18

89.9K 5K 145
                                    

***

Dira menginjakan kakinya dimeja makan tepat jam 10 malam.

Begitu dirinya membersihkan diri dan cacing-cacing diperutnya mulai berdemo baru lah Dira beranjak menuju meja makan.

Dari meja makan, Dira melihat jelas Flo yang masih duduk menonton televisi diruang tengah.

"Kenapa gak nonton dikamar sih? Gue mau nonton acara bola juga." gumam Dira seraya menatap Flo.

Gadis itu terus sibuk memainkan jarinya diatas remote ditemani beberapa cemilan dari lemari es yang kemarin teman-temannya beli untuk menginap disini.

"Ngapain ngeliatin gue?"

Dira mengalihkan pandangannya. Bagaimana bisa Flo tahu kalo dirinya tengah fokus menatap Flo? Padahal Flo sama sekali tidak menoleh. Rupanya insting istri kecil nya begitu kuat.

"Ditanya bukannya jawab malah diem aja!" Flo membanting remote tv, bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Kok gak jelas?" Dira bergumam kemudian dengan acuh ia melanjutkan aktifitas makan malamnya.

"Kejar gue kek!" Flo berteriak dari lantai atas membuat Dira terkekeh kecil.

"Ini bukan cerita di novel teenfiction, Flo." Dira berucap sok acuh padahal dalam hatinya jelas-jelas dirinya menertawai Flo.

"Oke! Resiko nikah sama Om-Om sih gini Flo, dia gak bakal paham sama kode." Flo masih berteriak kencang. Ia sengaja melakukan itu.

"Ceraiin aja Flo, ceraiin suaminya." Flo mengubah nada bicara agar seolah-olah ada seseorang yang menyarankan itu padanya.

Dira bangkit dari duduknya, dengan seribu langkah dirinya berjalan menuju kamar Flo.

"Kamu mau saya ceraiin?" Dira bertanya dengan nada dingin. Flo terdiam. Dirinya tidak benar-benar serius mengatakan itu tapi kenapa Dira jadi sedingin ini.

"Biar saya urus segera surat cerai nya."

"Dir," lirih Flo. Gadis itu menundukan kepalanya, bahunya terlihat naik turun pertanda kalo dirinya tengah terisak.

"Kamu nangis?" Dira berjalan mendekati Flo. Tangan kanannya terulur untuk menyentuh dagu Flo, mata Dira bertemu dengan mata Flo. Gadis itu beneran menangis.

"Kamu jangan nangis, Flo. Maaf." Dira menarik tubuh Flo kedalam dekapannya, gadis berusia 17tahun itu tidak menolak bahkan tangannya pun melingkar ditubuh kekar Dira.

Flo menikmati pelukan yang Dira berikan, dirinya hanyut bersama pikirannya yang tak karuan.

Flo bingung kenapa dirinya bisa se-sensitif dan semanja ini dihadapan Dira. Saat berada didekat Dira, dirinya merasa terlindungi. Flo kembali merasakan sosok yang siap untuk menjaga dirinya setiap saat setelah Ayah-nya.

"Kenapa nangis?" Dira melepaskan pelukannya dengan Flo.

"Lo jangan ceraiin gue, gue gak mau jadi janda." Flo mengerucutkan bibirnya.

"Emang kalo janda kenapa? Kamu juga belum saya apa-apain kan? Jadi gak ada bedanya," Dira terkekeh menatap Flo.

"Tapi masa temen-temen gue gak tau gue nikah terus taunya gue udah jadi janda aja sih? Kan gak lucu tau!"

FLORA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang