10

96.7K 5.3K 156
                                    

***

Jam 7 pagi tadi, Dira membangunkan Flo untuk sarapan dan saat ini mereka berdua sudah berada di restoran hotel. Flo meminta untuk duduk diarea outdoor, balkon dengan alasan ingin menikmati udara pagi.

Selagi menunggu makanan mereka datang, Flora sibuk dengan handphone nya karena sejak tadi pun aplikasi line miliknya terus berbunyi. Entah itu chat dari Ilham atau chat group dengan ketiga temannya. Sedangkan Dira, pandangannya tak pernah lepas menatap Flora. Ia sangat menikmati wujud makhluk tuhan yang satu ini.

"Dir."panggil Flora memecahkan lamunan Dira.

"Eh copot!"gumam Dira sangat terkejut itu sebabnya latahnya ikut kumat.

"Maaf,"ujar Dira kemudian. "kenapa?"lanjutnya.

"Temen-temen gue ngajak main, gue boleh kan main sama mereka?"tanya Flora hati-hati. Bagaimana pun awal mula pernikahannya dengan Dira tapi tetap saja sekarang Dira sudah sah menjadi suaminya, Flora harus tetap meminta ijin kepada Dira.

"Iya. Tapi sekarang sarapan dulu."jawab Dira diiringi senyumnya, Flora juga ikut menampakan senyumnya.

"Makasih yah."ujar Flora yang kemudian hanya diangguki oleh Dira.

Setelah itu seorang waiters datang dari arah belakang tubuh Dira, membuat Flora yang melihatnya lebih dulu tersenyum sumringah, karena jujur saja perutnya sudah benar-benar lapar.

"Permisi mas, mba."sapa sang waiters dengan sopan.

"Ah iya, silahkan mba."ujar Dira mempersilahkan. Waiters itu pun mengangguk seraya meletakan beberapa makanan yang Dira dan Flora pesan keatas meja.

"Makasih mba."ujar Flora saat sang waiters sudah meletakan semua makanan mereka. Waiters itu pun mengangguk sebelum melenggang pergi.

"Buruan dimakan, saya tau kamu laper."suruh Dira yang dibalas dengan senyuman penuh arti dari bibir Flora. Tanpa menjawab, Flo lebih memilih untuk segera melahap habis menu sarapannya pagi ini.



***

Flora baru saja keluar dari kamar mandi. Dia sudah rapih dengan dress berwarna merah muda seatas lutut dengan lengan yang hanya sampai diatas sikut serta sebuah flatshoes berwarna putih. Makeup tipis natural serta rambut panjangnya yang ia biarkan terurai membuat Flo makin terlihat menarik.

Umpatan Dira semalam yang menyatakan kalo tubuh Flora tidak menarik itu salah, bahkan pria yang lebih tua 10 tahun dari Flora itu tengah menatap Flo dengan serius. Dira terbius oleh pesona Flora.

"Gak usah ngeliatin kayak gitu kali, Dir."sindir Flora seraya berkaca menggunakan kaca kecil yang selalu ia bawa didalam tas. Dira tersentak, ia tersadar dari lamunannya namun tidak terkejut.

"Hari ini lo mau kemana? Apa di hotel aja?"tanya Flora. Dira menatap jam pada iphone miliknya yang berada digenggamannya. Jam 10.20 pagi.

"Gak. Saya bakal ke rumah kita, ngecek apa rumahnya udah bisa ditempati atau belum."jawab Dira.

"Rumah kita?"tanya Flora.

"Iya. Nanti kita cuma tinggal berdua sama ada satu pembantu rumah tangga."jelas Dira dan Flora hanya menganggukan kepalanya.

"Kamu janjian sama mereka dimana? Jam berapa? Mau saya antar?"tanya Dira bertubi-tubi.

"Jam 11, dirumah Fika. Dan gak perlu, gue naik taksi aja."tolak Flora.

"Kamu gak mau ngenalin saya ke temen-temen kamu atau ngenalin temen-temen kamu ke saya?"tanya Dira. Flora menghela nafas.

"Gue harus ngenalin lo sebagai apa, Dir? Kakak? Mereka tau kalo gue itu anak tunggal. Om? Emang lo mau gue kenalin sebagai Om?"tanya Flora. Dira tersenyum.

"Boleh."jawab Dira. Flora tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

"Tapi gak sekarang yah? Next time, Dir. Oke bye! Gue berangkat yah."pamit Flora.

"Tunggu, Flo!"

"Apa lagi, Dir?"

"Nih!"ujar Dira seraya menyerahkan sebuah kartu kredit dan kartu ATM.

"Ini? Buat apaan, Dir?"tanya Flora.

"Saya udah bilang kan dulu, setelah menikah semua keperluan kamu itu tanggung jawab saya termasuk sekolah kamu. Itu kartu kredit sama ATM kamu pakai sesuka kamu, pin-nya tanggal pernikahan kita. Oh iya tapi kalo biaya sekolah, kamu bilang sama saya yah."jelas Dira. Flo tersenyum, sepertinya ia sedikit beruntung karena menikah dengan Dira.

"Thanks yah."ujar Flora.

"Iya. Yaudah sana berangkat, ada uang cash kan buat bayar taksi?"tanya Dira lagi. Flora membuka dompetnya, masih ada dua lembar uang seratus ribuan hasil simpanannya.

"Masih kok, masih cukup banget buat bayar taksi. Sekali lagi thanks, Dir. Gue berangkat."pamit Flora lagi. Baru kakinya melangkah, Dira kembali mengajaknya bicara membuat Flora kembali membalikan tubuhnya.

"Gak pamit?"tanya Dira. Flora nampak bingung.

"Tadi kan gue udah pamit?"

"Ini."ujar Dira seraya memajukan tangan kanannya kedepan. Flora kembali dibuat bingung, dia sama sekali tak mengerti maksud Dira.

"Apaan sih? Gue gak ngerti, Dir."desah Flora kesal.

"Cium tangan!"ujar Dira dan seketika itu mata Flora terbelalak. What?

"Seorang istri itu emang begitu."ujar Dira. Baiklah. Sekarang Flora adalah seorang istri berarti ia harus melakukan itu.

Flora mulai melangkah mendekati Dira, meraih tangan suaminya dan mencium punggubg tangannya sekilas.

"Oke. Gue pergi!"pamit Flora. Ia mempercepat langkahnya untuk segera keluar dari kamar hotel, khawatir jika tiba-tiba Dira kembali memanggilnya.




---
Alo ahaha menurut kalian ini ceritanya gimana sih?

Eh betewe si om Dira baik banget yah :'v

Eh iya, gue ganti username wattpad yah jadi gak usah mikir "oreovanila siapa? kok update hamil muda? bukannya nama akunnya ashintyas yah?" iya jadi jawabannya akun ashintyas ganti username :'v


Love,
Agnes

FLORA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang