Gara-gara Aryan

1.6K 70 0
                                    

Author Pov.

"Jadi kamu yang namanya Anna?" Aryan dengan tatapan datar bertanya pada Anna. Yang di tanya malah sibuk melihat ke arah mana saja, diam tidak menjawab.

"Kak, ini ada yang mesti di tanda tangani," Pipik fokus pada map yang di bawanya. Kebetulan kak  Faruq adalah ketua karang taruna yang di juluki si Anna pak Jendral karena memang pembawaannya yang tegas dan bijaksana.

"Oh iya, coba saya periksa. Di basecamp aja, Pik, yang ada mejanya." Kak Faruq mengambil map dari tangan Pipik dan melangkah ke basecamp karang taruna. Di belakangnya Pipik mengikuti. Ini kesempatan emas untuk Anna kabur dari hadapan Aryan.

"Pik! Gue ikut!" Ketika Anna akan menyusul Pipik, dengan cepat langkahnya malah di halangi oleh Aryan. Awalnya Anna mengira hanya kebetulan. Dia melangkah ke kiri. Aryan tetap menghalangi. kemudian melangkah Ke kanan, Aryan juga  mengikuti ke kanan.

Ini apaansih!

Pipik jadi gerah. Matanya melotot menatap Aryan.

"Kamu ngga denger saya tanya?" Aryan bertanya dengan tatapan mengintimidasi. Tatapan matanya malah membuat Anna salah fokus. Dia gugup kemudian  menundukkan pandangannya.

"Iya, gue Anna!" Anna menjawab malas."Udah sana minggir!"

Anna sebenarnya takut. Tapi dia tidak tahu bagaimana bisa kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
Anna mulai resah, ia menggigit-gigit bibirnya karena ka Faruq dan Pipik sudah masuk ke dalam  basecamp. Kini hanya tinggal dia berdua dengan Aryan.

"Maksud kamu apa kemarin narik sarung saya?"Tanya Aryan. Anna yang merasa tidak salah dengar lagi-lagi melotot, pipinya memerah. Dia kesal namun  gugup juga.

"Aku ngga ada maksud! A.. aku nggak sengaja kok." Anna mencoba menghindar dan ingin  lari, namun tangan Aryan segera menghalanginya. Badannya yang tinggi tegap benar-benar membuat jantung Anna dagdigdug tidak karuan.

"Kamu sengaja mau mempermalukan saya?" Terdengar ada penekanan dari Aryan. Anna Mengerutkan keningnya, sudah tidak tahan lagi untuk pergi dari hadapannya.

"Apa ini sopan santunmu terhadap orang yang lebih tua? Kamu juga tidak mau minta maaf?" Tanya Aryan lagi dengan  formal.

Cukuupp! Ini orang sok tua banget ya. Guee tauu lu emang lebih tua dari gue. Yahilaah beda berapa tahun si hahh??

Ingin sekali Anna memaki lelaki yang ada di hadapannya. Tapi entah kenapa mulutnya terasa terkunci tidak seperti biasanya. Dia biasanya akan menikam balik orang yang menekannya dengan kata-katanya yang pedas sepedas sambalado. Namun hari ini dia akan mengalah. Dia sadar dia yang salah. Apalagi baginya kesalahan itu adalah kesalahan  yang paling memalukan.

Anna bersabar. Dia hanya bisa merutuki Aryan dalam hati. Dia ingin lari tetapi Aryan mendekat satu langkah pada Anna,  membuatnya mundur. Akhirnya karena merasa terdesak, keluarlah kata-kata itu dari mulutnya.

"Gue ngga mau minta maaf! Bodo! Bodo! Dasar siluman tengkorak! Awas minggir!" Anna mendorong lengan Aryan untuk menyingkir. Kemudian dia segera  berlari menuju  basecamp. Kebetulan sekali Pipik dan kak Furqon sudah selesai. Mereka baru saja keluar dari pintu basecamp. Kesempatan dalam kesempitan, Anna langsung menyeret tangan Pipik dan kabur tanpa menoleh lagi ke belakang.
Jujur dia takut sekali. Kenapa bisa-bisanya dia sampai  mengeluarkan kata-kata menggelikan itu. Siluman tengkorak? Menjijikan. Dia benar-benar memperburuk keadaan.

Sedangkan yang di tubruk lengannya masih bengong tidak percaya bagaimana bisa seorang gadis mengatainya siluman tengkorak. Padahal biasanya dia selalu di gilai para gadis karena tampangnya yang rupawan. Tidak jarang juga yang terang-terangan menyatakan cinta padanya.  Aryan terdiam sambil mengepalkan tangan geram.

Dasar bocah kecil tidak punya sopan santun. Makinya.

***
Di kamarnya Anna menyesali perbuatannya. Kenapa ketika Aryan menyuruhnya meminta maaf dia tidak langsung saja mengucapkan kata maaf sehingga urusannya tidak tambah serumit ini.

Gawatnya, dia mengingat bahwa rapat masih akan berlangsung beberapa kali lagi. Masih ada beberapa pertemuan untuk membahas acara 17 agustus sebelum hari H, itu artinya pertemuan denga Aryan akan ada lanjutannya. Ini membuat situasinya bertambah semakin tidak nyaman.

"Dasar Aryan gila hormat!" Teriaknya. " Apa susahnya sih tinggal diem-diem aja kaya biasanya. Nggausah digede-gedein masalah gini doang, elaahh!" Batinnya menjerit kesal.

Aryan lebih tua 2 tahun dari Anna. Umurnya kira-kira 22 tahun, sedangkan Anna 20 tahun. Tapi Aryan memang terlihat lebih dewasa karena pembawannya yang tenang dan berkharisma. Itulah kenapa dia di percaya menjadi wakil ketua karang taruna karena dia dapat diandalkan mengurus organisasi. Dia juga pernah menjadi ketua OSIS di SMA nya dulu. Prestasinya memang cemerlang. Berbeda dengan Anna yang masih kekanak-kanakan dan maunya hanya bersenang-senang. Baginya ikut karang taruna adalah alasan mencari kesenangan, hitung-hitung kabur dari suasana rumah yang membosankan sehingga dia dapat terjun langsung ke lapangan dengan banyak kegiatan. Dia anak yang periang dan tidak bisa diam.

Dalam lamunanya, Anna masih membayangkan tatapan Aryan yang datar namun sorot matanya tajam. Badannya tinggi, kulit hitam manis tapi bersih,  Matanya tajam, bulu matanya lentik, hidungnya yang mancung, bibirnya...

Tidakkkk!!!  

Anna malah salah fokus. Dia meremas rambutnya, kemudian  menutup mukanya dengan bantal. Sambil tiduran kakinya menendang-nendang ke segala arah membuat selimutnya berantakan dan bonekanya berjatuhan.

"Dekkk! Kamu lagi kenapa sih ribut amat!" Itu suara kakaknya dari luar pintu kamarnya. Anna yang segera sadar langsung duduk membenarkan rambutnya yang acak-acakan.

"Nggak papa, Mbak!" Teriaknya dari dalam.

"Nggak papa tapi kenapa ribut begitu? Buka, Dek." Kakanya berusaha membuka pintu kamarnya yang ternyata di kunci.

"Aku lagi nonton film horror." Secepat kilat Anna segera menyalakan laptopnya dan membuka folder movie mencari film horror agar tidak di sangka berbohong. Kemudian dia baru membukakan pintu kamarnya.
Kakaknya yang curiga langsung masuk tanpa disuruh lagi.

"Aneh banget kamu, nonton apa sih?" Kakanya langsung berjalan menuju laptop yang ada di atas kasur kemudian matanya menyisir ke sekitar. Dia  melotot melihat pemandangan kasur Anna yang berantakan.

"Ini kasur apa kandang! Beresin dulu! Laptop kaka sita dan baru di balikin kalau kamar kamu udah rapih!" Kakanya yang galak segera mengultimatum, berlalu keluar kamar membawa laptopnya tanpa dosa.

Anna yang sedang kesal bertambah lagi kesalnya. Sial.

Arrggghhh semua gara-gara lo Aryaann!

Tbc

Mr. KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang