(11) Kembali

585 24 2
                                    

Pukul 15.00 Rain sudah menunggu di ruang televisi, sambil melihat drama korea yang sedang baru yaitu Andante. Dia mengenakan celana jeans putih dengan kaos hitam besar dengan rambut yang digerai semakin menyempurnakan kecanitkan Rain. Rain tidak heran karena dirumahnya sudah sangat sepi, ini karena Laskar sudah berangkat terlebih dahulu untuk menyiapkan yang ada di Villa. Sedangkan mama dan papa nya masih bekerja.

Setengah jam kemudian barulah terdengar suara deruan mobil masuk ke pekarangan rumah Rain. Ketukan pintu membuat mbok Inem bergegas ke depan, Arka melihat Mbok Inem dengan tatapan yang ramah. Mbok Inem yang baru pertama kali melihat Arka jelas langsung menanyai Arka, dan Arka pasti akan menjawabnya sambil bercanda dengan Mbok Inem.

"Non, ada temanya didepan. katanya teman sekolah, terus katanya calon pacarnya non Rara" Panggil mbok Inem sambil meledek Rain. Namun hanya dibalas anggukan dan senyum, lalu Rain keluar memastikan siapa yang datang. Saat melihat Arka tiba tiba saja mukanya kembali dilipat.

"kenapa lo? muka cantik cantik. Kok ditekuk tekuk kaya meja belajar anak tk aja." ucap Arka.

"Lo ngga tepat janji." jawab Rain dingin

"ya ampun jam? gue kan ada alasan kenapa gue bisa telat kaya gini. lagian dari pada tambah telat mending kita berangkat sekarang. Mana barang barang lo? biar gue bawa ke mobil." ucap Arka antusias.

"Barang gue udah disana. Langsung berangkat aja." jawab Rain masuk ke ruang televisi lagi untuk mengambil tas gendong putih kecil, pemberian papanya. Arka yang mengikuti Rain dari belakang takjub melihat rumah Rain yang sangat bagus dan luas. Padahal rumah Arka tidak kalah jauh dengan yang disini.

"Tatanan rumah lo keren ya, ada ruangannya masing masing. Rapih banget apalagi nih kalau ada ruang latih musiknya. behhhh itu luar biazah banget."

"Emang ada. Buruan entar keburu sore terus macet." jawab Rain. Yang diajak berbicara malah pergi entah kemana. Rain celingak celinguk sendiri di ruang tengah. Ternyata Arka habis dari dapur untuk berpamitan dengan Mbok Inem.

"Buruan! Asli ya. Lo lelet banget deh" Rain mulai kesal sendiri dengan sifat Arka yang senaknya sendiri. "Lo kira gue supir lo?" ucap Arka karena mendengar Rain tadi menggerutu.

"Lo yang menawarkan diri!" jawab Rain.

"Lagian kalau lo ngga telat juga gue nga bakal gini, lo duluan yang mulai. Kemarin lo pasti lupa kalau balik sekolah harusnya lo ke Taman komplek rumah gue?" Omel Rain namun masih dengan nada dinginnya. Saat masuk di mobil Arka, dia terkejut karena melihat ada Ryan yang tidur dengan posisi terlentang dan salah satu kakinya bertumpu ke jok depan.

"Oh pantes lo telat. Njemput tante rempong dulu" ucap Rain, namun belum masuk ke dalam mobil.

"Enak aja lo bilangin gue tante rempong, dasar maneqin idup." ucap Ryan yang mendengarkan perkataan Rain karena tadi sebenarnya dia sudah bangun saat pintu mobil dibuka. 

"Masuk Ra. kenapa emangnya?" tanya Arka kepada Rain karena Rain masih belum duduk di samping dirinya.

"Tuh kaki temen lo" jawab Rain. Lalu Arka menjatuhkan kaki Ryan. Barulah Rain masuk ke dalam mobil Arka. Arka lalu melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Rain. Dijalan yang terdengar hanyalah suara deruan musik yang sengaja dinyalakan Ryan untuk mengusiir jenuh. Rain juga sedari tadi jika tidak melihat handphone nya, ya hanya melihat pemandangan yang ada.

"Oh ya, ngga papa kan kalau bareng sama Ryan?" Ucap Arka memecahkan keheningan. Ryan yang namanya disebut langsung menolehkan kepalanya ke arah Arka.

"Emang kalau gue ngga mau. Lo tega tinggalin nih tante rempong dijalan sendirian?" ucap Rain dan malah balik bertanya. Arka hanya cengar cengir tidak jelas dan menggaruk tengkuknya.

PELANGI setelah HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang