This town - Niall horan•••
"Tolong Ibu ya Mentari, bawa buku ini ke meja ibu," perintah Dari Bu Maryam. Mentari hanya mengangguk patuh. Saat ini sudah istirahat harusnya Mentari sudah berada di kantin, tapi kalau untuk Bu Maryam yang baik hati kenapa tidak?
"Tar gue duluan ya, nanti lo nyusul aja ke kantin," ucap Tania yang sudah hilang Dari ambang pintu.
"Iya," jawab Mentari sedikit berteriak.
Mentari pun berjalan menyusuri koridor Kelas XII. Dan sampai pada pintu ruang guru. Dengan segera ia meletakan buku-buku itu di meja milik Bu Maryam. Saat ingin keluar pandangan Mentari tertuju pada sesosok lelaki yang tempo hari ia lihat keluar Dari ruang kepsek.
Sebenarnya tak ada niatan untuk menguping. Namun berbuhung pak Joko yang notabene nya guru penjaskes yang paling ganas seantero SMA Bina Bangsa dan lebih mirip sebagai psikopat, berbicara cukup keras jadi sampai terdengar oleh Mentari."kamu anak baru disini dan sudah berani berurusan dengan bapak," ucap nya ganas. Yang diajak bicara hanya menatap pak Joko santai.
"Kenapa kamu melempar sepatu ke arah saya?" Tanya nya. "Saya kan ga niat lempar ke bapak. Ga sengaja. kenapa bapak jadi baper gini, ga kena bapak juga kan sepatunya?" Ucapnya tenang setenang embun. Kalau Mentari di posisi siswa lelaki itu sih sudah pasti Mentari panas dingin. Bayangkan, mata nya pak Joko sudah hampir keluar Dari tempatnya!
Mentari hanya menggelengkan kepalanya takjub akan mental yang dimiliki siswa tersebut. Lalu berlalu menuju kantin tempat Tania berada.
"Tar gue udah pesenin siomay nih," ucap Tania saat Mentari menjatuhkan bokongnya di bangku panjang. "Thanks," ucapnya lalu segera melahap siomay tersebut.
"Bintang kemana tan?" Tanya Mentari disela kunyahannya. "Lagi nyamperin anak kelas 10 sama Leon. Mau kasih apa gitu, lupa gue," jawab Tania. Sejurus kemudian Mentari kehilangan semua nafsu makannya. Tapi ia mencoba biasa saja di depan Tania.
"Kalo Sam sama Dave mana?" Tanya nya lagi. "Dave sih di sana lagi sama cewe-cewenya biasalah tebar pesona," Mentari hanya merespon dengan tawa kecil. "Playboy ya dia," ucap Mentari. Tania mengiyakan.
"Sam punya pacar loh," ucap Tania tiba-tiba.
"Oya?"
"Ho'oh, pacarnya cantik setia lagi. Langgeng dari dulu," jawab Tania antusias. "Dari kapan emang? Pacarnya Kelas berapa?" Tanya Mentari tak kalah antusias. Pasalnya teman-temannya selalu bilang kalau ia Jones. "Kelas 10, dari SMP kelas 8 kalo ga salah," jawab Tania dengan binar-binar takjub. "Keren,"
"Tapi kenapa dia dibilang Jones mulu?" Tanya Mentari lagi.
"Jarang yang tau atau engga pada iri sama Sam haha,"
.
"Eh gue bilang nya gimana nih yon?" Tanya Bintang yang kelihatan cemas. "Tinggal kasih aja sih, terus bilang alasan lo kasih ini supaya si Icha bisa lebih kenal ama lo terus kasih kontaknya dia deh ke elo," ucap Leon panjang×lebar×tinggi terus dipangkatkan dengan 2 lalu diakarkan dan dicari hasilnya.
Kok jadi MTK ya?
Beda konteks woyy!!Oke lupakan!
"Sip deh,"
Kebetulan suasana Kelas sedang sepi jadi Bintang masuk Kelas dengan leluasa serasa Kelas milik sendiri.
"Halo Icha," sapa Bintang. Leon hanya menunggu di ambang pintu.
"Apa ka?" Tanya Icha lalu menyimpan buku yang tengah ia baca. "Ini gue cuma mau kasih ini buat lo," ucap Bintang seraya menyerahkan sebuah paper bag. Icha menerimanya lalu membukanya. "Buat apa ka? Ini buku ensiklopedia tentang Bintang?""Buat lo, iya tentang Bintang supaya lo bisa kenal sama gue lebih jauh,"
Icha tersenyum manis sekali sampai menampakan lesung pipi nya. Oh Tuhan!
"Makasih ya ka," Bintang mengangguk lalu pergi dari hadapannya.
.
"Keren," puji Leon. Bintang tetsenyum simpul.
Saat di koridor mereka bertemu dengan Gitta dan teman-temannya.
"Halo Bintang sayang," sapa Gitta. Bintang bergidik ngeri. "Kamu ada acara ga minggu ini?" Tanyanya.
"Ada,"
"Yahh next time deh ya," ucapnya lagi.
"Sama Leon aja tuh. Dia suka sama lo," ucap Bintang dan sejurus kemudian ia sudah berada jauh dari Leon alias dia melarikan diri dari cabe-cabean ganas tersebut.
"ANJIR NIH BINTANG," pekik Leon dan langsunf ikut lari juga.
.
Sampai di kantin Bintang langsung menyesap minuman milik Mentari. "Kenapa si lo?" Tanya Mentari geram. "Gu-gue abis di-dikejar sa-ma Gitta,"
Ucapnya terbata-bata. Mentari dan Tania langsung tertawa. Tak lama Leon juga datang dengan kondisi tak jauh beda dengan Bintang. "Parah lo ninggalin gue. Kalo gue di mutilasi sama tuh cabe gimana? Lo tega? Gue mau punya pacar dulu tang," ucap Leon dengan nafas yang terengah-engah."Hahahahah" Bintang, Mentari dan Tania tertawa keras. "Gue panik tadi, ga ada pilihan lain bro. Maaf ya," ucap Bintang saat tawa nya sudah reda.
To be continue...
•••
A/n : Vomment my beloved readers. I love you so much!😅
Salwaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Bintang
Teen FictionPernahkah, ada seseorang yang bermimpi melihat Mentari dan Bintang berdampingan? Ada, itu aku. Aku bodoh? Ya memang, karena mengharapkan sesuatu yang hampir mustahil! ©copyright 2017, AstronomGirl.