Aku menaruh kepalaku di atas meja, sumpah... Kenapa hari ini sungguh melelahkan.
Aku menghela nafas dan menutupi wajahku dengan kerudung sekolahku, tidur bentar sepertinya cocok. Dengan suasana siang yang tidak terlalu panas, membuat angin yang berhembus dari jendela menjadi pengantar tidur yang pas.
Aku segera memejamkan mataku sebelum banyak orang yang masuk ke kelas karna jam istirahat berakhir.
Srukk..
Aku dengan tiba-tiba merasakan sebuah tangan berada di kepalaku, dengan cepat aku menyingkirkan kerudungku dari mukaku dan melihat pemilik tangan itu.
"Kok gak istirahat?!" aku memandang wajah zaky yang tepat beradapan dengan wajahku di meja.
Aku menggeleng pelan.
"Kenapa?"
"Gak laper! Udah zak lepasin dulu tangan lo! Nanti ada yang liat!" aku melirik ke arah atas, dimana tangannya berganti mengelus kepalaku.
"Emang ada yang liat? Kelas lo sepi banget gini!" aku hanya mendengus kesal. Sudah terlalu capek hanya untuk berdebat dengan zaky.
"Lo capek ya?" aku hanya menggeleng.
"Ya udah sekarang makan yuk! Kantin?!"
"Gak deh... Lo duluan aja!" dia mengelus kepalaku lagi.
"Oke... Nanti jangan pulang sore-sore!" aku melambaikan tangan padanya dan melanjutkan waktu tidurku yang sempat tertunda.Aku berlari dengan kekuatan penuh ke arah tangga di ujung lorong, sumpah nih guru matematika bikin aku naik darah aja. Bayangin baru bangun tidur udah di suruh ngambil buku tugas, dan itu ada di lantai 2 yang berarti harus bolak balik naik tangga. Sial.
Aku dengan nafas yang masih ngos-ngosan menuruni tangga dengan cepat, sampai akhirnya....
Brukk...
Aku hampir saja berguling-guling di lantai sebelum sebuah tangan melingkar Indah di pingangku, menyangga tubuhku dengan kuat.
"Agh...!" aku menjerit kencang, dan segera melepaskan tubuhku yang berdekatan dengannya. Untung saja kelas-kelas terlihat tidak terganggu karna kerasnya suaraku.
Sadar sya! Sadar.... Lo udah punya suami.
"Lo gak papa kan?! Sya!" cowok asing itu melihatku dalam, membuatku mengangkat satu alisku bingung.
"Tau darimana nama gue sya?"
"Lo populer kali!" aku hanya ber oh ria dan mengambil buku ku yang terjatuh di lantai.
"Oke thanks udah nolongin! Gue Balik dulu!" aku mengangguk dan tersenyum kepadanya. Plise deh suasana ini awkward banget.
"Hm...salam buat zaky! Dari Kevin"
Aku mengangguk lagi dan segera berlalu,fiuh... Hampir aja aku celaka, dasar sya ceroboh.Aku dengan gelisah menatap ke layar gedjedku sambil mondar-mandir gak jelas di ruang makan. Ini sudah jam 5 sore dan zaky belum pulang, biasanya paling lambat dia pulang jam 4 an.
Aku mendengus saat telfonnya tidak diangkat.
Aku mengusap kasar mukaku yang kebas, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Sya... Positif thinking! mungkin dia lagi kena macet oke!.Tapi mau bilang apa sama mertua kalau anaknya belum pulang!!!
Sebenarnya malam ini para orang tua akan datang mengunjungi mereka untuk makan malam bersama meskipun bilangnya dadakan.
Aku menarik nafas dalam-dalam, baiklah jika dalam 1 jam ke depan zaky belum pulang, aku akan mencarinya. Sekarang yang ada di pikiranku adalah mengganti kaus biru dongker zaky yang kebesaran ku kenakan dengan kaus lengan panjang kesayanganku, sebelum suara pintu berdencit dan menampakan zaky yang masih lengkap menggunakan baju basketnya.
Aku menatapnya legah, sampai aku merasakan ada yang aneh dengannya, tatapannya datar. Dia juga tidak mengatakan "aku pulang" seperti biasanya. Dia mendekatiku dan melirik kearah meja makan sekilas yang kebetulan bersebelahan denganku."Kok gak masak?" katanya datar. Aku menganga lebar, ini beneran zaky?.
"Lo kenapa zak?" aku berkata lirih, berdiri tegak di depannya yang memandangku malas. Ada yang gak beres dengan zaky. Saat itu juga aku mencium bau rokok dari tubuh zaky. Dia masih memandangku datar, matanya yang hitam seolah menelanjangiku seketika.
Hening...
"Lo gak merasa bersalah gitu?" ucap zaky ahkirnya, membuatku menatapnya bingung.
"Bersalah?!" aku memandangnya heran, bersalah karna apa? Perasaan aku gak bikin salah. Belum sempat aku menyanyakannya lagi, zaky sudah mencium bibirku.
Bukan ciuman lembut yang pertama kali kita lakukan tapi ciuman menuntut dan kasar. Belum lagi saat zaky mendorongku ke arah meja makan dan menaikkan ku disana dengan kasar, membuat pinggang dan pantatku sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda Banget*
Teen FictionPerjodohan dan pernikahan antara zaky dan sya saat baru memasuki SMA, membuat ke-2nya harus belajar menjalin hubungan yang serius di rumah dan berpura-pura di sekolah. Tentang Cinta, pengorbanan, dan kebencian bercampur menjadi satu... SYA & ZAKY...