(2) Dia

945 50 12
                                    

Laskar melajukan motor ninjanya tidak begitu cepat. Ya dia tau kalau kakaknya tidak suka di bonceng terlalu cepat. Rasanya berbeda sekali. setelah sekian lama tidak pernah satu motor lagi.

Laskar memberhentikan motornya di warung sate di depan taman kota. Lalu dia turun tanpa mengajak kakaknya.

"Ngapain ke sini?" Ucap Rain sambil mengikuti Laskar.

"Makan lah, ngapain lagi. Bang satenya 2 porsi." Ucap Laskar kepada sang abang penjual sate.

Saat sate datang Laskar langsung mengambilnya namun Rain hanya melihatnya. "Makan, mubazir entar" ucal Laskar.

"Gue kan ngga minta" jawab Rain

"Ngeyel lo, makan gih gue mau latihan basket nih."

Kruyuk kruyuk

"Suara perut lo kak. Haduh gengsi kok sama adek sendiri"

"Ish bawel lo kayak cewe" ucap Rain jutek lalu mengambil sate yang kelihatannya menggiurkan.

"Kak, inget ngga dulu kita sering kesini bertiga. Kadang kakak malah pergi berdua dan gue  ditinggal. Gua kadang sedih—"

"Balik kar. Gue dah kenyang" raut muka Rain yang tadi sudah tenang sekarang berubah drastis seakan ada badai yang membuat
wajahnya itu murung.

"Kenapa si kak, lo selalu menjauh dari topik itu. Kalo lo kayak gitu terus nanti lo ngga bisa bangkit dari masalah itu." Ucap Laskar.

"Kalo lo ngga mau nganter gue, gue balik sekarang. Makasih makannya." Ucap Rara lalu membayar satenya dan sate laskar. Dia pergi meninggalkan warung itu dan mencari taksi.

"MANA KAK RARA YANG DULU!, YANG SELALU CERIA" ucap Laskar sambil berteriak. Namun Rain tetap berjalan menjauh dan berusaha mengalihkan pendengarannya itu.

Laskar pergi menuju motornya lalu memukul jok motornya berulang kali. "Kak gue ngerti ditinggalkan seseorang dengan tanpa kesiapan itu menyakitkan. Tapi di dunia ini semuanya adalah kejutan istimewa yang disiapkan Tuhan untuk kita. Tapi kenapa lo malah berusaha lari dari kenyataan?. Gue bingung harus gimana ngomongnya sama lo kak " ucap Laskar lirih masih sambil memukul jok motornya.

Disisi lain Rain yang masih berjalan menjauh dari Laskar tiba tiba meneteskan air matanya.

'Terlalu sulit untuk menjadi tegar disaat kehilangan seseorang yang kita sayangi' batin Rara.

Ciiiitt

Tiba tiba terdengar suara motor yang direm. Rain menengok ke sampingnya.

"Ice princess bisa menangis juga ya." Ucap laki laki itu saat melihat buliran air mata Rain. Dia lalu turun dari motornya.

"Ya iyalah gue kan manusia lu kira gue patung apa!" Ucap Rain. Laki laki itu mendekatinya lalu menangkup muka Rain dan dia menghapus air mata Rain. Rain yang disepertitukan terkejut dan langsung memuntir tangan laki laki itu. Lalu dia memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Aduh duh, sakit Ra. Gue juga ngga mau ngapa ngapain lo kok. Lepas dong"

"Kak Naufal jangan sembarang megang muka orang ya!" Ucap Rain sambil melepaskan pegangan tangannya.

"Ini yang bikin gue suka sama lo Ra."

"Apaan coba. Udah gue tolak juga" ucap Rain lalu berjalan meninggalkan Naufal dibelakang. Dibelakang Naufal hanya tersenyum kecut. Lalu menaiki motornya dan mengikuti Rain pelan.

"Karna lo itu kalo sama gue mau ngomong banyak, nggak diem aja kayak yang lain. Gue ngerasa spesial walaupun gue bukan siapa siapa lo" ucap Naufal setelah sampai di samping Rain. "Minggir lo kak, kalo kak Stevi tau gue yang kena amuk" ucap Rain.

PELANGI setelah HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang