Flo terdiam. Ia merasa tidak enak pada Dira. Setelah itu, Flora hanya menatap kepergian Dira. Sepertinya Flora harus mengejar Dira.
"Guys, gue duluan yah? Kak Arsah ngechat gue, katanya ada yang harus dibicarain."pamit Flora. Tangannya yang tengah memegang ponsel ia jadikan alasan kalo Arsha menghubunginya.
"Lah Flo, katanya lo mau bayarin? Kalo lo pulang duluan, gimana dong?"tanya Anggi khawatir.
"Iya gue tetep bayarin, bentar yah."pamit Flora. Ia beranjak dari duduknya menuju kasir.
"Mba, saya bayar duluan yah makanan dimeja nomor 5."ujar Flora. Ia mengeluarkan uang yang sudah ia ambil dari ATM sebelum bertemu teman-temannya tadi dari dalam dompetnya.
Lisa, penjaga kasir itu menatap meja Flora dan beralih menatap Flora yang sudah berdiri dihadapannya.
"Kata mas Dira, gak usah bayar, mba."ujar Lisa.
"Dira?"gumam Flora kemudian diangguki oleh Lisa.
"Makasih."ujar Flora. Flora kembali ke meja teman-temannya.
"Semua udah gue bayar yah, gue duluan."pamit Flora kemudian.
"Flo, mau gue anter? Gue anter yah?"tawar Ilham.
"Eh gak usah, Ham. Gue naik taksi aja."tolak Flora.
"Permisi, ini makanannya."ujar seorang waiters yang membawa makanan mereka.
"Makanan lo udah dateng, Flo. Dimakan dulu deh."suruh Fika.
"Gue buru-buru Fik, udah yah bye! Kalian nikmatin aja makanannya, enak kok."ujar Flora kemudian ia beranjak pergi dari cafe.
"Taksi!"teriak Flora begitu sebuah taksi melintas dihadapannya. Taksi pun berhenti, dengan sigap Flora segera memasuki taksi. Tadi Flo sempat melihat kalo mobil Dira berjalan kearah kanan.
"Mau kemana mba?"tanya sang supir.
"Jalan aja dulu pak."
"Baik."
Dengan cemas. Flora membuka aplikasi line nya. Ia harus menanyakan keberadaan Dira.
Flora C.O: Dir, lo dimana?
Belum ada tanda bahwa pesan telah dibaca. Flora menunggu dengan harap-harap cemas.
Adira Caesar: Kenapa, Flo?
Flora C.O: Dimana sih, Dir? Gue lagi ditaksi nih, mau nemuin lo.
Adira Caesar: Gue udah dirumah kita, gak jauh dari cafe kok perumahannya.
Flora C.O: Buruan share location!
Adira Caesar: Komplek Tirtayasa Blok A No.15. Gak jauh dari cafe kok.
Setelah mendapat balasan dari Dira, Flo kembali memasukan handphone nya kedalam tas.
"Komplek Tirtayasa, pak."ujar Flora yang mendapat anggukan dari sang supir.
Taksi yang Flora naiki sudah berhenti disebuah rumah bernomor 15 di Blok A, begitu Flora membayar tarif argo nya dan keluar dari taksi, Flora terlalu takjub.
Rumah bernomor 15 dihadapannya ini adalah rumah paling mewah didalam komplek, memang hanya dua lantai tapi ukurannya rumah dan halamannya yang luas. Awalnya Flora sempat ragu, tapi begitu dirinya melihat mobil Dira didalam pagar, ia yakin kalo rumah ini adalah rumah yang akan mereka tempati.
"Dir!"teriak Flora dari luar pagar. Pria yang berstatus sebagai suaminya pun keluar dari rumah, membukakan pagar untuk Flora. Setelah Flora masuk, Dira kembali mengunci pagarnya.
"Kok kamu udah pulang? Bukannya tadi makanannya juga belum dateng?"tanya Dira. Mereka berdua mulai melangkah masuk kedalam rumah. Lagi-lagi Flora dibuat takjub dengan isinya, semua yang ada didalam rumah adalah barang-barang mewah.
"Dir, maaf."ujar Flora. Ia menatap pria yang berdiri tegap disampingnya.
"Untuk?"
"Karena gue jalan sama Ilham, temen cowok gue."jelas Flo. Dira tersenyum tipis.
"Itu hak kamu. Saya gak bisa ngelarang."ujar Dira.
