Wisuda

1K 47 0
                                    

Author

Anna bersama Juna pulang ke Jakarta setelah mendapat izin yang tidak mudah dari orang tuanya.

Di perjalanan, Juna mengendarai mobilnya dengan tenang sedangkan adiknya tertidur lelap di sampingnya.

Merasa bosan tidak ada yang mengajaknya ngobrol dia mencolek lengan Anna mengajaknya bicara.

"Dek, tadi ayah bilang apa sebelum mas dateng?" Tanya Juna membangunkan Anna. Mata Anna kini memicing sebelah, terganggu.

"Kepo banget sih mas.." Anna malas menjawab memilih memejamkan matanya lagi. Juna kesal merasa adiknya ini tidak tahu diri karena memperlakukan dirinya seenaknya seakan Lupa kalau di sini Juna terpaksa menjadi supirnya hanya untuk menghadiri wisuda Aryan.
Juna menjitak kepala Anna kesal.

"Dek! kamu mau cerita atau turun aja di sinii?" Kata Juna mengancam Anna sebal. Tapi Anna tahu Masnya itu tidak akan serius dengan perkataanya. Anna membuka matanya lebar menoleh pada Juna memonyongkan bibirnya.

"Ayah bilang, boleh selama mas Juna mengawasi aku. Pokoknya kalau aku sampe kenapa-napa mas Juna yang tanggung jawab. Tadinya sempet nggak boleh sih  sama bunda tapi aku kan bisa luluhin bundaaa tersayaang," kata Anna tersenyum senang. Juna menggelengkan kepala melihat kelakukan adiknya.

"Terus alasannya apa?" Tanya Juna penasaran.

"Ya jujur aja, bilang mau ke wisuda Aryan." Katanya santai.

"Bener-bener kamu, dek! Demi Aryan kamu sampe ngerjain mas gini. Kalau dia kurang ajar sama kamu, Mas nggak segen-segen buat menghajar wajahnya yang datar itu!" Juna berkata sinis sambil matanya menatap lurus  ke depan fokus dengan setirnya.

Plaakk!

Anna menggeplak lengan Juna membuat Juna kaget dan meringis sakit karena tidak sempat menghindar.

"Nggak sadar diri! Mas Juna juga kaku kali sama cewek-cewek lain. Cemeenn! bisanya cuma mandangin dari jauh doang!" Kata Anna meleletkan lidahnya pada Juna. Juna mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

"Kapan Mas pernah begitu?" Tanyanya menggaruk pelipisnya kanannya, mengingat-ingat.

"Sering!"

"Sama siapa? Sembarangan! Yang ada cewek-cewek pada naksir sama, Mas. Enak aja," Kata Juna membela di diri.

"Heleehh, sama Pipik. Mas cuma berani mandangin dia dari jauh doang, kan! Yaa kaann! ngakuuu!" Anna menunjuk-nunjuk wajah Juna tidak sopan membuat wajah Juna merah padam di bully habis-habisan oleh adiknya. Dia memang menaruh perhatian pada sahabat adiknya itu sejak lama.

"Kasian deh, Mas Juna! Pipik sekarang udah di tikung sama ka Furrr...." belum selesai Anna bicara, Juna langsung menyumpal mulut Anna dengan tangan kirinya.

"Tidur nggak lu, dek!" Kata Juna membuat Anna tertawa geli, menyesal telah membangunkan adik bangornya.

***
Hari selasa pukul 12.00 siang Anna dan Juna sudah tiba di kampus Aryan. Suasana kampus sangat ramai oleh keluarga yang menghadiri acara wisuda.

Anna merogoh tasnya mengambil handphone, kemudian mengirim pesan pada Aryan.

"Hey, kak Aryan.. kejutan! Aku sedang ada di kampusmu. 😊 aku datang! Selamat wisuda lelakiku" Anna mengklik pesannya tersenyum bahagia.

Anna memutar-mutar handphone-nya. Lama sekali tidak ada balasan. Anna mulai gelisah.

Kenapa Aryan tidak juga membalas pesannya? Apakah dia tidak memegang ponselnya atau terlalu sibuk keluar karena terhambat oleh keramaian orang-orang yang memenuhi gedung kampusnya?
Anna berpikir sambil  menimang-nimang sebuket bunga mawar merah yang masih segar di tangan kanannya.

Mr. KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang