5

8.9K 748 52
                                    

"Giselle, apakah aku terlihat cantik dengan seragam untuk pelajaran nanti malam ini?" Tanya Arha kepada Giselle.

"Iya! Kau sangat terlihat cantik! Tapi kau tak pantas jika mengikat rambutmu menjadi dua seperti itu. Rambutmu seharusnya di gerai atau di ikat menjadi satu. Dan karena rok ini di atas lutut, seharusnya kau mengeluarkan jasmu dan memasukkan kemejanya kedalam rok, jangan di keluarkan semua begitu. Dan kau cocoknya menggunakan Sepatu warna hitam. You look so beauty maybe like that." Komentar Giselle.

"He? Kau bisa bahasa Inggris?" Tanya Arha heran.

Giselle tersenyum.

"Kau tahu seorang wanita yang memberikan kertas coklat kepada nyonya Veronica?" Tanya Giselle. Arha mengangguk.

"Dia adalah kakakku." Arha membelalakan matanya kaget.

"Jangan bilang dia mengajarimu beberapa hal tentang pelajaran?"

"Iya, dia mengajariku."

"Apa saja yang dia ajarkan?" Ucap Arha penuh harapan. Semoga kakaknya Giselle mengajarkan Giselle tentang dunia Elementer, jadi Arha bisa menanyakan tentang teka- teki dari Prognosis Book.

"Hanya bahasa Inggris." Seketika bahu Arha melemas.

"Aah! Aku pikir ada harapan!" Ucap Arha tanpa sadar.

"Harapan apa?"

"Tidak ada. Giselle, kenapa kau suka baca buku?"

"Karena dimataku buku itu bisa menghilangkan kejenuhan yang ada dalam diri kita, terlebih yang seperti buku cerita. Itu sangat seru!"

"Kalau begitu biar aku habiskan membaca buku itu dulu. Maksudku, ehmm.. bolehkah aku meminjam buku itu? Jika aku sudah selesai membacanya maka.. aku akan mengembalikannya kepadamu."

"Hahaha, buku yang judulnya 'Love and Best Friend' itu? Kau ambil saja, perutku ingin mual membaca buku itu. Entah dari mana kakakku mendapatkan buku itu. Dari judulnya saja tidak memungkinkan bahwa buku itu berasal dari dunia Elementer, bukan?" Ucapan Giselle ada benarnya juga.

"Kau ada benarnya juga. Ah lupakan itu, kau mandi duluan saja sana. Ini sudah sore hari. Nanti kita akan berjalan- jalan di taman belakang akademi ini. Kau mau?"

"Maaf, Arha. Aku sudah ada janji dengan temanku. Kau kalah cepat sepertinya."

"Ohahahaha, tidak apa- apa. Aku akan kesana sendiri."

"Maaf, ya?"

"Santai saja, kita akan kesana lain kali. Sekarang mandilah."

******

Setelah selesai mandi, seperti rencana awal, Arha berjalan- jalan menuju taman belakang, SENDIRIAN.

Saat ingin menginjakkan kaki di atas rumput taman belakang, Arha mendengar seseorang berbicara sendiri, bukan, bukan bicara sendiri. Dia bicara pada... Hewan?

Dari pada pergi, Arha memutuskan untuk sembunyi di semak- semak dan sedikit menguping.

Siapa itu? Seperti orang gila saja! Ucap Arha dalam hati.

Tunggu dulu! Arha mengenali model rambut itu. Seperti pernah melihatnya.

"Hyu... Hyugo!" Ucap Arha pelan.

"Hey burung! Kau tau, aku ini baru pertama kali melihat perem- maksudku Ignis macam dia. Satu- satunya Ignis yang tak pemarah, hangat, bersahabat, dan.." Hyugo menggantungkan kata- katanya. Lalu menarik nafas dalam- dalam dan menghembuskan nafasnya.

".... Entahlah, dia memiliki aura yang selalu menarik hatiku untuk bertemu dengannya. Aku tak mau bilang suka atau sayang atau yang lainnya. Untuk sekarang aku ingin mengenalnya lebih jauh dulu, mengenal siapa orang tuanya, dia punya saudara atau tidak, punya peliharaan atau tidak, dan.. Dia memiliki kemampuan seperti apa?"

Academiae ElementerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang