(4) Camera

84.9K 7.8K 553
                                    


Rara berdehem pelan, membuat Vincent menoleh lalu terdiam kaget.

"Lo Vincent, kan? Boleh gue duduk sini?"

Vincent masih diam, hingga akhirnya ia sadar. Yang ada dihadapannya bukan lagi pelayan yang tadi menawari menu makanan, melainkan Rara. RARA, GEBETANNYA! Ia buru-buru bangkit berdiri dan membereskan foto-foto yang ada di meja dengan cepat. Beberapa foto terjatuh, membuat pria itu lebih gugup lagi.

"Sorry, gue harus pergi," kata Vincent sambil memasukan foto itu ke tasnya lalu pergi keluar cafe dengan langkah cepat.

Rara hanya bisa memandang Vincent yang mulai menjauh dengan bingung. Pertama, Vincent memutuskan panggilannya. Kedua, dia baru aja menghindar darinya. Baru kali ini ia melihat pria segugup itu saat dekat dengan wanita.

Rara menatap meja dengan pandangan kosong sampai ia menemukan kamera tertinggal dihadapannya. Buru-buru diambilnya kamera itu dan berlari keluar dari Vintage Café.

"Vincent!" ia berteriak, tapi tidak ada sautan maupun orang yang datang. Ia mengedarkan pandangannya kesana sini, tapi ia tidak menemukannya. Percuma saja dicari, orangnya pasti udah pergi jauh.

Rara mengalungkan kamera itu dan berjalan memasuki café lagi. Setidaknya ia tau Vincent yang mana.

Di dorong keisengan sekaligus penasaran, Rara menyalakan kamera itu. Baterainya masih tiga. Rara membuka gallery photo Vincent. Walaupun sebenernya itu privasi orang, tapi Rara tetap buka. Dia juga gak tau ini, pikirnya.

Awalnya hanya pemandangan Jakarta saat malam, kalau dilihat dari atas gedung. Rara memperhatikan foto itu lalu tersenyum. Fotonya gak bagus, tapi keren! Sama kayak orangnya.

Rara menggeser fotonya hingga ia menemukan foto yang menggambarkan suasana kampus. Foto beberapa orang yang sedang belajar di kelas, foto guru yang sedang mengajar, foto di kantin, dan sebagainya.

Rara masih menggeser foto-foto itu hingga ia menemukan foto wajahnya yang sedang tertawa di taman belakang kampus, fotonya sedang bermain iPhone di depan kampus, dan sebagainya. Semuanya candid.

So, I have a secret admire. Or a psychopath?

***

"Bego, bego, bego! Vincent lo bego, idiot, atau apa sih? Otak lo ditaro dimana coba sampe kamera bisa ketinggalan di café?" umpat Vincent kepada dirinya sendiri. Vincent merutuki kebodohannya sendiri. Bisa-bisanya kamera kesayangannya itu ketinggalan.

Kamera itu pemberian almarhum ayahnya. Pada saat berusia 15 tahun, Vincent diberi hadiah kamera itu. Kamera pertama sekaligus pemberian terakhir sebelum ayahnya meninggal. Makanya dijaga baik-baik. Dan sekarang? Ketinggalan di café. Ia sempat balik ke café itu, tapi kata orangnya gak ada. Gimana gak panik coba?

Lagu Can't Hold Us masih berputar di handphonenya. Vincent mengambil handphonenya dan berniat mematikan radio itu, hingga ia mendengar suara Rara...

"Hello guys, balik lagi sama gue, Keira Carmela, di Radiouth 101.9 FM! Hari ini gue bakal nemenin kalian selama dua jam kedepan! Sebelom mulai, gue ingetin lagi ya. Ask.Me masih ada, jadi buat siapapun yang tertarik, langsung tanya aja ke account gue, @keirara .

Ah! Satu lagi! Buat kalian yang kehilangan kamera Canon 7D, langsung aja dateng ke gedung broadcast lantai 3 dan cari studio gue. Gue tunggu!"

Kameranya.

Suara Rara masih terdengar di radio, tapi Vincent tidak perduli. Ia langsung mengambil handphone dan kunci mobilnya, lalu pergi ke kampus. Setidaknya ia tahu kalau kameranya aman.

ask.meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang