Aku menatap ke arah lapangan sekolah dengan lesu dan tidak sengaja melihat istri, maksudku Sya sedang melakukan pemanasan ditengah lapangan.
"Lo jadian sama Sya?!" aku menoleh ke arah Leo. Dia suda duduk di sebelahku dengan pandangan keponya kearahku.
"Menurut lo?" ucapku singkat. Aku mulai tau arah pembicaraan ini, dan itu membuatku malas.
"Nggak duga aja, tipe lo kaya dia! Lucu juga!" aku menatapnya bingung.
"Hm... Entah. Gue cuman pengen deket-deket sama dia!" balasku asal.
"Dia cewek yang paling biasa yang pernah gue temui!" kata Leo membuatku menatapnya lebih lekat.
"Kalo dia bener punya lo, jaga dia ya... Banyak yang sayang sama dia soalnya!" kata-kata Leo lagi-lagi membuatku bingung.
"Tunggu! Lo... Suka sama Sya?!" balasku cepat sambil meraih bahunya, menghadapkannya. sepenuhnya ke arahku.
Dia terdiam lama dan lebih memilih menepuk bahuku dan berlalu.
Aku sudah tau Sya memang spesial dari awal. Mata miliknya tidak bisa berbohong kalo dia emang beda.Tapi tunggu, apa maksud banyak yang sayang sama dia?
Aku menghela nafas dan berdiri, berniat meninggalkan tempat duduku, tapi panggilan seseorang yang tiba-tiba membuatku menghentikan kedua kakiku.
"Lo gak masuk kelas lagi?!" aku tersenyum kearah Sya yang sudah berdiri tegak di depanku yang kubalas hanya mengangkat bahuku acuh.
"Ya udah." balasnya sambil berbalik pergi.
"Sya..., lo lagi kangen sama gue?" aku menarik tangannya. Dia menggeleng.
"Lo kan sering gak masuk kelas, dan sekarang waktunya olahraga gak mau ikutan?" aku mendekat ke arahnya.
"Emang hadiahnya apa?" dia menatapku heran.
"Ya gak ada hadiahlah! Kalo gak mau ikut ya udah." tuhkan dia mulai ngegas.
"Ya kan lo yang suruh, jadi gue butuh imbalanya." dia menatapku sinis.
"Serah lo, dan gue gak mau kalo lo gak masuk, bukan urusan gue juga!" aku hanya terkikik geli melihatnya menjauh dari hadapanku sambil mengomel tentunya.
Melihat punggungnya yang tertutup jilbab putih yang menjauh adalah kelegaan tersendiri untukku, dan aku tidak tau alasannya.
Baiklah lupakan yang tadi dan aku harus berkumpul di basecamp tepat waktu..
Aku menatap arah dapur dan meja makan bergantian. Biasanya kalau aku berdiri disini saat pulang sekolah, akan selalu ada seseorang dan bau masakan yang enak saat aku berdiri disini, anehnya sekarang tidak ada.
"Dia gak bilang kalo pulang telat!" aku bergumam tidak jelas dan menatap pintu utama yang kebetulan searah dengan dapur dan meja makan.
Aku lalu mengangkat bahu, tidak peduli. Dan segera mandi sebelum dia pulang dan langsung mengomel karna aku belum mandi.
Pukul 18.30 tepat, dan Sya belum juga pulang. Fine, aku khawatir. Aku dengan segera mengambil kontak motorku dan berjalan ke arah pintu, sebelum suara lirih membuatku berhenti tiba-tiba.
"Assalamualaikum!" ucapnya lirih sambil menutup pintu. Aku membuang nafas lega.
"Lo kemana aja? Gak ada kabar dan pulang malem!" dia menatapku dan tersenyum tipis.
"Gue beli makanan, gue males masak malam ini!" aku membiarkan dia melewatiku dan menaruh sebuah kantung plastik hitam di atas meja makan.
Pertama dalam satu setengah Bulan kita menikah, dia baru saja mengalihkan topik pembicaraan. Aku menarik tangannya yang akan berjalan ke arah kamar.
"Ada apa?" aku melihatnya intens dan mendekat ke arahnya, tapi sesaat aku merasakan ada yang aneh dengan tangannya.
"Ini juga kenapa? Siapa yang bully lo?!" aku sudah tidak bisa mengontrol suaraku supaya tidak berubah sinis dan dingin, tapi untuk kali ini tidak.
Tangannya terluka, masih terlihat bekas darah disana.Dia menggeleng tegas dan menatapku. Aku tau ini ada hubungannya dengan cewek-cewek gila itu.
"Ok yang penting lo udah pulang. Biar gue yang obatin, terus kita makan bareng!" aku mengalah, membiarkan ini menjadi urusannya.
Aku memeluk bahunya erat dan menuntunnya duduk di sofa ruang tamu."Lo sadar kan punya suami kayak gue?! Dan itu bakalan mudah buat tau apa yang terjadi sama lo!" aku membuka kotak P3K di atas meja dan mulai mencari bahan untuk mengobati tangannya.
"Gak ada apa-apa Zaky!" dia menatapku datar.
"Terserah lo! Sekarang deket-deket ke gue!" aku menariknya lebih dekat, jilbab putihnya sudah terlepas dari kepalanya. Membuat rambut sebahunya yang di kuncir cebol itu terlihat sempurna. Dan aku mengobati lukanya dengan hati-hati.
"Gue sayang sama lo!" ucapku di tengah keheningan kita, setelah mengobatinya dia hanya melihat ke arahku dengan tatapan yang mengerikan dan itu membuatku agak aneh.
"Gue juga!" dia tersenyum, aku hanya mendengus dan menidurkan kepalaku ke pahanya yang sudah memanggilku sedari tadi.
"Elus-elus kepala gue bentar ya!" dia mengangguk dan mulai mengelus rambut bagian depanku.
"Besok pulang bareng gue!" ucapku sambil memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan tangannya dikepalaku.
"Loh... Bukanya lo latihan dulu!"
"Gak! Pokoknya lo besok gue anter pulang!" dia hanya mendengus kesal dan mengangguk.
"Gue mandi dulu ya Zak" ucapnya sambil berdiri, merapikan barang-barangnya dan bergerak kearah kamar.
"Gak bareng aja sama gue?!" ucapku berteriak saat dia memasuki kamar kami.
"Gak Zaky hentai !!!" aku tertawa dan kembali tiduran di sofa. Pikiranku melayang saat aku mendengar suara bising di toilet cewek saat jam terahir di sekolah.
"Bini gue jadi bahan bullyan?! Sepertinya gue mau buat kejutan buat mereka!" kataku bergumam tidak jelas.
Keep calm and enjoy...!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda Banget*
Teen FictionPerjodohan dan pernikahan antara zaky dan sya saat baru memasuki SMA, membuat ke-2nya harus belajar menjalin hubungan yang serius di rumah dan berpura-pura di sekolah. Tentang Cinta, pengorbanan, dan kebencian bercampur menjadi satu... SYA & ZAKY...