(5) Fans or... Psychopath?

84.7K 7.3K 502
                                        

                  

"Yakin gue orang baru? Kok gue nemuin foto gue ya di kamera lo?" tanya Rara.

Vincent langsung membeku. Seumur-umur belom pernah ada yang buka gallery photo-nya, kecuali dia. Harris aja gak pernah.

Dan sekarang Rara ngeliat gallery photo-nya? Disaat dia belom mindahin foto ke laptop? Disaat masih banyak foto Rara disitu?

Mau di taro dimana wajahnya sekarang?

"Eng... itu... Anu..." Vincent berusaha mencari seribu satu alasan untuk mengelak. Tugas kuliah gak mungkin juga.

"Lo psikopat ya? Suka nguntit gue?"

Vincent terkesiap kaget lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras. "Engga kok!" katanya.

"Kalo gitu, lo fans gue," simpul Rara sambil tersenyum. Teling Vincent langsung memerah. Malu karena ketahuan. Ketauan ngefans sama Rara.

Eh, bukan.

Suka.

Tiba-tiba Rara tertawa, membuat Vincent menatap gadis itu bingung.

"Lo lucu, tau gak sih? Telinga lo daritadi merah pas gue bilang lo suka fotoin gue," kata Rara disela-sela tawanya.

Vincent langsung menggerakan tangannya ke telinganya, mengusap kedua telinga itu untuk menghilangkan warna merah yang ada. Rasanya ketauan suka sama orang itu kayak ketauan abis maling sandal orang.

Bukan masalah harga, tapi malunya itu loh. Sendal 10 ribu sepasang aja masih di colong.

"Santai aja, kali. Gak usah malu gitu," kata Rara sambil meminum memakan kue yang tadi dibelinya. Mubazir kalo gak dimakan.

"Oh ya, ulang tahun lo kapan?" tanya Rara masih dengan kue dimulutnya. Di dorong rasa ingin tahu, Rara langsung menanyakan hal itu. Ia ingin mengenal Vincent lebih dalam lagi.

"17 Februari," jawab Vincent.

"Wah! Bentar lagi dong? Deket tuh sama ulang tahun gue! Gue 14 Februari," kata Rara dengan wajah berbinar-binar.

Udah tau, Ra, batin Vincent dalam hati.

"Kadang gue suka bingung kenapa nyokap gue gak namain gue Valentine. Padahal bagus, tuh! Jadi kalau dipanggil, 'Val, sini Val'. Rara kesannya kayak kera." Rara mengoceh panjang dan lebar hingga ia sadar kalau sekarang bukan sedang ngomongin dirinya, tapi Vincent. Ia memandang Vincent lalu tersenyum kecil. "Tenang aja. Nanti lo bakal dapet hadiah kok dari gue."

Rara meminum habis minumannyanya yang sudah tidak dingin dan memanggil pramusaji untuk meminta bill. Putri, yang tadi melayani mereka, memberi secarik kertas ke meja itu. Sekilas, Vincent melihat harga yang ada.

Rp 48.500,00

Vincent mengambil dompetnya dan mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu.

"Eh! Kok lo yang bayar? Gak usahlah!" kata Rara sambil mengembalikan uang Vincent yang sudah ada di atas bill tadi.

Vincent hanya diam saja dan memberi uang beserta billnya ke pelayan itu.

"Kembaliannya ambil aja," kata Vincent ke Putri. Putri mengangguk lalu meninggalkan mereka.

"Vince, nih duit lo. Kan harusnya gue yang bayar. Gue udah bilang mau trakir lo. Lagian gue juga makannya lebih banyak daripada lo," kata Rara sambil menyodorkan uang lima puluh ribu ke arah Vincent.

"Lo makan sama gue. Jadi gue yang bayar," kata Vincent sambil mengembalikan uang yang dikasih Rara.

Itu peraturan keluarga mereka. Kalau ada acara makan sama orang lain, seengga-engganya patungan atau traktir. Tapi kalo ngedate, let the gentleman pay.

ask.meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang