Untuk Bintang

untuk Bintang 14

Twin shadow - to the top

•••

"Kemarin lo pulang sama siapa?" Tanya Tania disela kegiatan menulisnya. "Dylan." Jawab Mentari tanpa memalingkan pandangan dari bukunya. "Dylan, anak Kelas 10 yang pake kacamata, bawa buku terus, itu?" Tania sedikit bingung. Masa iya Mentari pulang dengannya?

"Lo naek sepedanya Dylan?" Tanya Tania lagi.

Mentari terkekeh. "Bukan lah gila!"

"Ya terus?"

"Ka Dylan, Kelas 12," seketika itu juga Tania memberhentikan aktivitas menulisnya, pandangannya terfokus pada Mentari. "Hah sumpah lo?"

"Apaan da Tan lebay banget lo,"

"Ka Dylan yang anak baru kan? Pindahan?" Tebak Tania. "Yep."

"KOK BISA?!" Pekik Tania.
Pingin kurobek mulut Tania ini!

"Ada apa ribut-ribut, Tania, Mentari?" Suara milik Bu Megan mulai terdengar. "Engga kok Bu," Mentari nyengir kuda.

"Tumben Bu gak marah, lagi libur ya PMS nya," celetuk Bintang Dari tempatnya. "Bukan ege Tang! Bu Megan lagi happy gara-gara abis jadian ama pak Liam, iya kan?" Ucap Leon tiba-tiba.

Bu Megan hanya menampilkan senyum simpulnya. "Peje lah Bu," chorus anak sekelas.

"Nanti ya saya traktir,"

"Asekkkk,"

.

Jam istirahat ini semua anak Kelas XI-IPA-3 di traktir bakso oleh Bu Megan. "Gue nambah ah," celetuk Leon seraya bangkit dan hendak untuk nambah.

"Lanjutin dong Tar ceritanya," ucap Tania seraya memasukan bakso kedalam mulutnya. "Cerita apa?"

"Ka Dylan,"

"Ya gitu, gue dianter pulang," jawab Mentari sambil meminum jus dihadapannya. "Aaaa gue mauuu," rengeknya.

"Entar gue pulang sekolah juga kayak lo ah, nunggu di halte. Kali aja ada kak Dylan yang mau anter gue pulang," Tania memang selalu mengkhayal yang tidak-tidak. "Ngimpi!" Cibir Tania.

Ting!

Sebuah pesan chat masuk kedalam ponsel milik Mentari. "Dari siapa tuh?" Tanya Tania yang punya kadar kekepoan yang luar biasa.

Tar, pulang sekolah temuin gue ya di parkiran.

Dylan.

Dengan sigap Tania merebut ponsel milik Mentari. "Ciyeee," pekiknya.

"Berisik lo!"

"Hahaha,"

.