1.5

199K 7.1K 99
                                    

Clik...

Aku menutup lagi pintu rumah ku dengan pelan saat aku baru saja datang dari sekolah.

Aku menatap keseluruhan rumah dengan seksama beberapa saat, sekarang sudah lewat satu minggu lebih aku tinggal di sini, sudah mulai terbiasa dengan keadaan dan hidup dengan Zaky.

Setelah merasa bosan aku beralih dengan membawa semua belanjaanku yang kubeli saat pulang sekolah ke arah dapur.

Seperti biasa saat pulang sekolah aku akan memasak makan malam untuk kita, sambil menunggu zaky pulang dari sekolah.

Selama 1 minggu ini juga aku lebih tau tentang kebiasaan zaky yang suka di elus kepalanya dan suka masakan ku.

Aneh memang seorang yang kerjaannya bikin guru-guru teriak saat sekolah justru memintaku mengelus rambut hitamnya dengan lembut, entah saat akan tidur atau sekedar bersantai.

Aku mulai menata bahan-bahan makanan di dapur sampai suara pintu yang berdencit membuatku mengalihkan pandanganku ke arahnya.

Aku melihat Zaky yang masih menggunakan baju basketnya memasuki rumah dengan cengiran khasnya.

"Gue pulang!" katanya sambil menghampiriku.
Aku menatapnya heran.

"Assalamualaikum dulu zak!" aku kembali melakukan aktifitasku yang sempat tertunda karna melihatnya.

"Tumben pulang cepet?" aku bertanya saat dia mengalungkan tangan kanannya ke bahuku.

"Gak tau! kata pelatihnya suruh pulang tuh, yaudah gue pulang!"
Aku menatapnya dengan tatapan datar.

"Lo bau zaky! Mandi terus lanjutin makan!" ucapku tanpa melihatnya.

"Yah... Padahal kan gue mau manja-manja sama lo sore ini!" aku terkikik geli melihat dia yang cemberut itu, sangat lucu menurutku.

"Setiap hari lo juga manja! Udah sana mandi dulu!" kataku sambil mendorongnya pelan.

"Padahal dia juga belum mandi tapi kenapa selalu gue yang di suruh-suruh buat mandi!"
Dia bergumam tidak jelas sambil memasuki kamar. Membuatku lagi-lagi tertawa kecil.

Ternyata hidup dengan zaky tidak seburuk yang ku bayangkan, dia memang nakal sih.
Tapi yang membuatku kagum padanya dia selalu menyimpan sesuatu yang belum ku bayangkan padanya.
Seperti dia yang masuk ke club basket di sekolah, bahkan dia menjadi pemain inti. Itu membuatku benar-benar tidak percaya. Bahkan aku baru mengetahuinya 4 hari yang lalu.

Dia juga cowok yang manja, ya... Memang itu kenyataannya.
Sifat manjanya tercipta karna keluarganya hampir sama seperti keluargaku yang tak terbentuk.
Ayah dan ibu yang workaholic membuatku menjadi cewek yang mandiri dan cuek.
Sama seperti dia, bedanya dia malah menjadi manja saat ada orang yang memperhatikannya.

"Lo ngelamunin apa sih? Sampek gue di sini di cuekin dari tadi!"
Dia menarik botol kecap yang ada di tanganku. Aku hanya membalas perkataan nya dengan menggeleng.

"Kita udah jarang bertengkar ya..." aku hanya mengangguk.

"Bikin gue makin sayang sama lo!"
Tunggu apa telingaku sedikit bermasalah?
Aku menatap Zaky secara cepat, pipinya sedah memerah dan tangannya menggaruk kepalanya yang ku yakin itu tidak gatal.

"Eh... Gak gitu maksudnya...duh gue keceplosan!"  aku tersenyum kecut saat melihat wajahnya yang sedang kebingungan, hal lucu darinya yang baru aku ketahui lagi.

Aku beralih menatapnya dalam sebelum mulai bicara.
"Gue pingin ngomong!"

Dia menatap mataku intens, mengangguk.
"Gue belum pernah Cinta sama cowok pakek banget, cuman cinta sama mereka ya hanya karna nyaman! Dan gue pengen jatuh Cinta sama lo, belajar Cinta sama lo karna emang harusnya kita saling cinta!
So... Kalo gue udah Kasih hati gue buat lo, jaga itu baik-baik! Ok?"
Kita berdiri berhadapan dan dengan suasana yang serius. Aku tersenyum manis kepadanya, senyum yang jarang aku perlihatkan pada siapapun.

Brukk...

