rahasia Kiara.
Jarvis mengernyit dalam. Kenapa mereka? Pikirnya.
Kiara hanya mendelik pada Jackson yang menyengir kecil sebelum memberikan sebuah kantung plastik pada Jarvis. "Ini, makan siangnya, pak."
Jarvis kembali mengerutkan dahinya. "Kenapa cepat sekali?"
"Ah, tadi aku bertemu temanku dan dia memberikan tumpangan." Kiara memang tadi bertemu Jesy di restoran burger yang sama. Kiara sendiri terkejut saat mereka teleponan, suara tawa Jesy terdengar berada dekat dengannya. Siapa sangka perempuan itu sedang memasuki restoran yang sama.
Jarvis hanya mendelik sebentar sebelum merebut kantung itu dengan kasar dari tangan Kiara, membuat Kiara hanya menatap bingung. "Sudahlah, ayo kembali ke ruangan." Perintahnya.
"Ah, maaf tuan Brahms. Saya mau meminjam Kylie sebentar. Tak apa,kan?"
"Kylie?" Jarvis semakin memandang tajam. Apa itu semacam panggilan sayang? Pekik batinnya mempertanyakan.
"Dia memanggilku Kylie karena nama Kiara sangat susah bagi lidah baratnya. Walau sekarang dia mengusai banyak bahasa termasuk Indonesia, dia tetap memutuskan memanggilku Kylie karena terbiasa." Jelas Kiara yang melihat raut kebingungan Jarvis.

KAMU SEDANG MEMBACA
From The Guilty
RomanceSinopsis : Kiara Phoebe seorang gadis ceria yang memiliki mimpi dan bakat di bidang seni musik. Ia adalah gadis cantik yang murah senyum dan ramah pada semua orang, namun di balik senyuman ceria yang selalu ia tunjukkan ke semua orang, ia menyimpan...