"Tapi Dir...."
"Udah, saya gak apa-apa, Flo. Sekarang biar saya tunjukin kamar kamu yah, kamar kamu ada dilantai dua."jelas Dira. Flora tersenyum.
"Oh ya?"tanya Flo tak percaya. Dira hanya menganggukan kepala. Gadis SMA yang berstatus sebagai istrinya itu pun segera berlari menaiki tangga. Flora terlalu tidak sabar untuk melihat kamarnya.
Flora membuka satu persatu pintu kamar dilantai dua, diatas ada dua kamar yang bersebelahan.
Begitu Flora membuka pintu kamar yang kedua, Flora dibuat histeris. Kamar bernuansa pink impiannya. Dira mewujudkannya.
Flora mulai memasuki kamarnya, menatap seluruh isinya dengan mata berbinar-binar.
Dari pintu kamar lurus kedepan ada pintu geser dari kaca untuk menuju balkon, dibalik tembok belakang televisi adalah sebuah kamar mandi yang juga bernuansa pink. Flo benar-benar menyukai kamar ini. Kamar dirumah Om dan Tante nya memang berwarna pink tapi tidak semewah ini, boro-boro televisi didalam kamar, kamar mandi saja tidak ada. Setelah perusahaan Om nya bangkrut, mereka memang tinggal di rumah yang lebih sederhana.
"Kamu suka?"tanya Dira yang baru sampai didalam kamar Flora. Secara reflek gadis remaja itu memeluk erat pria dihadapannya.
"Suka banget! Makasih Dir. Makasih!"ujar Flora. Ia melepas pelukannya pada Dira.
"Darimana lo tau kalo gue suka warna pink?"tanya Flora. Dira tersenyum.
"Dari baju-baju yang kamu pake, setiap kamu jalan sama saya pasti ada aja barang atau baju warna pink yang kamu pake. Jadi saya yakin kalo kamu suka sama warna pink."jelas Dira.
"Sekali lagi, makasih."
"Sama-sama."
"Terus, lo tidur dimana? Emang lo mau tidur dikamar warna pink begini?"tanya Flora. Dira menggeleng.
"Saya gak tidur sama kamu, saya tidur dikamar satunya, disebelah kamar ini. Saya takut khilaf kalo tidur sekamar sama kamu."jelas Dira.
"Kamar kecil disamping?"tanya Flora. Iya yang Flora lihat sebelum kamar ini adalah kamar berukuran kecil bernuansa hitam putih, lurus dari pintu kamar memang dinding kaca tapu dinding bukan pintu yang bisa dibuka karena tidak ada balkon dikamar itu, kamarnya hanya sebuah kasur tidur, nakas kecil dan kamar mandi. Berbeda dengan kamar milik Flora.
"Iya,"jawab Dira.
"Udah istirahat yah, saya keluar dulu. Baju kamu semuanya udah ada dikoper-koper itu."pamit Dira seraya menujuk dua koper berwarna pink dipojok kamar kemudian mengusap puncak kepala Flora setelah itu kakinya mulai langkahkan untuk keluar.
"Dir, tunggu!"cegah Flora. Ia menahan pergelangan tangan Dira. Dira menoleh tanpa memutar tubuhnya.
"Kenapa?"
Cup!
Flora sedikit berjinjit untuk mengecup pipi Dira sekilas.
"Makasih."gumam Flora seraya menundukan kepalanya. Flora yakin saat ini pipinya tengah memerah.
Dira menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Dira tidak menyangka kalo Flo akan mencium pipinya.
"Em-em-iya sama-sama. Saya keluar yah."pamit Dira. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kamar Flora. Menutup pintu kamar bernuansa pink tersebut.
---
Alo eh gue mau ngomong sorry yah kalo si Flo nyebut Dira itu ternyata Dira, padahal dipart 3 si Flo bilang mau manggil pake 'kak' tapi ternyata dipart-part selanjutnya gue lupa buat nambahin kata 'kak' nya :')Oh iya gambaran soal kamarnya Flo ada dimulmed yah :v
Love,
Agnes
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORA (SUDAH TERBIT)
Romance[SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] [PART SUDAH TIDAK LENGKAP] Ketahu diriannya tentang balas budi membuat Flo harus menerima perjodohan yang dilakukan Om dan Tantenya yang sudah merawatnya sejak kecil. Kebayang gak sih gimana hidup kalian saat kalian tib...