untuk Bintang 8

133 14 1
                                    

Castle on the hill - Ed sheeran

•••

Pritttt!!!

Peluit pak Joko mengintruksikan agar segera berkumpul di lapangan untuk melaksanakan mapel penjas hari ini.

"Cepetan Tania, lo mau disuruh lari muterin lapangan ama pak Joko?" Ucap Mentari tak sabaran melihat Tania yang masih merapikan pakaiannya. "Iyaiya cerewet lo kayak Bu Megan," sergah Tania.

"Kalian semua terlambat 3 menit," ucap pak Joko. Saat ia bicara kumisnya ikut bergoyang bagai diterpa angin sepoi-sepoi.

"Yaelah pak cuma tiga menit doang, maklumin lah. Kita kan ganti baju dulu," protes Bintang. "Jangan banyak bicara, cepat lari 3 putaran," semuanya mendengus. Memang kalau sudah pak Joko yang bicara sudah tak ada lagi murid yang bisa membantah.

"Pak saya dehidrasi nih," ucap Bintang saat sudah selesai melakukan hukuman dari pak Joko. "Iya pak," koor yang lain. "Mending kita ga usah olahraga deh pak hari ini," usul Leon. Yang lain menyetujui. Tapi tentu saja pak Joko tidak.

"Ah jangan banyak alasan, yang putri main basket di lapangan satu. Yang putra lakukan pemanasan sekali lagi. Bapak mau ke lapangan dua dulu. Membimbing anak Kelas XII-9 yang sedang praktek," jelasnya.

"Yahh pak, ga perlu pemanasan lagi juga kita-kita udah panas ini," ujar Bintang sedikit teriak karena pak Joko yang sudah ada diujung sana, yaitu lapangan dua.

"Diam kamu Bintang!" bentak nya. Bintang akhirnya patuh walau hatinya jelas menolak.

"Sakit pak hati Bintang digituin," ucap Leon dramatis.

.

"Yang pertama putra dulu yang putri belakangan. Dylan kamu duluan!" Perintah pak Joko.

Dylan pun maju. "Pertama kamu dribble bola nya lalu kamu shoot. Tapi dribble nya zig-zag sesuai dengan tanda nya," jelas pak Joko.

Tanpa basa basi Dylan pun melakukannya dengan mudah.

Pada shoot yang kedua. Tiba-tiba Mentari datang menghampiri pak Joko.

Tembakan bola basket milik Dylan pun melenceng ke arah Mentari. Dan

Bruk!

Mentari jatuh ditempatnya akibat terkena bola basket.

"Dylan kamu lagi, kamu lagi, cari masalah mulu hidup mu!" Ucap pak Joko.

"Jangan marah mulu pak, nanti kumisnya jatoh," ucap Dylan santai.

Pak Joko geram. Dan ingin segera memarahi Dylan lagi. Namun ia sudah pergi ke UKS dengan Mentari digendongannya.

"Eh tan Mentari pingsan noh," ucap Bintang kalang-kabut. "Mana?" Tanya Tania panik. "Itu yang digendong ama cowo. Yah anjir segala gendong-gendong bukan mukhrim juga," ucap Bintang sambil geleng-geleng kepala.

"Yauda gue susul dulu ya tang," ucap Tania. "Udah gue aja," sergah Leon. "Lo disini aja," lanjutnya.

.

Leon masuk ke UKS. "Mentari kenapa?" Tanyanya pada Dylan. "Yang lo liat gimana?" Tanya Dylan sarkas. "Udah mending lo awas. Tadi siapa nama cewe ini? Mentari? Nah Mentari pingsan gara-gara gue. Biar gue yang tanggung jawab," ucapnya datar sedatar papan triplek.

Leon akhirnya pergi. "Jagain dia," ucapnya saat diambang pintu. Dylan hanya diam lalu mengambil kotak p3k dan mengobati kening Mentari yang terluka.

Tak lama Mentari bangun. Ia sadar ada seorang lelaki disisinya yang sedang memandang keluar jendela.

Mentari mendesah pelan saat merasakan lukanya yang sakit. "Masih sakit?" Tanya Dylan datar. Mentari mengangguk. Dan dia sadar bahwa lelaki yang ada dihadapannya adalah lelaki yang waktu itu keluar dari ruang kepsek. Dan juga yang tempo hari diomeli oleh pak Joko. "Iya gue yang lo tabrak di ruang kepsek waktu itu," ucapnya tiba-tiba.

Mentari tersentak. Apa cowo ini bisa membaca apa yang sedang Mentari pikirkan?

Mentari memilih hanya mengangguk.

"Dylan," ia menyodorkan tangannya. "Mentari," jawab Mentari.

"Karena gue udah buat lo pingsan. Gue boleh kan traktir lo atau apa gitu? Tanda permintaan maaf,"

"Eh?" Mentari bingung. "Jangan salah paham itu cuma permintaan maaf," ucapnya datar. Tanpa menatap Mentari. "Iya,"

"Gue ke Kelas dulu kalo gitu," ucapnya lagi-lagi datar. "Makasih," teriak Mentari. Tanpa dijawab oleh Dylan.

Tak lama Bintang, Tania dan Leon datang dengan raut cemas yang terlihat jelas. "Lo ga papa kan tar?" Tanya Tania. Mentari menggelengkan kepalanya. "Lo ga diapa-apain kan sama kaka Kelas tadi? Siapa namanya yon?" Tanya Bintang berturut-turut. "Engga lah," jawab Mentari disertai dengan tawanya. "Dylan," jawab Leon.

"Emang ada anak Kelas 12 yang namanya Dylan?" Tanya Tania bingung. "Anak baru, dia itu bandel banget, jutek nya nauzubilah! Tapi yang gue bingung cewe-cewe langsung pada ngefans ama dia. Emang sih ganteng. Yaelah rating gue makin turun dah. Udah kalah ama Bintang ditambah lagi sama ka Dylan," cerocos Leon.

Sejurus kemudian mereka tertawa. " lo bisa jalan kan tar?" Tanya Bintang.

Diperlakukan begitu saja sama Bintang mentari sengengnya banget banget.

Mentari mengangguk semagat. "Gue kan kuat," Bintang mengusap puncak kepala Mentari.

"Yaudah yuk masuk Kelas. Mapel selanjutnya udah mau mulai," ucap Leon.

"Ayoo,"

Mentari berlajan menyusuri koridor dengan dirangkul oleh Bintang.

Senangnya Mentari hari ini. Masa bodoh dengan rasa sakit nya!

To be continue...

•••


j

an lupa vomments oyy!! Wkwk


Salwaa.

Untuk BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang