Bujuk Rayu pada Mas Juna

1.1K 51 4
                                    

Author POV.

Hari ini adalah hari pernikahan Anggi dan Azmi. Seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya ketika lamaran, resepsi di gelar di kediaman mempelai pria yaitu di kota Magelang Jawa Tengah.

Acara hari itu berjalan dengan baik dan lancar sampai pada pukul 10.00 malam. Sedari pagi sampai siang, sanak saudara, kolega-kolega ayah Widodo banyak yang berdatangan dari Jakarta, begitu pula kerabat, relasi pak Kyai yang tidak jarang adalah kyai-kyai pengasuh pondok pesantren yang lain juga turut hadir. Undangan juga di penuhi oleh santri dan santriwati teman-teman Azmi serta teman-teman Anggi yang menyempatkan diri hadir jauh-jauh ke Magelang.

Beberapa santri dan santriwati ada yang di minta untuk menampilkan marawis, hadroh, tari saman dan lain-lain untuk menghibur tamu undangan sekaligus memeriahkan acara. Setelahnya di tutup dengan ceramah agama membahas tentang nasihat-nasihat untuk pengantin baru. Acara yang tidak biasa dan jarang di temui oleh Anna, Anggi dan Juna. Mereka berdecak kagum, karena biasanya mereka hanya melihat acara dangdutan di pesta pernikahan teman-teman mereka.

Kedua keluarga itu terlihat bahagia sekali.

Setelah acara selesai, keluarga itu masih di sibukkan dengan menemani para sanak keluarga yang menginap karena datang dari jauh. Sedangkan kedua mempelai memilih untuk ke kamar pengantin beristirahat melemaskan otot kaki setelah berjam-jam lamanya duduk, berdiri, duduk, berdiri lagi  menyalami ribuan tamu undangan.

Disinilah akhirnya mereka berdua beradu pandang di kamar pengantin yang indah karena sudah di hias sedemikian rupa. Harum bebungaan semerbak meyeruak di dalamnya. Mereka lalu duduk terdiam menatap haru tidak menyangka karena akhirnya mereka telah memasuki kehidupan yang baru setelah ijab kabul terucap yaitu kehidupan berumah tangga.

Azmi perlahan mendekatkan diri pada Anggi yang mulai gugup karena salah tingkah tidak tahu harus berbuat apa.

"Dik.." kata Azmi lirih memanggil nama Anggi. Yang di panggil diam saja menunduk lalu pelan mengangkat wajahnya.

Awalnya Anggi ragu untuk masuk ke dalam kamar pengantin yang memang sengaja sudah di siapkan untuk mereka berdua. Dia masih merasa ini adalah mimpi. Seseorang yang tadinya sangat asing bagi dirinya kini tiba-tiba saja sudah resmi menjadi suaminya, pasangan hidupnya. Ia akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

"Iya, mas.." Anggi menoleh menatap suaminya. Dalam hatinya dia berjanji akan sungguh-sungguh belajar mencintai Azmi walaupun rasa cinta di hatinya belum sepenuhnya tumbuh. Mungkin butuh waktu untuk Anggi agar mencintai Azmi sepenuhnya. Tapi merasakan sikap Azmi yang lembut, sopan, dan sangat menghargainya dia berpikir sepertinya tidak akan membutuhkan waktu lama untuk menjatuhkan hatinya pada suaminya ini. Banyak gadis di luaran sana yang hatinya patah  mengetahui Azmi telah menikah dengan gadis lain dan kini mereka harus mengubur dalam-dalam harapannya yang sudah kandas.

"Kemarilah.." Azmi tersenyum pada perempuan di hadapannya yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Anggi sangat cantik dengan kebaya muslimah adat Jawa. Di tatap seperti tentu saja membuat jantung Anggi kebat-kebit tidak karuan. Ini pertama kalinya dia berduaan satu kamar dengan laki-laki lain selain ayahnya dan Juna.
Anggi mengatur napasnya supaya tenang.

Apakah harus malam ini?

Anggi menurut, mendekat pada Azmi. Dia menduduk malu sekali merasakan pipinya mulai memanas dan merasakan sensasi yang berbeda duduk bersama seorang lelaki yang sudah halal di bandingkan dengan lelaki yang hanya menjadi pacarnya dulu. Kali ini dia merasakan ketentraman di hatinya.

Azmi mendekatkan tubuhnya duduk menghadap Anggi di pinggiran sofa lalu mengangkat dagu Anggi, tangannya beralih ke puncak kepala Anggi yang masih berlapis kerudung kemudian pelan membisikkan doa. Anggi khidmat terdiam perlahan meneteskan air mata. Walaupun dia sendiri tidak begitu paham apa arti doa itu, yang jelas dia merasa sangat di hargai di perlakukan seperti itu sebagai perempuan. Dia terharu. Sepertinya benih-benih cinta di hatinya mulai tertanam.

Mr. KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang