Rara berjalan di koridor gedung fotografi sambil melirik ke segala arah. Ada beberapa kebodohan yang baru saja Rara lakukan:
1. Dia dateng ke gedung fotografi sendirian.
2. Dia gak kenal siapa-siapa kecuali Vincent, atau Harris.
3. Dia gak tau Vincent lagi dimana.
Rara berjalan menghampiri kerumunan pria yang sedang duduk di tangga.
"Sorry, kalian kenal Vincent gak?" tanyanya. Daripada nyasar, 'kan?
Keenam pria itu langsung menoleh. Senyuman nakal terpasang di wajah mereka.
"Siapa?" tanya salah satu dari mereka dengan senyum menggoda.
"Vincent. Tau dia ada dimana, gak?" tanya Rara lagi.
"Vincent? Oh. Gue sih daritadi gak liat dia," kata seseorang yang memakai kacamata.
"Lagian ngapain sih nyari dia? Kan ada kita-kita yang lebih cakep disini. Ya gak?" tanya seseorang yang lumayan cakep itu ke teman-temannya. Rara hanya bisa tersenyum kecil mendengar candaan basi yang suka dilontarkan pria-pria di kampus.
"Jangan dengerin mereka," kata orang yang bisa dibilang 'paling cakep' diantara mereka sambil berdiri, walau cakepan Vincent sih.
"Eh, gak apa-apa kok," kata Rara sambil tersenyum manis.
"Gue Kevin," kata pria itu sambil menjulurkan tangannya, mengajak Rara berkenalan.
Rara menjabat tangan itu. "Gue Keira, panggil aja Rara," kata Rara dengan senyum indahnya.
"Dan gue lebih demen manggil Kei daripada Rara," kata Kevin sambil tersenyum. "Salam kenal, Kei."
"Salam kenal juga," balas Rara, masih sambil tersenyum.
"Ngobrol sambil jalan aja, yuk," ajak Kevin.
Rara mengangguk lalu berjalan di samping Kevin.
"Jadi, nama lo Keira?" tanya Kevin. "Jurusan?"
"Iya, broadcasting. Tuh gedung gue di sebelah gedung lo," kata Rara sambil menunjuk ke arah sebuah gedung. Kevin menatap gedung itu sekilas, lalu mengangguk-anggukan kepalanya.
"Jadi hubungan lo sama Vincent itu..."
"Temen. Kita cuman temen. Gak lebih," sambung Rara.
"Berarti gue punya kesempatan buat deketin dia," gumam Kevin.
"Tadi lo ngomong apa?" tanya Rara.
"Nope. Nothing," jawab Kevin asal.
"Really? Are you sure?"
"Yap, I'm sure."
"Okay, I believe you," kata Rara menyerah.
Mereka terdiam sebentar, bingung ingin bicara apa.
"Gue rasa, gue nganter lo sampe sini aja," kata Kevin tiba-tiba, membuat Rara yang dari tadi hanya melihat lantai langsung menatap pria itu.
"Loh? Katanya mau anterin sampe ke tempat Vincent?" kata Rara bingung.
"Makanya, liat ke depan. Jangan liatin gue terus." Kevin memutar kepala gadis itu mengarah ke depan.
Rara langsung mencari dimana Vincent hingga matanya menangkap sosok orang yang dikenalnya sedang berbicara dengan gadis lain. Tiba-tiba Rara merasakan sesuatu di hatinya. Rasa yang aneh. Rasa yang gak pernah ada di hatinya. Rasa... sesak?

KAMU SEDANG MEMBACA
ask.me
Teen FictionSemua berawal dari segmen yang dibuat Rara di Radiouth, ask.me! dimana semua orang boleh bertanya, curhat, atau menyampaikan pesan melalui ask.fm. Disaat semua orang berburu untuk bertanya pada sang ratu kampus itu, Vincent hanya diam menden...