JANGAN BUNUH GUE SETELAH INI.
*****
Rara berlari disepanjang koridor rumah sakit. Gak peduli deh diliatin orang-orang. Yang ada di otaknya cuman satu, Vincent. Vincent yang sudah sadar dari komanya.
Saat sampai di depan kamar Vincent, Rara membukanya dengan perlahan. Di lihatnya Vincent masih sama seperti saat ia meninggalkannya. Tidak berubah. Apa tadi Rara cuman halusinasi? Tapi gak mungkin. Rara yakin ia mendengar suara Vincent. Sangat yakin.
Rara duduk di kursi kosong disamping ranjang Vincent dan menatap Vincent kosong. Kenapa Vincent tidak berubah? Sepertinya ditinggal terlalu lama membuat Rara berimajinasi terlalu jauh.
Rara menggenggam tangan Vincent lalu menciumnya pelan. "Vince, masa tadi gue denger suara lo di telfon? Ngayal banget gue. Mungkin gara-gara gue kangen kali ya sama lo, jadinya kayak gini," lirih Rara. "Kapan lo bangun, Vince? Gue kangen banget sama lo..." ucap Rara pelan lalu menaruh kepalanya diatas lengan Vincent.
"Gue juga kangen sama lo..."
Seketika tubuh Rara membeku. Ia menegakkan tubuhnya dan melongo menatap wajah Vincent yang sedang tersenyum kepadanya.
"Lo inget gue?" tanya Rara tidak percaya lalu menampar pipinya sendiri. "Ah, sakit. Bego lo Ra," ucapnya pada diri sendiri.
Vincent hanya terkekeh geli sambil menggenggam tangan Rara. Gak, dia gak bakal ngelepasin ini. Gak akan pernah.
"Jadi gimana hari-hari lo selama gue gak ada?" tanya Vincent sambil tersenyum manis.
"Gue panik. Gue takut lo pergi, gue takut lo ga bangun lagi. Gue takut lo bangun dan lupa ingatan. Gue takut banget," kata Rara sambil menunduk sedih.
"Jangan sedih dong.. Buktinya gue gak lupa sama lo, kan?" tanya Vincent lalu mengelus pipi Rara pelan. "Dokter bilang, ajaib gue masih bisa inget semua memori gue tanpa perlu kena stroke," ucapnya lagi.
"Jangan pernah ninggalin gue lagi, please. Gue gak bakal sanggup kalo lo ninggalin gue lagi," kata Rara sambil menggenggam tangan Vincent erat.
Vincent hanya tersenyum.
Gue ga bisa janji, Ra...
*
Rara mengambil piring yang berisi makanan dan memangkunya. Ia memotong sayur brokoli dengan sendok lalu menaruhnya di sendok berserta dengan nasi.
"Buka mulutnya," suruh Rara.
Vincent membuka mulutnya dengan semangat. Rara menggoyang-goyangkan sendok itu seperti pesawat terbang. Setelah sampai di depan mulut Vincent, Rara langsung membelokkan sendok itu dan memasukannya ke mulutnya sendiri.
Vincent memasang wajah cemberut, lalu ia tersenyum juga.
"Muka lo, priceless abis," kata Rara yang sudah tertawa melihat wajah Vincent.
Kali ini ia menaruh sepotong daging dan nasi di sendok tersebut. Tidak ada gerakan pesawat. Saat sendok berada di depan mulutnya, Vincent baru membuka mulut.
Tepat saat ia ingin melahap makanan itu, sendok tersebut ditarik mundur, membuatnya reflek mengikuti arah sendok. Rara langsung tertawa saat melihat wajah Vincent yang maju-maju seperti ikan.
"Yang benerlah," Vincent kali ini geregetan. Udah laper masalahnya.
"Iya iya," kata Rara lalu tersenyum dan menyodorkan sendok itu ke dalam mulut Vincent yang udah terbuka.
Vincent menutup mulutnya dan sengaja menggigit sendok itu.
Revenge!
Rara berusaha menarik sendok itu, tapi ya gimana lagi. Susah!

KAMU SEDANG MEMBACA
ask.me
Teen FictionSemua berawal dari segmen yang dibuat Rara di Radiouth, ask.me! dimana semua orang boleh bertanya, curhat, atau menyampaikan pesan melalui ask.fm. Disaat semua orang berburu untuk bertanya pada sang ratu kampus itu, Vincent hanya diam menden...