Dia memelukku erat, sangat erat.
Pertama kali dalam 10 hari ini dia baru menyentuhku.
"Ok, kita sama-sama belajar buat hubungan ini! Makasih udah mau nerima gue Sya!"
Katanya lirih.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan dan menggeratkan pelukanku di lehernya.




.





Pagi ini adalah pagi yang lebih Indah untuk ku dan zaky. setelah kejadian kemarin malam dia makin memperhatikanku. Tidak sungkan menarik tanganku hanya sekedar untuk mengelus rambutnya sehabis belajar contoknya.

"Udah siap?" tanyanya sambil menungguku mengikat tali sepatu.

"Dah... Yuk!" aku keluar dari pagar lebih dulu dan di ikuti dengan zaky yang mengeluarkan motornya.
Aku kembali menutup pagar rumah dan menguncinya, tapi sebuah suara membuatku dan zaky mengalihkan pandangan kita bersama.

"Eh... Nak zaky sama istrinya mau berangkat sekolah?" suara khas ibu-ibu itu terdengar di telingaku.
Aku menghampirinya dan mencium tangan kanannya.

"Enggeh bu! (Iya bu)" kataku sambil sedikit menunduk,  membuat jilbab ku sedikit berterbangan.

"Ah... Iya bu sol kita mau beangkat!" kata zaky menyusulku dan berdiri tepat disampingku.

"Ah... Nak zaky, padahal buk sol mau njodohin kamu sama anak buk sol yang paling kecil! Eh ternyata udah nikah duluan!"
Aku hanya tersenyum canggung dan yah... Sedikit kesal mungkin.

Zaky hanya cengengesan dan cepat-cepat pamit, membuat ibu itu sedikit meruntuki perbuatannya yang seperti menghadang zaky.

"Dia kelihatan deket banget ya sama lo?" tanyaku saat motor zaky melenggang pergi.

"Ya... Dia temen nenek yang sering main sama bawak anaknya ke rumah! Yang bikin repot itu anaknya yang sukanya ngintilin gue sampek mau masuk kamar gue juga! Pokoknya serem banget anaknya!" aku hanya tertawa kecil menanggapi.

Aku sudah menduganya, Zaky yang tiba-tiba membuat dadaku bergemuruh itu, selalu sempurna.

"Kenapa sya? Jangan berpikir yang aneh-aneh deh, inget ya gue cowok yang nakal dan kapanpun tetep bakalan nakal!"
Aku tertawa dengan keras kali ini, membuat dia juga ikut tertawa. Padahal tidak ada yang lucu.

Hari ini hari kamis, daun-daun masih terlihat berembun di sana, angin pagi berhembus perlahan, membuat jilbab putihku berkali-kali bergerak tidak beraturan.
Dan dengan itu juga zaky menarik tanganku, menyuruhku untuk memeluk perutnya erat.
Ya allah legah banget rasanya mesra-mesra an kalo udah halal. Gumamku dalam hati.



.





Kelasku saat ini masih lenggang, ya memang karna masih waktu istirahat. Aku dengan sedikit tergesa-gesa berjalan ke arah perpustakaan.

"Eh... Sya tunggu dong!" suara lail dari belakang tubuhku, aku berhenti berjalan.

"Ya..., mana jila?" tanyaku saat lail sudah berada di sebelahku.

"Biasa lagi rapat osis!" aku hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Mau ke perpustakaan lagi?" tanyanya lagi.

"Iya... Lo taulah gue gimana!"

"Ya... Lo kutu buku kece!" kata lail malas. Kita tertawa bersama.
Tak lama setelah itu di belokan lorong di depan kita, terlihat segerumbulan geng Zaky berjalan kearah kami.

Aku melihatnya, ketua geng mereka yang berada di tengah sambil tertawa lebar, aku dan lail sama-sama diam memperhatikan mereka.

Sampai Zaky melihatku, mata kita saling beradu lama, dan dia makin dekat, Lagi-lagi membuat dadaku bergemuruh dan sesak.
Aku hampir bersebelahan dengan Zaky yang masih menatapku, dia menyeringai.
Membuatku terbelalak.

Bukan, bukan karna senyuman mengerikannya tadi, tapi sentuhan tangannya yang tiba-tiba di tanganku.
Dia menggenggam tanganku dan melepaskannya lagi dalam sekejap.

Benar-benar membuat tubuhku menegang dan berhenti.
Aku menoleh ke belakang, zaky masih dengan santainya bergurau dengan temannya.

"Ada apa sya?" suara lail membuatku menatapnya.

"Nggak, nggak ada apa-apa!"

















Jangan lupa vote dan coment guys...
Sorry masih banyak typo dan gak nyambung😂

Nikah Muda Banget*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang