Oleh-oleh Air Mata

1K 52 3
                                    

Author POV

Hoaammm....

Anna menguap mendengar alarm hapenya berdering, tangannya meraba-raba kasur mencari handphone-nya, lalu mengucek matanya sebentar.

"Jam berapa, sih? Perasaan baru tidur." Dia meraih handphone-nya, melihat jam masih pukul 04.00 pagi. Matanya masih mengantuk belum sadar, lalu ia  kembali merobohkan tubuhnya, memeluk guling, merekatkan matanya.

Cekrek!

"Hehh, masih tidur! Ayo bangun!" Bundanya tiba-tiba masuk lalu menggeplak pantat Anna yang masih setengah nungging. Anna meringis.

"Duh, Bun.. masih ngantuk," Anna malah semakin erat memeluk gulingnya..

"Anak perawan tidur kaya kebo. Ayo bangun! Siap-siap subuhan, dek. Ayah sudah nunggu di bawah. Kamu ini kebiasaan paling telat kalau bangun!" Bundanya seperti biasa mengomel, Anna ganti menutup kupingnya dengan bantal. Bunda lalu menjepit hidung bangir Anna dengan jarinya hingga dia susah napas dan terpaksa bangun dengan napas sesak terengah-engah. Cara itu selalu sukses di pakai bunda untuk  membangunkan Anna jika dia susah bangun.

Anna merengek kesal, meregangkan tangannya ke atas, kemudian dengan langkah gontai melenggang ke kamar mandi. Bunda tertawa melihat tingkah anaknya yang belum juga berubah.

Tak lama, Anna keluar dari kamar mandi dengan wajah basah bekas air wudhu. Ia segera mengambil mukenanya tiba-tiba hapenya berdering pertanda.  notification whatsapp masuk.

"Siapa pagi-pagi nge-whatsapp?" Anna meraih handphone lalu melihat layar ponselnya.

Siluman  : aku sudah pulang. Ada oleh-oleh buat kamu. Kalau mau datang ke rumah.

Anna tersenyum senang  membaca pesan dari Aryan. Dia baru ingat ini sudah berlalu seminggu sejak kepulangan Aryan dari Solo.

Anna: Mauuuuu. Kamu udah pulang? Eh, kamu aja sini main ke rumah.

Anna mengetes Juna. Padahal dalam hatinya dia juga belum berani membawa Aryan ke rumah walaupun untuk sekadar  memperkenalkannya sebagai teman.

Aryan   : aku baru sampai, badan pegel-pegel. Abis subuhan mau tidur lagi.

Anna    : Oke deh. Nanti aku ke rumah yaa abis pulang kampus. Oke! oke!

Aryan  : hmmm,

Anna ingin mengetik lagi, tiba-tiba suara Juna teriak memanggilnya dari lantai bawah.

"Dekkk! Buruan udah mau mulai. Lagi ngapain sih!" Katanya tak sabaran.

"Iyaa! Iyaaa! Ini mau turun, mas Junaa jeleekk," Anna mendengus sebal meletakkan hapenya di meja. Lalu wajahnya berganti merona, bernyanyi-nyanyi riang menuruni anak tangga. Juna berdecak, menggelengkan kepala melihat kelakuan Anna yang berubah-ubah kaya bunglon. Anna santai saja tidak mempedulikan tatapan keluarganya. Pagi ini suasana hatinya sedang berbunga-bunga.

***

Anna pulang lebih cepat dari kampus karena dosen mata kuliah jam kedua tidak masuk. Akhirnya, dia memutuskan untuk pulang saja menemui Aryan. Sebelumnya dia sudah memberi tahu lewat pesan tapi belum juga ada balasan.

Tin Tin!

Anna membunyikan klakson, menunggu sebentar di depan rumah Aryan. Tidak ada tanda-tanda Aryan keluar dari rumahnya, ia lalu memutuskan untuk langsung memarkir motornya.

Tidak ada Rani, kan? Pikirnya curiga.

Tok! Tok!

"Assalamualaikum! Kak..." Anna mengetuk pintu Aryan. Tidak ada jawaban juga. Anna refleks  memegang engsel pintu. Cekrek, dia terkejut ternyata pintu tidak di kunci.

Mr. KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang