(13) Realise

64.7K 5.6K 183
                                    


"Lo kenal cewek itu?" tanya Rara. Yuna mengangguk pelan. "Dia siapa, Yun?"

"Dia Charisma Abigail, sepupu gue."

"Kok mereka bisa kenal?"

"Mana gue tau, bocah. Kalo gue tau juga pasti gue gak kayak gini," kata Yuna gemas. Pasalnya, mereka sama-sama bingung. Mau nanya siapa juga gak guna.

"Eh, tapi sepupu lo aman, kan?" tanya Rara hati-hati.

"Aman gimana?" tanya Rara bingung, tapi sedetik kemudian gadis itu langsung tersentak kaget dan memandang Rara dalam. "Gue baru inget kalo dia itu ganas, Ra," kata Yuna dengan mata melotot. Nyaris keluar bahkan.

"Ganas gimana? Ganas versi lo sama gue 'kan beda jauh."

"Ya gitu. Dia agresif. Dan playgirl," jawab Yuna. "Awalnya aja keliatan kayak anak baik-baik, polos gitu. Tapi lama-lama, bisa jadi posesif banget."

Rara memutar bola matanya lalu menghela nafasnya berat. "Samanya lo berdua," kata Rara bete.

"Tapi kan gue gak separah dia, Ra," bela Yuna. "Gak tau tuh anak pake santet atau susuk kali. Orang-orang yang sekali ngeliat dia bisa langsung jatuh cinta, kecuali imannya kuat," kata Yuna dengan tatapan horor.

Kali ini Rara yang melotot. "Eh, buruan temenin gue kesana!" kata Rara sambil menarik Yuna keluar dari toko itu.

"Lah, ngapain?" tanya Yuna sambil berusaha melepas cengkraman Rara. "Sakit woy!"

"Berisik lo! Gue gak mau Vincent jatuh cinta sama dia," kata Rara sambil menarik Yuna. Engga deh, nyeret tepatnya.

"Lah, kok lo yang panik sih kalo dia yang jatuh cinta?" tanya Yuna bingung. "Lo cemburu ya?" telak.

Perkataan Yuna langsung membuat Rara berhenti dan berpikir. Iya juga ya. Kenapa dia yang panik? Terus... cemburu? Rara cemburu? "Ah, itu gak penting. Intinya gue gak mau dia patah hati, Yun. Dia kan sahabat gue," kata Rara lalu menarik tangan Yuna lagi.

"Sahabat?"

Rara mengangguk. "Udah buruan. Lama lo!" omel Rara lalu benar-benar menyeret gadis itu.

*

"Beneran? Berarti lo kenal sama sepupu gue dong?" tanya Charisma. Mereka sedang berada di salah satu cafe yang lumayan terkenal disana.

Vincent mengangkat bahunya. "Belom tentu sih. Kan universitasnya gede. Belom tentu gue satu jurusan sama dia," kata Vincent.  

Pembicaraan mereka berhenti secara tiba-tiba saat dua orang berdiri disamping meja Vincent dan Charisma.

"Hai, Abi," sapa Yuna sambil tersenyum manis.

Vincent langsung membeku saat melihat orang yang ada disamping Yuna. Orang yang dikenalnya.

Rara.

"Hai Vince!" sapa Rara ceria.

"Hai," balas Vincent singkat. Pipinya memerah, begitu juga telinganya. Kenapa Rara ada disini? Kalau nanti Rara salah sangka gimana? Kalau dikira gue pacaran sama Charisma gimana? batin Vincent panik.

"Lo kenal Yuna, Vin?" tanya Charisma sambil memandang Vincent.

"Iya," jawab Vincent. Sikap Vincent berubah sejak Rara dateng tiba-tiba. As always, keringat dinginnya mulai keluar.

"Kita boleh gabung, gak?" tanya Rara sambil tersenyum manis.

Tiba-tiba Vincent berdiri. "Sorry, ya. Gue harus pergi," kata Vincent lalu mengeluarkan uang dua ratus ribu dan menaruhnya di meja. "Itu buat bayar makan kita. Thanks for today, Ris!" kata Vincent lalu berlari menjauh. Ia tidak akan berani menampakan wajahnya di depan Rara lagi.

ask.meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang