From The Guilty Part 14

69.8K 6.3K 164
                                    

Lucy baru saja mandi saat jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Rambut panjangnya yang masih cukup basah ia biarkan tergerai. Sedangkan tubuhnya yang juga basah ia lapisi dengan jubah mandinya.

Ia kemudian berjalan ke meja riasnya setelah ia meraih handuk kecilnya. Di depan cermin, ia menatap dirinya sendiri sembari mengusap dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang ia pegang.

Ingatan kembali melayang akan apa yang terjadi siang tadi. Ia melihat Jarvis dan Kiara berciuman. Jarvis berciuman dengan sekertarisnya sendiri. Dan Lucy melihat semuanya dengan kepala matanya langsung. Membuat ia mau tak mau memutar balik langkahnya.

Tanpa sadar, jemari Lucy mencengkram handuk kecil yang berada di tangannya. Jujur, ia cukup kecewa dan marah bahwa Jarvis tampak telah menempatkan hatinya pada perempuan baru. Namun yang membuatnya sangat marah dan tidak menerima gadis itu karena ia tahu betul siapa perempuan itu.

Ya, Lucy sudah mengigat semuanya. Lucy sudah mengingat siapa Kiara. Selain karena ia mengenali Kiara sebagai pianis restorannya, ia juga mengenali Kiara yang ia anggap mirip seseorang saat pertama kali berkenalan di restoran saat itu.

"Selamat datang, bu Lucy. Saya bagian musik di panggung, lebih tepatnya saya pianis restoran," sambut Kiara dengan senyum lebarnya, begitu ia mendapat giliran untuk berjabat tangan dengan dengan atasan barunya.

Lucy mengernyit melihat Kiara. Ia hendak berjalan kembali, namun ia menyadari sesuatu yang membuatnya berhenti di tempatnya, tepat di hadapan Kiara.

"Kau," gumam Lucy semakin mengernyit lebih dalam, berusaha mencari sesuatu yang terasa sulit ia dapatkan, "Wajahmu mengingatkanku pada seseorang."

Sekarang Lucy sudah sangat ingat bahwa siapa yang dimiripi oleh sang pianis restorannya. Kiara, perempuan itu sangat mirip dengan gadis yang ia temui tujuh tahun yang lalu.

Tujuh tahun lalu di New York...

Dengan langkah tergesa, Lucy terus berlari di dalam koridor rumah sakit. Ia sendiri berusaha menemukan nomor ruang inap tempat di mana Jarvis—kekasihnya—berada.

Ia cemas karena pria itu baru mengabarinya bahwa pria itu mengalami kecelakaan kecil yang membuatnya harus masuk dan dirawat di rumah sakit. Lucy juga sedikit menggeram kesal setelah tahu bahwa Jarvis terluka karena menolong seorang gadis.

Pria itu! Kenapa dia selalu saja baik pada semua orang?! batin Lucy kesal saat itu.

Lama mencari ruangan inap tersebut, akhirnya Lucy kemudian menemukan salah satu ruang inap yang di mana papan nama 'Jarvis Brahms' tertempel di dinding dekat pintu ruang inap itu.

Tanpa banyak diam lagi, Lucy segera membuka pintu itu tanpa mengetuk dan berjalan cepat ke dalam sana. Namun sialnya, saat ia baru saja masuk, tiba-tiba saja tubuhnya langsung ditabrak oleh seseorang yang hendak berlari keluar dari ruangan itu.

"Maafkan aku."

Kening Lucy hanya berkerut sebentar melihat seorang gadis menunduk dengan cepat sebelum berlari pergi begitu saja.

Lucy hanya terdiam menatap pintu yang baru saja dilewati oleh gadis itu. Ia menatap heran dan bingung sebentar karena melihat gadis yang tak dikenal baru saja keluar dari ruang inap Jarvis. Lucy hendak mengejarkan dan menanyakan rasa penasarannya, namun ia mulai ingat akan Jarvis sehingga ia lebih memilih memasuki ruang inap itu.

***

"Jarvis," panggil Lucy dengan tangan yang memegang mangkuk dan sendok. Ia sekarang tengah menyuap Jarvis.

From The GuiltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang