1.24

125K 5.9K 237
                                    


Sebelum baca, boleh aku minta votenya dulu?.

Aku berhenti tepat didepan pintu berwarna putih tulang itu, berhenti sejenak sambil mengambil nafas dalam.
Dan tidak lupa memasang senyum paling manis dibibirku, meskipun hatiku sedang mendung. Setidaknya bibirku masih bisa diajak bekerjasama kali ini.
Aku mengetuk tiga kali dan mengucap salam. Dan satu menit kemudian muncul mama mertuaku yang sedang tersenyum cerah.

"Sya apa kabar? Yuk masuk!. Aduh... Mama kangen banget sama kamu, udah 2 Bulan gak pernah telepon mama sih. Oh ya zaky beneran gak ikut ya?!. Udah bawa seragam kan?, udah makan?" aku hanya tersenyum dan mengangguk sopan.

Ah... Mama mertuaku ini berubah sangat ramah dan baik semenjak kejadian itu. Yah aku kadang sampai tidak enak sendiri jika mama mertuaku itu begitu baik padaku. Tapi lama kelamaan itu menjadi terbiasa.

"Yaudah kamu balik taruh barang-barangmu di kamar Zaky dulu, terus turun. Mama siapin makanan yang enak buat kamu hari ini!" aku kembali dari lamunanku, dan mengangguk semangat.

"Oke ma!"

.

Aku terbangun. Mencoba memfokuskan mataku diruangan remang-remang ini.

Ah... Aku ingat mimpi buruk ku tadi yang membuatku tiba-tiba terbangun, aku beralih duduk.
Melihat aku di kamar Zaky membuatku lagi-lagi sedih.

Dulu temat tidur ini yang pertama kali mempersatukan aku dan zaky. Kita dengan pertama kalinya tidur berdua, dengan tempat yang sama, selimut yang sama dan guling yang sama. Aku mendengus.

Memutuskan menghapus dahulu hal-hal yang membuat ku sedih. lalu beralih melihat jam dinding. Jam tiga pagi.
Aku terdiam, berniat untuk sholat tahajud tapi malah meratapi sisi tempat tidur Zaky yang kosong dan hampa. entah yang keberapa kali hatiku berkata, aku merindukannya.

"Pagi menantu mama!"

"Pagi ma..." aku membalas sapaan mama Zaky dengan sopan. Aku baru saja turun dari kamar zaky saat mencium bau menggiurkan dari arah dapur.

"Udah siap pergi kesekolah?" aku mengangguk.
"Ada yang bisa Sya bantu ma?" aku berkata ringan sambil mendekati mama dan memutuskan mengambil dua mangkuk berisi oatmeal dan buah-buahan yang tersusun di meja dapur.

Berbeda dengan aku yang memilih memasak nasi atau membuat sup untuk sarapan, Mama Zaky lebih memilih oatmeal atau roti untuk sarapannya. Jadi tidak heran jika Zaky tergila-gila dengan nasi goreng ikan asin buatanku, menurutnya masakanku yang jadul banget itu sangat berbeda dan unik di lidahnya.
Tuh kan jadi ingat suami konyolku itu lagi!.

"Yuk makan, kamu boleh cerita apa aja sama mama selama sarapan!" aku lagi-lagi tersenyum, mama mertua ku menaruh segelas susu putih di sebelah mangkuk ku dan duduk tepat di sebrangku.

"Em... Biasa ma, Zaky masih sibuk latihan basket terus sya juga sibuk ikut PMR. Selebihnya kita seperti biasa." aku tersenyum hambar, andai saja hidupku dan Zaky sesimpel itu.

"Mama tau kalian ada masalah! Mama gak maksa kamu cerita atau minta pendapat mama. Tapi mama percaya kamu bisa selesain itu sendiri sama Zaky. Lihat kalian lebih dewasa setelah menikah membuat mama yakin kamu sama Zaky pasti bakalan baik-baik saja setelah ini!" aku terkejut bukan main, yang ku pertanyakan adalah dari mana mama tau? Atau Zaky sudah bercerita tentang hubungan kita ke mama?.

Tidak. Zaky bukan tipe orang yang suka bercerita sembarangan tentang masalah privasi nya dan juga ini tentang rumah tangganya.

Bahkan perkataan dan misteri dari mana mamaku tau kalau aku dan Zaky sedang tidak baik itu mempengaruhiku sampai disekolah. Berkali-kali Lail menanyakan keadaanku kenapa aku sampai melamun berlebihan tapi aku hanya menggeleng. Aku menoleh ke arah tempat duduk Zaky yang berada beberapa bangku di belakangku. Kosong.

Nikah Muda Banget*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang