1

171K 9.8K 114
                                    

Flo. Gadis berkuncir kuda itu tengah duduk menyendiri dipojok kelas, biasanya setiap pelajaran matematika ia akan lebih memilih duduk dikursi paling depan tetapi tidak untuk hariini.

Pikirannya saat ini benar-benar kacau. Besok. Besok dia akan bertemu dengan Dira, pria tua yang sama sekali belum dikenalnya.

"Flora Calantha Orlin." Absen sang guru matematika di depan kelas. Mata sang guru menjelah semua meja paling depan, biasanya murid kebanggaannya itu duduk manis di meja paling depan.

"Flo," ulangnya. Suasana kelas yang tadinya riuh tiba-tiba menjadi senyap saat bu Ayu mengulang memanggil Flo.

"Flo!" panggil Andine yang duduk didepan meja Flo. Belum ada sahutan dari Flo, gadis itu masih asyik dengan lamunannya sendiri.

"Woi Flo!" teriak Fajar seraya menggebrak meja. Berhasil membuyarkan lamunan Flora.

"Sial!" maki Flora saat dirinya terkejut.

"Apa sih Dine?" tanya Flo kemudian.

"Lo tuh yang apa, daritadi diabsen bu Ayu tapi diem aja," dumel Andine gemas. Gak biasanya sahabatnya ini tidak berkonsentrasi. Mendengar jawaban Andine, Flo sedikit terkejut dan menatap meja guru. Ternyata sudah ada bu Ayu, batinnya.

"Maaf bu," ujar Flo.

"Kamu kenapa Flo? Gak biasanya kamu begini?" tanya bu Ayu. Flo menggeleng kecil.

"Gak apa-apa bu, saya cuma sedikit gak enak badan," jawab Flo beralasan. Ia berharap gurunya akan menyuruhnya untuk pergi ke UKS karena hari ini Flo benar-benar malas untuk mengikuti mata pelajaran.

"Kalo gitu, istirahatlah di UKS Flo, daripada nanti sakit kamu makin parah," usul bu Ayu. Flo tersenyum tipis, sesuai harapannya.

"Weh enak amat lo, Flo. Gak ikut pelajaran matematika. Gue ikut dong!" seru Edo, saat Flo bangkit dari kursinya untuk bersiap keluar kelas.

"Edo!" tegur bu Ayu.

"Aelah canda bu, canda."

"Saya permisi bu," pamit Flo sebelum akhirnya keluar menuju UKS.

***

Bel istirahat sudah terdengar seantero sekolah tetapi Flo sama sekali belum berniat untuk keluar dari ruang UKS. Dia sama sekali tidak berminat untuk mengisi perutnya yang sejak tadi sudah berdemo.

"Kenapa Tuhan gak adil sama Flo, Mom? Tuhan udah ngambil Mommy sama Daddy dari Flo terus apa Tuhan mau ngerusak masa depan Flo juga, Mom?" gumam Flo, bahkan tanpa ia sadari airmatanya sudah berlomba-lomba turun dari pelupuk matanya.

Ceklek

"Flo!" panggil seseorang yang baru memasuki UKS, dengan sigap Flo segera menghapus kasar airmatanya.

"Ke ... ke ... kenapa Dine?" tanya Flo saat sahabatnya itu sudah mendekati dirinya.

"Lo gak is ...." ucapan Andine terhenti saat ia menyadari mata sahabatnya yang memerah dan pipinya yang sedikit basah.

"Flo, lo nangis?" tanya Andine. Flo menggeleng lemah. Flo bertekat tidak akan menceritakan apapun pada sahabat-sahabatnya, ini masalah yang gak perlu untuk ia share.

"Gue gak apa-apa Dine, tadi gue ngerasa pusing banget makanya nangis," jelas Flo seraya tersenyum tipis. Ia harus meyakinkan Andine kalo dirinya tidak apa-apa.

FLORA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang