Tragedi Puding Strawberi

1.3K 74 4
                                    

Anna POV.

Pukul setengah sebelas aku sudah rapih dengan setelan dress motif bunga-bunga setengah lutut, di padu celana jeans, dan pashmina soft pink.
Ku patut diriku sebentar di depan kaca lalu mengoleskan lipbalm tipis pada bibirku yabg sedikit tebal agar tidak terlalu mencolok dan perfecto!
Ku ambil kunci si biru kemudian keluar kamar menuju dapur.

Dari jarak sekian meter tercium. aroma apa ini?

Hmm.. sedapnyeee

Ku lihat bunda sedang menutup kotak makan tupperware warna biru muda. Segera ku dekati bunda, mencium pipinya, lalu iseng membuka tutup tupperware dan mataku membulat tergiur, menelan ludah.

Puding cokelat dengan taburan keju dan potongan strawberry diatasnya. Glek!

Dengan semangat 45 dan tanpa bertanya lagi aku bergegas ke rak dapur mencari pisau kecil, berniat memotongnya dan memasukkan puding lezat itu ke dalam mulutku.
Horay ketemu! Ketika tanganku bersiap mengeksekusi tiba-tiba tangan bunda dengan sigap menahanku dan menggelengkan kepalanya pertanda No!

"Antarkan ini kerumah temen kamu kemarin, Aryan. Kamu belum jenguk dia kan?"

Yaaahhh bundaaaa!

Perutku sudah pasti protes mendengar ultimatum darinya. Tapi aku tidak mau menjadi anak durhaka maka aku pasti akan menuruti perintahnya.

Yayaya! Aku ingat. Aku memang akan menjenguk Aryan hari ini.

"Rapih bener yang mau jengukin orang sakit. Cieee.." Mbak Anggi dengan rollan rambutnya yang berantakkan seketika turun dari lantai atas senyum-senyum tidak jelas.
Dari lantai atas. Camkan! Bukan dari kahyangan!

"Mbak, kamu jalangkung ya? Datang tak di jemput pulang tak diantar." Kataku yang akhir-akhir ini merasa mbak Anggi sepertu jelmaan dari Nyi Loreng di film Suzana yang selalu muncul di mana-mana..kemudian bilang Bloroong! Bloroong!"

"Hih, daripada datang sesukanya pergi sesukanya kaya Dimas tukang PHP," Mbak Anggi berceloteh sambil menggulung-gulung rollan rambutnya yang kendor.

Siapa pula itu Dimas?

"Dih, gausah curhat keulees," Aku balas mencibir kemudian pamit pada bundaku tersayang.

"Bun, aku jalan. Pulang sore ya, sekalian mau latihan teater, muaah! Alopyuu! Assalamualaikum!" Aku mencium tangan dan pipi bunda, meraih bungkusan puding itu lantas melenggang keluar.
Sementara Mbak Anggi.. errr entahlah aku tidak peduli pada wanita korban PHP itu.

Tak lama berselang, aku sudah memarkir si biru di halaman rumah Aryan. Tadi gerbangnya tidak di kunci jadi aku langsung masuk saja.

Tepat di depan pintu rumahnya aku berhenti. Menarik nafas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu bercat krem lembut itu.
Ku kondisikan hatiku, ku tata detak jantungku. OK! Aku akan baik padanya hari ini. Hitung-hitung balas budi soal kemarin. Wajarkan? Ya wajarlah. Aku membatin menenangkan gemuruh hatiku yang mulai berteriak memprovokasiku untuk pulang saja.

Tok! Tok! Tok!
Assalamualaikum!
Do you wanna build a snowman...

Aku terkikik geli sendiri menyanyikan lagu Anna di film Frozen. Aku kan Anna juga. Rihanna Fatimah Azzahra tapi.

Tok! Tok! Tok!
Do you wann....

Ceklek!!!

Seorang lelaki dengan kaos oblong putih dan celana longgar pendek membukakan pintu. Padahal aku belum selesai nyanyi.

Itu si pemilik rumah, Mr. Kulkas alias Aryan.

"Do you wann.. apa?" Aryan masih berdiri di depan pintu tidak mempersilahkan aku masuk.

Mr. KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang