Heavydirtysoul - 21 pilots•••
Semburat kuning keemasan terlukis Indah di ufuk Timur, Matahari juga masih malu-malu untuk menyinari bumi.
Mentari merenggangkan otot-ototnya yang tegang sehabis bangun tidur. Ia sudah berniat untuk menyelinap kerumah Bintang nanti Dan akan meletakan kotak berisi puluhan belalang hasil jerih payah Mentari kemarin. Omong-omong Mentari sampai sangat kelelahan mengumpulkan binatang itu. Saat maghrib Mentari baru menyudahi nya. Dan terkumpul sekitar tiga puluh belalang.
Saat ini Mentari akan pergi untuk mandi, sarapan lalu segera menuju kerumah Bintang.
•••
Bintang terbangun akibat getaran-getaran yang berasal ponsel nya. Bintang mengerjapkan matanya. Saat ia buka ponselnya sudah dipenuhi notifikasi ucapan selamat ulangtahun yang berasal dari semua akun sosialnya, mulai Dari instagram, Twitter, Facebook, Path, dan beberapa kolom chat para sahabatnya termasuk Leon, Sam, Dave, dan yang lainnya. Dan Bintang menyadari tidak ada Mentari disitu, sama sekali tidak ada.
Berbeda dengan tahun-tahun lalu. Biasanya Mentari selalu menjadi yang pertama mengucapi ulangtahun kepadanya, bahkan Mentari pernah satu Kali pada saat ulangtahun yang ke sepuluhnya Bintang datang tengah malam dan menakuti Bintang dengan kostum hantunya. Tapi Kali ini tidak! Dan entah kenapa Bintang merasa ada yang berbeda.
Bintang beranjak Dari tidurnya dan keluar Dari kamar dengan langkah gontai.
"SELAMAT ULANGTAHUN BINTANGGGG!!!" Teriak Mama, Papa dan Dion saat Bintang keluar Dari kamarnya. Mama memegang sebuah kue black forest, Papa menegang sebuah kotak dengan hiasan pita. Dan Dion meniup-niup trompet yang membuat suara riuh gempita. Sudut bibir Bintang tertarik membentuk sebuah senyuman yang amat indah.
Ia tidak bisa berkata apa-apa.
Lidahnya kelu.
"Habede ya Tang sekali lagi," ucap Dion. "Udah makin gede aja anak Papa," ucap Papa nya seraya menyerahkan sebuah kotak yang pasti berisi hadiah. "Mama sayang kamu,"
"Makasih ya semuanya,"
"Anjayy tar kalo ada pilkada elo nyoblos dah Tang," celetuk Dion, Bintang hanya terkekeh.
"Tua-an Dion kan ya daripada aku, tapi kok tinggian aku ya?" ucap Bintang pada kedua orang tuanya.
"Kampret lo!"
•••
"Pa, Ma aku berangkat dulu ya, mau kumpul sama temen-temen," ucap Bintang sambil memakai sepatu converse hitam yang sudah agak pudar. Itu adalah pemberian Mentari tahun lalu.
"Iya hati-hati ya sayang, jangan lupa makan siang nanti, jangan pulang sore-sore takut hujan," titah Mama nya. Begitulah memang, orang tua Bintang over protective. Mungkin karena mereka sangat menyayangi Bintang. Setiap orang tua punya cara nya sendiri-sendiri untuk mendidik anaknya.
"Ya udah Bintang berangkat,"
"Eh tunggu! Jangan lupa bawa jas hujan, oh iya mau bawa bekal ga?"
Ucap Mama nya. "Engga usah nanti aku beli aja disana,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Bintang
Fiksi RemajaPernahkah, ada seseorang yang bermimpi melihat Mentari dan Bintang berdampingan? Ada, itu aku. Aku bodoh? Ya memang, karena mengharapkan sesuatu yang hampir mustahil! ©copyright 2017, AstronomGirl.