Say you won't let go - James Arthur•••
Bintang POV
Hari ini gue berangkat hanya bersama motor ninja kesayangan gue, tanpa wanita kesayangan.
Mentari berangkat gak bareng gue otomatis gue jadi jomblo mendadak.
Gue pun mengendarai motor membelah jalanan Ibu kota yang ramai Oleh kendaraan.
Saat di lampu merah. Mau tidak mau gue memberhentikan motor padahal bel berbunyi kira-kira 10 menit lagi dan sekolah masih jauh di ujung jalan sana. Pikiran gue melayang memikirkan keberadaan Mentari.
Gimana kalo nanti dia telat? Kita kan masih ber-cap anak baru. Baru sehari sekolah disana. Masa iya udah telat!?
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak gue.
Gue tercengang. Mata gue terbelalak.
Seorang wanita sedang berdiri dihadapan gue.
Subhanallah! Sumpah cantik banget ini cewek. Rambut di kucir kuda, dengan beberapa helai yang keluar ikatan, mata yang indah. Ditambah lagi lesung pipi yang berada di bagian kanan.
Apakah ini bidadari yang diturunkan Tuhan buat gue?
"Aku boleh ikut gak kak sampe sekolah, udah mau bel ini." Ucapnya dengan ekspresi puppy eyes.
Gue melamun sejenak memuji ciptaan Tuhan yang luar biasa cantik.
"Eh iya silakan, emang sekolah lo dimana?" Tanya gue dengan gelagapan. Karena gue nervous berhadapan dengan bidadari seperti dia."Bina bangsa, kita satu sekolah. Badge sekolah kita sama," katanya sambil menunjukan badge nya yang berada di bahu kanannya.
"Yauda ayo naik," perintah gue. Tak lama dia pun Sudah berada di belakang gue.
"Lo kelas berapa?"
"IPA 10-1," gue hanya ber-oh ria.
Cewe itu langsung turun sesampainya di parkiran sekolah. Tangan gue mencegahnya. "Kita belum kenalan," ucap gue datar sedatar Papan tulis anak SD.
"Icha," gue tersenyum lalu membalas uluran tangannya. "Bintang," Icha mengangguk. "Yauda ya ka aku ke kelas dulu, makasih atas tumpangan nya." Gue mengangguk. Gue masih memperhatikan punggung Icha yang semakin menjauh karena jarak diantara kita semakin membesar.
Gue akhirnya menyudahi melihat punggung Icha karena sudah tak terjangkau oleh mata gue ini.
.
Saat gue memasuki kelas Mentari Sudah ada dibangkunya bersama Tania. Bel Sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu tapi belum ada guru yang masuk.
"Tari ko lo udah sampe duluan? Padahal gue jalan duluan," tanya gue terheran-heran. Apa iya Mentari melakukan teleportasi?
"Pas lo berangkat gue juga berangkat sama Kawin, terus karena macet jadi lewat jalan tikus gitu," ucapnya menjelaskan. "Jalan tikus? Apa muat? Kan buat tikus," ucap gue sok polos. "Bodoh," cibir Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Bintang
Teen FictionPernahkah, ada seseorang yang bermimpi melihat Mentari dan Bintang berdampingan? Ada, itu aku. Aku bodoh? Ya memang, karena mengharapkan sesuatu yang hampir mustahil! ©copyright 2017, AstronomGirl.