1.6

189K 6.6K 39
                                    

Suara ketukan di pintu kamarku dan Zaky membuat aku terbangun. Entah kenapa hari ini aku bangun ke siangan. Aku melirik sekilas ke arah jam weker di atas nakas, jam menunjukan pukul 5.30 tepat.

Aku menghela nafas sebelum memindahkan tangan Zaky yang memeluk bahuku erat dan segera menuju ke kamar mandi dilanjutkan dengan sholat subuh.

Di dapur aku malah di kagetkan dengan kedatangan 3 orang asing yang sedang sibuk memasak dan mencuci pakaian, ada apa ini?

"Zaky...!" aku memanggil Zaky yang entah sejak kapan berada di belakangku.

"Hmm?" dia hanya bergumam tidak jelas dan langsung duduk di salah satu kursi di meja makan.

"Gue sudah pernah bilang, jangan memanggil orang buat bantu gue kan." aku mendengus kasar sambil berkacak pinggang ke arahnya.

"Gue gak memanggil mereka tapi mereka yang mau sendiri!" katanya acuh dan memakan roti selai di atas piring.

"Jangan pura-pura bodoh Zaky, akhir-akhir ini lo emang jengkel in banget!" aku kembali ke kamar dengan cepat, lalu memakai jilbab sekolahku dan segera keluar.

"Hei! sarapan dulu Sya...!" aku menghiraukan suara teriakan Zaky dan mempercepat langkahku ke sekolah. Hari ini ingatkan aku marah pada Zaky ok...





.






Seperti biasa, Sya dan kedua sahabatnya sedang berjalan di koridor kelas yang lumayan ramai, ya memang karna sekarang waktunya istirahat.

"Eh...kalian tau gak, Zaky! Bikin fansnya meleleh lagi!" ucap Lail dengan alaynya.

"Apa 'meleleh' ?" aku menatap Lail bingung kosa kata yang di gunakan oleh Lail terkesan tidak jelas.

"Sya gue bilangin ya, gue selaku fansnya, liat dia lambai in tangannya ke arah kita waktu latihan basket itu udah keajaiban!" lagi-lagi Lail berbicara dengan heboh membuat beberapa anak melihat ke arahku heran.
Jila hanya menggeleng dan memutar matanya, bosan.

"Emang apa sih yang lo liat dari Zaky!  Gak punya jiwa idola banget!" kata Jila tak mau kalah.

"Jilll... Lo kan udah ngakuin kalo Zaky keren waktu itu!"

"Ya elah...itukan karna gue ikut-ikutan elo!" aku terkikik geli melihat perdebatan mereka berdua, sampai perkataan Lail membuatku tersentak.

"Eits... Sya akhir-akhir ini kok gue ngerasa Zaky sering deket-deket sama lo ya?" aku mendengus perlahan.

"Hem...masak sih, orang biasa aja! Emang gue kapan cobak deket-deket sama dia!"

"Yah...pura-pura amnesia lo..., kemarin kan tas lo di ambil paksa kan sama Zaky!
Terus tadi jilbab lo di tarik-tarik kan! 
Lo korban bully dia selanjutnya ya?!" aku menatap lail bingung.

"Tau dah Lil! Gue juga gak tau!" kataku ahirnya saat kita akan memasuki kantin.

Huh...gini nih, penyakit jail bin bikin onar zaky kambuh lagi, bahkan bukan orang lain aja yang kena tapi juga aku. Dan tentu saja itu membuatku kesal.
Tapi bukan itu yang aku permasalahkan sebenarnya, tapi kedekatanku dengannya akhir-akhir ini di sekolah membuatku benar-benar khawatir.

Bayangin aja kalo sahabat kita sendiri yang ngeroyok kalian karna idolanya udah jadi istri orang, kan ngeri banget.

"Sya kok bengong mulu sih, mau pesan apa?" tanya Jila membuyarkan lamunanku.

"Samain aja deh!" ucapku yang balas diangguki oleh Jila.
Aku kembali menyibukkan diri dengan melihat-lihat sekitarku, sampai mengabaikan firasat bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikanku.

Nikah Muda Banget*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang