untuk Bintang 13

141 10 0
                                    


I don't wanna life forever
- Zayn Malik (ft. Taylor swift)

•••

Aduh gue pulang sama siapa nih? Batin Mentari.

Sudut mata Mentari menangkap figur segerombolan orang yang sedang nongkrong tak jauh dari gerbang sekolah. Tepatnya disebrang dari tempat Mentari berdiri Sekarang. 

Ternyata setelah Mentari menelaah lebih jauh, itu adalah murid Kelas 12. Sungguh tak patut dicontoh. Karena ada dari mereka yang sedang menghisap rokok, baju mereka semua sudah keluar dari tempat seharusnya. Bahkan ada yang sudah tidak memakai baju putihnya melainkan kaus hitam polos. Rambut mereka berantakan. Tas-tas yang mereka kenai tipis macam penggaris anak SD dan dipastikan tidak ada banyak buku didalamnya. Mau seperti apa masa depan mereka, kalau begini?

Mereka mengobrol dan sebagian dari mereka mebgeluarkan joke-joke nista nya. Lalu mereka tertawa bersama. Mentari tak habis pikir, apa mereka tak ada kerjaan dirumah? Lebih baik pulang, tidur atau melakukan apapun dirumah daripada disini buang-buang waktu, pikir Mentari.

Tak lama segerombolan itu mulai menyadari keberadaan Mentari di halte sebrang. "Neng, abang anter yuk, udah mau ujan. Nanti kalo keujanan kamu sakit, abang yang khawatir." Salah satu mengeluarkan suaranya. Yaitu, yang memakai kaus hitam tapi masih memakai celana abu-abunya. Mentari hanya memutar bola matanya malas. "Kok diem? Yah sayang broo, cantik-cantik tapi bisu," ucap seseorang yang sedang menghisap rokok dan menyenderkan badannya ke tembok. Mentari menatapnya sengit.

"Gila," gumam Mentari.

"Ayo dek, kakak anter jangan mau sama dia, dia udah punya pacar," ucap seseorang lagi seraya menunjuk orang yang tadi ingin mengantar Mentari pulang.

Cukup! Telinga Mentari panas mendengar ocehan rancu anak Kelas 12 Yang dipertanyakan tingkat kewarasannya. Mentari memutuskan berjalan. Padahal jarak rumahnya jauh. Tapi tak apa asal menjauh dari gerombolan orang tak waras itu.

Sebelum pergi tadi, Mentari melihat Dylan sedang mengobrol dengan temanya Yang termasuk gerombolan orang gila tadi. Kenapa Mentari tidak menyadari keberadaan Dylan sejak awal?

Mentari berjalan menyusuri trotoar di pinggir Jalan.

Rumahnya masih jauh diujung sana. Bekas luka di pipinya karena Anin tadi juga masih sakit.

"Naik burroq dah gue," gerutu Mentari.

Tiba-tiba sebuah motor menepi didekat Mentari.

"Naik Tar gue anter," ucapnya. Dan ternyata itu adalah kak Dylan. "Loh bukannya tadi kaka ada di sana ya," ucap Mentari seraya menunjuk ke belakang. "Gue langsung nyusul lo, sorry temen gue pada ga waras. Kelamaan Jones jadi begitu,"

Mentari terkekeh. "Iya ga papa,"

"Ya udah naik, keburu ujan udah mendung gini,"

Ternyata burroq yang Mentari maksud adalah motor milik Dylan. "Eh tunggu pipi lo kenapa?" Tanya Dylan ketika menyadari bahwa ada luka disana. "Ga papa,"

Untuk BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang