14

6.1K 523 13
                                    

"Aku sudah bilang bukan kalau kau itu harus hati- hati! Sudah dua hari kau dirawat disini. Ini sudah malam dan besok pagi kita harus perang, dan kau masih disini!? Yang benar saja" Ucap Hyugo pada Arha.

"Maaf, tapi aku sudah membaik. habisnya kau menggangguku."

"Kenapa jadi aku yang salah?"

"Kau selalu bilang 'Arha berhati- hatilah', 'Arha perhatikan langkahmu, 'Arha kau harusnya seperti ini' 'Arha seperti itu' dan banyak lagi hingga ayahku saja jengah padamu!"

"Baik- baik. Aku mengaku salah. Aku seperti itu karena aku khawatir padamu."

Arha tersenyum mendengar ucapan Hyugo. Karena jujur, Arha senang dengan Hyugo yang berkata seperti itu.

"Hyugo, ajak aku jalan- jalan." Ajak Arha.

"Kemana?"

"Tempat favorit kita, taman belakang, jika malam aku yakin pasti semakin indah."

"Tapi, apa kau sudah mempersiapkan alat- alatmu untuk perang besok?"

"Aku tak mempersiapkan itu untuk perang besok. Ibuku yang mempersiapkannya."

"Enak sekali memiliki ibu yang berada di tempat yang sama denganmu."

"Eh? Siapa bilang? Ada atau tidak bagiku tidak ada bedanya. Toh ayahku yang sebenarnya bukan di dunia Elementer, kan?"

"Kau benar juga. Kalau begitu pakai jaket hangatmu, kita ke taman belakang."

Arha dan Hyugo berjalan- jalan di tengah akademi. Ini sudah pukul 8 malam namun penduduk akademi masih sibuk dengan armor, pedang, panah, tombak, dan peralatan perang lainnya.

"Bagaimana jika perang besok aku mati?" Tanya Hyugo di tengah perjalanan.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Jangan katakan hal itu! Atau aku yang akan membunuhmu sekarang!"

"Baiklah baik. Aku tak akan mati."

"Kau janji?"

"Iya, aku janji."

Mereka berjalan dengan obrolan yang sebenarnya saling mengkhawatirkan jika perang besok salah satu dari mereka akan meninggal.

Arha sendiri sebenarnya sangat tidak ingin Hyugo ikut perang karena dia khawatir dengan Hyugo.

Sesampainya mereka di taman belakang, Arha mengeratkan jaket yang ia kenakan karena udara semakin dingin.

"Arha kau ingat? Disini tempat aku mengungkapkan perasaanku, beserta keraguanku pada diriku sendiri."

"Aku tak akan pernah melupakan hari itu."

"Dan sekarang, malam ini, sebelum perang akan dimulai besok, aku telah yakin dengan perasaanku sendiri."

Arha yang semula melihat ke arah danau berpaling melihat Hyugo yang juga melihatnya.

"Maksud mu?" Tanya Arha tak mengerti.

"Aku yakin dengan perasaanku kali ini untukmu, aku yakin seyakin yakinnya bahwa ini adalah cinta."

Arha terkekeh sebentar.

"Itu sebuah pengakuan?" Tanya Arha lagi.

"Aku tak menyangkalnya."

Senyum tawa diwajah Arha hilang, digantikan dengan senyum tulus.

"Hyugo, kau sangat tahu bagaimana aku. Aku tak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang kekasih sempurna sepertimu, bahkan aku memiliki teman saja belum ada jangka waktu selama satu tahun, bagaimana bisa aku menjadi kekasihmu?"

Academiae ElementerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang