Aulia sedang duduk di ruangan Tasoo. Ketika Tasoo baru masuk setelah selesai menyelesaikan tugas dari Veronica.
"Hei.. apa yang kau lakukan disini?" Tanya Tasoo lembut. Air mata Aulia tak dapat dibendung lagi, dia menangis sejadi jadinya. Memeluk orang yang paling dia sayang didunia Elementer ini.
"Aku.. hikkss tak tau apa yang bisa aku lakukan.. Tasoo tolong aku..." Aulia membuat Tasoo bingung sendiri. "Sayang? Kenapa kau menangis hm? Coba cerita kepadaku." Tasoo mengusap pipi Aulia.
Aulia menceritakan semuanya.. semua yang terjadi dan dia dengar diruangan Leon. Tasoo hanya tersenyum mendengar cerita Aulia. Aulia yang bingung, bertanya kepada Tasoo kenapa malah dia tak sedikitpun merasa sedih. "Apa masalahmu?! Kau akan mati ditangan kekasihmu sendiri, mengapa kau tersenyum?!" Tangisan Aulia semakin pecah.
"Sayang.. aku tak sedih karena kau yang membunuhku, dengan senang hati aku akan mati ditanganmu. Dan jika Tuan Leon bilang itu akan terjadi, maka percayalah, kita semua akan ditakdirkan untuk bertemu di bumi nanti." Tasoo memeluk gadisnya erat. Sesungguhnya dia sedih.. amat sangat.. akan terpisah dengan Aulia selama bertahun tahun lamanya. Namun tak ada pilihan lain. Tasoo juga tak boleh terlihat lemah dihadapan Aulia.
"Berjanjilah bahwa kau akan mencariku dikehidupan selanjutnya?" Pinta Aulia kepada Tasoo. "Aku janji!" Tasoo menggenggam tangan gadisnya itu erat, lalu kembali memeluknya. "Aku mencintaimu." Ucap Tasoo. "Aku lebih mencintaimu.." balas Aulia.
********
"Kau ingin pesan apa? Aku yang akan bayar." Ujar Ken. "Aku sedang tak nafsu makan Ken." Ucap Hana yang tak biasanya.
"Hei.. kau kenapa hmm??" Krn menangkup wajah Hana, dan terlihatlah mata Hana yang sudah digenangi air mata. "Kau kenapa? Ceritalah denganku.."
"Ken.. Bagaimana jika nanti aku membunuhmu?" Pertanyaan Hana membuat Ken berfikir sejenak. Lalu dia tersenyum. "Hana, jika kau membunuhku tanpa adanya kesalahan. Aku akan sangat tidak menginginkan itu.. tapi, jika kamu membunuhku untuk kebenaran maka aku tak akan menyesalinya." Ucapan Ken membuat Hana semakin menangis dan memeluk Ken erat. "Aku akan membunuhmu demi kebenaran Ken.. Kita semua akan hidup kembali ke bumi dan kembali berperang disana.. Xavior akan meminta kepada Dewa Ignis agar semua yang Virtus Electam bunuh akan kembali hidup di bumi.. karena itu.. karena itu aku harus membunuhmu.." Hana semakin erat memeluk Ken.
"Hana, hidup di klan Tenebrae sama dengan mati bagiku, aku akan mati hanya ditanganmu, sebagai bentuk permohonan maafku untuk Elementer yang sudah terlebih dahulu mati." Ucap Ken lalu mengecup kepala Hana.
******
"Hei.. aku akan membunuhmu kau tau?" Ujar Lina kepada Jeremy yang sedang tiduran di paha gadis itu. "Hmm bunuh saja.. dijehidupan selanjutnya aku yang akan membunuhmu.." ucap Jeremy tanpa tau apa yang dikatakannya.
"Aku berbicara serius.." Lina mengusap surai kekasihnya.
"Ada masalah apa?" Jeremy terbangun dari posisi yang sandat nyaman baginya. Lina menceritakan semua yang terjadi di ruangan Leon. "Ooh seperti itu? Tidak bisakah kita mati bersama?" Jawab Jeremy.
"Hei.. aku harus membunuh semua Elementer baru aku bisa mati." Jawab Lina. "Aku akan mencarimu.. jika aku hidup lagi di Bumi" Ucap Jeremy mulai berkata serius. Lina menyandarkan kepalanya ke bahu kekasihnya. "Iya, bagaimanapun, aku menyayangimu." Tangan Jeremy mulai memeluk Lina. "Aku juga sayang padamu Jeremy."
**********
Hyugo sedang memeluk kekasihnya dari belakang, mereka tengah duduk di pinggir sungai tempat favorit mereka.
"Aku tau kita semua akan mati ditangan kalian berempat." Hyugo membuka suara.
"Eh? Bagaimana kau bisa tau?" Arha menatap mata Hyugo. "Kau tak ingat aku juga guru hm? Aku diberitahu oleh Tuan Leon saat kami tengah membicarakanmu." Hyugo mengeratkan pelukannya. "Arha jujur, aku tak mau kehilanganmu." Ucap Hyugo. Arha mengusap tangan kekasihnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Academiae Elementer
FantasiaKisah seorang 4 elementer cantik yang memiliki kekuatan khusus untuk melindungi dirinya sendiri dan para elementer lainnya. Kisah cinta mereka berempat dan petualangan mereka