(7) Sudden Meet and Rain

81.1K 7.2K 394
                                    


Mau kasih tau aja, sebenernya keirara itu ada di ask.fm. Nama akunnya keirara di ask.fm, so ask her. Dia bakalan jawab langsung.

Vincent menyetir sambil berpikir. Tugasnya untuk lusa adalah memfoto suasana malam di Jakarta. Kemarin dia udah ambil Jakarta dari atas gedung. Sekarang kemana lagi? Masa Ancol? Pasti udah banyak yang ambil.

Lagian apa yang mau difoto dari ancol?

Vincent menepikan mobilnya dan membuka internet, berusaha untuk mencari inspirasi. Baru ia hendak membuka internet, otaknya melayang ke satu film.

Pupus.

Ia teringat adegan Panji membawa Cindy ke pasar malam. Entah kenapa, ia teringat pasar malam yang dulu ia sering dikunjungi bersama ayahnya.

Setiap bulan, pasti ayah Vincent mengajaknya ke pasar malam untuk bermain. Hanya bermain, habis itu makan malam dan nonton kembang api dari atas mobil.

Vincent tersenyum mengingat masa kecilnya yang bahagia. Vincent langsung membawa mobilnya menuju pasar malam itu.

Mungkin bisa mengurangi rasa kangen, batinnya dalam hati.

Sesampainya di pasar malam, ia mulai memotret permainan sampai abang-abang tukang makanan.

Setelah memfoto lebih dari satu jam, Vincent merasa ada yang kurang. Gambarnya kurang hidup.

Ada sesuatu yang kurang dari foto itu. Sesuatu yang... hilang.

Vincent menaiki biang lala dengan kamera siap memotret pemandangan dari atas sana. Ia memotret orang-orang yang sibuk lalu lalang di bawah sana.

Vincent mengarahkan lensa kameranya ke orang-orang. Matanya menangkap seseorang dengan gaun hijau muda menyala.

Bajunya terlalu bagus untuk ukuran pasar malam, pikirnya.

Sesaaat ia merasa mengenali postur itu. Vincent me-zoom kameranya hingga batas akhir. Tapi sayang, posisinya saat ini terlalu jauh. Mau bagaimanapun, tetap saja tidak terlihat wajahnya. Terlalu buram untuk dikenali

Setelah turun dari biang lala, tubuh Vincent di tabrak oleh anak-anak kecil. Ia hanya bisa tertawa melihat anak kecil itu belari-lari.

"Dek, sini deh," panggil Vincent.

Anak-anak yang tadi berlari, langsung berdiri di depan Vincent.

"Kenapa, bang?" tanya salah satu dari mereka.

"Jadi model abang, mau? Nanti abang bayar deh!" kata Vincent sambil tersenyum.

Anak-anak itu seperti berbisik-bisik, lalu salah satu dari mereka ada yang bertanya.

"Dibayar berapa, bang?" tanya salah satu dari mereka.

"Lima ribu. Lumayan tuh bisa main 2 permainan," kata Vincent.

Mereka berdiskusi sebentar, hingga akhirnya mengangguk setuju.

Vincent mengatur anak-anak tersebut, lalu memotretnya. Bukan untuk tugas, hanya untuk kenang-kenangan. Belom tentu ia akan kembali lagi ketempat ini.

Setelah puas, Vincent mengeluarkan sepuluh lembar uang lima ribuan dan memberikannya kepada anak-anak itu. Anak-anak itu ternyata sangat senang. Mereka bahkan meminta difoto tanpa dibayar. Vincent tertawa melihatnya. Setelah memotret beberapa kali, akhirnya mereka puas juga.

Setelah anak-anak itu berterima kasih dan pergi, Vincent hendak memotret biang lala dari bawah saat bahunya ditepuk.

"Ya?" Vincent menjawab sambil menoleh. Sekeliling Vincent seakan terhenti saat matanya bertemu dengan mata gadis itu.

ask.meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang