Two Prince

4.2K 526 280
                                    

"Itu punya Dek Chanu." Empat kata yang keluar dari mulut Dyo dengan segera membuat Kuki ternganga, menyusul tanda tanya raksasa terpatri di wajahnya.

"Kok... Dek Chanu???"

Pasti ada yang salah. Kan ia yang dijanjikan motor? Ya walaupun belum UTS sih. Tapi....

Tepat saat itu adiknya muncul menyusul dari balik pintu, dengan jaket yang selalu ia kenakan setiap sekolah, menyandang ranselnya yang selalu terlihat berat dan penuh. Tanda tanya ikut terpantul di bola matanya melihat ekspresi Kuki dan wajah tenang Dyo.

"Itu motornya Kakak udah dateng?" Tanyanya hati-hati seraya melepas sepatu.

"Itu motor kamu." Sahut Dyo, dengan segera menghentikan tangan Chanu yang terulur ke ujung tali sepatunya.

"Motor aku?" Ia melirik kakaknya yang masih berdiri mematung dengan wajah bingung. "Bukannya punya Kak Kuki?"

Itu juga pertanyaan gue. Batin Kuki. Ia menatap ayahnya lurus-lurus, menuntut jawaban lewat sorot matanya.

Dyo berdeham singkat dan membetulkan letak kacamatanya, "Kan Papa juga pernah janji ke kamu bakal beliin motor."

Chanu terdiam, ia melirik kakaknya lagi. "Tapi.. aku kira Papa bakal beliin Kakak duluan."

"Belum UTS. Kakak bakal Papa beliin motor kalo nilai UTSnya bagus, begitu perjanjiannya. Kalo ke kamu kan Papa cuma janii bakal beliin, gak ada catatan waktunya."

"Tapi..."

"Pah," Kuki akhirnya bersuara, dari sudut mata Chanu, ia bisa melihat buku jari kakaknya mengepal. "Aku tau aku gak kayak Dek Chanu, gak nurut kayak dia, gak sepinter dia, gak sekalem dia, aku pernah diskors sementara dia nggak. Gara-gara itu Papa beliin dia motor duluan?"

Suasana hening dan raut wajah Dyo tetap tenang.

"Papa beliin Dek Chanu motor bukan karena itu."

"Terus apa? Oh, aku tau, dari dulu juga aku udah tau. Papa sama Mama emang lebih sayang sama Chanu kan??"

Saat itulah serta merta wajah Dyo berubah, begitu juga Chanu, namun sebelum Dyo sempat bersuara, suara sedingin es keluar dari mulut Chanu.

"Menurut kamu siapa yang foto di albumnya lebih sedikit karena Papa Mama terlalu repot ngurusin anak sulungnya? Kakak pernah liat gak ada berapa album foto kakak dari pas baru lahir sampe gede? Banyak kak," Chanu menarik napas sejenak dan melangkah menuju tangga, sinar matanya sedingin suaranya, "Pernah bandingin sama album fotoku? Menurut kamu kenapa Papa sama Mama lebih dikit motret aku? Karena mereka sibuk ngurusin dua anak dengan jarak umur cuma setaun.

"Aku gak nyalahin Papa Mama, tapi aku gak setuju sama pernyataan kamu tadi yang bilang Papa Mama lebih sayang aku." Ia menoleh pada Kuki, matanya terpicing tajam. "Dan kalo kamu gak tau, biar aku kasih tau, selama tujuh belas tahun aku hidup, aku selalu ada di bawah bayangan kamu. Menurut kamu apa kata-kata yang pertama keluar dari guru setiap aku ngenalin diri? 'Oh, ini adeknya Rizky ya?' 'Kakak kamu jago gambar lho, kamu gimana?' belum lagi fans-fans cewek kamu yang sering banget deketin aku cuma buat mau tau nomor kamu atau titip salam. Sekarang kamu udah tau?"

Baik Kuki maupun Dyo terpaku.

"Menurut kamu kenapa aku berusaha banget biar juara 1 di kelas atau juara umum di sekolah? Kenapa aku ambisi banget jadi Ketua OSIS?" Chanu menarik napas lagi karena dadanya mulai terasa sesak, padahal ia sedang mengeluarkan semua yang ia kira adalah gumpalan-gumpalan emosi yang memadati hatinya. "Karena aku pengen lepas dari bayangan kamu, karena aku mau orang-orang liat aku sebagai Chanu, bukannya adiknya Kuki."

Setelah mengatakannya, Chanu benar-benar berbalik dan menaiki tangga menuju kamarnya. Samar-samar terdengar suara pintu kamar Chanu tertutup dan Kuki bersumpah ini adalah kali pertama ia mendengar Chanu membanting pintu.

First Son, First Prince and His Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang