1.8

173K 6.4K 28
                                    

"Pagi sya...!" aku menoleh secara reflek ke arah Zaky yang berjalan ke arahku, tak lupa dengan seragam abu-abu putih yang sudah lengkap.

"Pagi juga! Udah sholat subuhkan?"
Aku bertanya tanpa melihat kearahnya.

"udah! Eh btw gue mau berangkat pagi Sya, ada rapat dadakan sama inti club basket!" aku mematikan kompor dan menatapnya sebentar.

"Ya cepet berangkat dong! Nanti telat rapatnya!" aku tersenyum ke arah Zaky.

"Lo gak papa berangkat sendiri? Nanti gue janji deh kita pulang bareng! Satu lagi jauhin tuh kakak-kakak kelas, gue gak mau lo dibully lagi selain sama gue!" aku mengangguk dan membiarkan Zaky mencium jidatku lembut.

"Iya... Lo makin cerewet deh Zak! Masih nyebelin juga!" dia terkikik geli, membuatku makin kesal.

"Ya udah gue berangkat!  Hati-hati kalo jalan Sya!!!

Assalamualaikum...!" Zaky keluar dari rumah dengan sedikit tergesa-gesa.

"Waalaikumsalam!"

huh... Terus ini bekal dia gimana?. Bantinku sambil melihat kotak makan di meja dapur.




.





"Sya lo kudu jauhin fans-fans Zaky yang kebangeten itu! Luka lo kan baru sembuh!"
seperti biasa hari ini aku dan Lail sedang berjalan ke arah perpustakaan, yang beberapa Bulan ini menjadi rutinitas ku dan Lail saat Jila menghadiri rapat osis.

Dan lagi-lagi membahas tentang soal itu.

"Lo kan juga fansnya Lil!" kataku sambil tersenyum masam.

"Sya gue bukan fans yang kayak gitu, lagian lo kan cuma di bully sama Zaky! Kenapa mereka berlebihan banget, pengen di bully juga!" aku tersenyum lebar, dasar Lail. Jaim nya kalo masalah khawatirin orang.

"Gak akan lagi Lail lo tenang aja! Gini-gini gue juga bisa lawan mereka!" kita melanjutkan perjalanan dengan hening. 

Tiba-tiba di belokan pojok lorong di depan, aku dan Lail mengeryit saat segerombolan kakak kelas berhenti di depan kita.

"Heh! Elo cewek bullyan nya Zaky!" aku mengernyit saat salah satu dari mereka berkata dengan berteriak.

"Bisa gak kalo ngomong biasa aja!" Lail dengan angkuhnya maju beberapa langkah di depanku.

"Lo juga! Lo kan fansnya Zaky!  Kenapa malah dukung cewek ini! Seharusnya lo ikut kita!"
Aku menatap mereka heran, cuma gara-gara Zaky, semua cewek di sekolah ini hadang gue!
Kenapa gue ditakdirin jadi istrinya Zaky!

Aku menghembus kan nafas kasar.
"Kenapa kalian cari gue!" aku bersuara dengan dingin, gue capek sumpah. Ini ke 3 kalinya.

"Hello... lo masih tanya kenapa! Lo gak sadar udah deketin dia kelawat batas dan lagi lo gak kapok deketin dia!" beberapa gumaman gak jelas mengikuti setelah kakak kelas di depanku ini bicara, yang sepertinya provokator dari ini semua.

"Pikiran kalian dangkal banget ya! Udah jelas-jelas Zaky cuma bikin gue mainan dan kalian dengan gak etisnya ngelabrak gue! Gak anak SMA banget!"

Hening beberapa detik setelah aku mengatakannya.

"Apa salahnya kalo gue pingin jadi temennya! Apa jangan-jangan kalian iri?!!" aku tersenyum puas saat melihat mereka semua bungkam terutama pada kakak kelas yang di depanku ini.

Oh guys kalian harus liat muka marah dia.

"Looo!" dia menggeram marah.

"Apa?  Masih kurang lo di permaluin! Lanjutin aja Sya!"
Lail mengeluarkan suaranya.

Nikah Muda Banget*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang