kuki saying goodbye

3.7K 553 366
                                    

Sudah berlalu tiga hari dan tersisa empat hari lagi sampai Aris pulang dari gunung. Sore itu, Yeri membuka lagi line dari Aris yang dikirimkan padanya saat Aris masih di kereta, sewaktu Yeri menanyakan lagi apa maksud Aris dengan 'sesuatu'.

[Yeri]

Kak, gak bisa dibilang sekarang aja?

[Aris]

Knp emg?

[Yeri]

Penasaraan. Kelamaan nunggu kakak balik.

[Aris]

Gak bisa, kalo skrg, fokus gue lg kepecah karena mau naik

[Yeri]

...

Emang harus fokus ya?

[Aris]

Iya harus fokus

Soalnya sama pentingnya kyk kecintaan gue sama gunung

[Yeri]

Apaan sih kak?

*jadi tambah penasaran*

[Aris]

Tunggu gue balik aja ya

Doain gue balik selamat

Nanti gue bawain oleh-oleh

Yeri masih memandangi pesan Aris tiga hari lalu ketika satu notifikasi muncul di bagian atas layar, membuatnya tertegun. Line dari Kuki.

[Kuki]

Yer, gue mau ngomong

Gue tunggu di taman deket SD kita dulu

Yg ada ayunannya

Mata Yeri masih terpaku menatap huruf-huruf di chatroom karena masih kaget, lalu Kuki mengirim pesan lagi.

[Kuki]

Tapi kalo gak mau dateng juga gpp sih

Gue main ayunan sendiri aja

Yeri menghela napas, mau apa lagi kamu, Ki?

*

Angin sore meniup helai-helai rambut Yeri saat ia tiba di taman kompleks di samping SD. Matanya langsung tertuju ke satu sosok yang duduk membelakanginya di salah satu ayunan. Punggung Kuki terlihat jauh lebih bidang, membuat Yeri sempat lupa bahwa dulu ia pernah bermain ayunan di sebelah lelaki itu saat lelaki itu masih berseragam sekolah dasar, dengan coreng moreng kotor di pipinya karena bermain kasti di lapangan, dan minimal selalu ada tiga plester luka di siku, tangan, dan kakinya.

Kuki yang badung, Kuki yang bebas, Kuki yang lucu, Kuki yang jahil, Kuki yang kalau makan belepotan, Kuki yang berani bertanggung jawab sewaktu ia dan teman-temannya memecahkan kaca rumah orang saat bermain bola, dan Kuki yang dulu mendorong ayunan sambil merajuk tiga detik sekali: "Yer, abis ini gantian gue ya?"

Kini yang duduk di ayunan beberapa meter dari tempat Yeri berdiri adalah Kuki berbadan besar yang menjajaki kedewasaan. Yeri menghela napas dan tepat saat itu, Kuki menoleh. Wajahnya sedikit menunjukkan keterkejutan saat melihat Yeri, mungkin dikiranya Yeri tidak akan datang, apalagi Yeri memang tidak membalas pesannya.

Tanpa mengatakan apa-apa Yeri duduk di ayunan di sebelah Kuki.

"Lo mau ngomong apa?" Tanyanya.

Bukannya menjawab, Kuki malah mundur beberapa langkah ke belakang sampai jarak yang menurutnya cukup untuk mendorong ayunannya sampai jauh ke depan.

First Son, First Prince and His Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang