(1)

2K 67 30
                                    

Pagi yang cerah membangunkan seorang anak bernama Rainindya Fardilla Bramantyo dengan sangat paksa. Tepat pukul 06.00 Rain bangun dari tidurnya. Ia mengusap pipi bekas air mata dengan ibu jarinya

"Non Rara, sudah jam 6 non Raa berangkat sekolah non." Ucap mbok Inem.

"Ya," jawab Rain lalu langsung menuju kamar mandi. Selesai mandi dan bersiap dia turun ke bawah. Di meja makan dia melihat ada adiknya yang sedang makan dan ditemani mbok Inem. Laskar-adik Rain melihat ke atas, mata mereka berdua hanya bertemu berapa detik saja.

"Mbok, Laskar berangkat dulu ya" ucap Laskar.

"Loh den Laskar nda bareng sama mba Rara ke sekolahnya. Nanti mang Jaja nya jadi nda bolak balik" ucap mbok Inem

"Aku naik motor. Oh ya nanti laskar pulang sore, ada latihan basket." Ucap Laskar dan langsung melesat menuju keluar rumah.

Rain yang berada di tangga hanya melihat kejadian tadi. Dia menuju meja makan dan langsung mengambil sarapan yang sudah disiapkan. "Papa mana?" Tanya Rara.

"Bapak sudah berangkat tadi pagi"

"Mama?"

"Ibu masih di Paris katanya lusa baru pulang"

Hanya desahan keras yang keluar dari hidung Rain. Setelah makan dia langsung berangkat ke sekolah.

SMA Garuda adalah sekolah yang di tempati oleh Rain dan Laskar. Mereka berdua jarang sekali pergi bersama, bahkan mungkin sedikit yang tahu bahwa mereka bersaudara.

Mereka berdua cukup populer di sekolah karena parasnya yang cantik dan tampan juga otak mereka yang cerdas. Tapi Rain sungguh berbeda dari Laskar. Kalau Laskar itu mudah bergaul dan cerewet, itu berbanding terbalik sekali dengan kakaknya yang dingin dan cuek. Banyak laki laki yang berusaha mendekati Rain namun hasilnya tetap NIHIL. Rain tidak merespon sama sekali.

Setibanya di sekolah, tepatnya di lorong. Banyak orang orang yang memperhatikan gerak gerik Rain. Namun karena sifat Rain yang dingin, dia hanya melewati lorong dengan ekspresi datarnya.

"Rara, Tugas Matematika lo udah selesai?" tanya Friska tepat saat Rain sudah sampai dihadapannya. Rain hanya menganggukan kepalanya.

"Pinjem ya Ra. Soalnya kemarin gue abis jalan sama Dio trus lupa deh" ucap Friska sambil membujuk Rain.

"Kebiasaan," ucap Rain lalu mengeluarkan buku matematikanya.

Friska langsung saja mengambil buku yang dipegang Rain. Friska adalah sahabat Rain sejak SMA dan kebetulan mereka di tempatkan satu kelas lagi.  Beberapa menit kemudian bel tanda masuk berbunyi. Bukan guru matematika yang datang melainkan wali kelas mereka, Bu Dewi.

"Pagi anak anak" ucap Bu Dewi semangat namun masih dengan wibawa yang dimilikinya.

"Pagi bu..."

"Iya anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Perkenalkan anak baru kita dari london Inggris."

"Kok ngga bule bu. Tapi cakep banget si bu" ucap salah satu perempuan centil dikelasnya.

"Gue asli Indonesia, tapi ayah gue kerja di London. Jadi gue pindah sekolah disana." Ucap laki laki itu.

Friska yang juga terpukau dengan ketampanan anak baru itu pun hanya mengarahkan pikirannya pada laki laki itu.

"Heh Rara ada anak baru. Cakep banget iihh, jadi pengin gue gebet deh" ucap Friska sambil menyikut bahu Rain. Namun Rain hanya melirik laki laki di depan itu sebentar. Dio yang melihat Friska yang terus terusan melongo melihat anak baru itu langsung melempar Friska dengan kertas. Friska hanya nyengir lalu menutup mukanya.

PELANGI setelah HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang