Ternyata hati juga tidak bisa menanggung terlalu lama. Karena seiring waktu akan timbul ragu, dan mungkin bila dibiarkan akan berujung lelah lalu menyerah
- a -☔☔☔
Rain pergi ke balkon untuk melihat bintang. Rain berpikir akan perasaannya selama ini. Entah kenapa saat dia dengan Arka seperti ada rasa bahagia yang lebih. Bahagia seperti yang Rain rasakan dahulu. Bahagia yang membuat hatinya seperti tidak memiliki beban.
Rain memejamkan matanya sesaat menikmati hembusan angin malam. Tiba-tiba ucapan Arka terngiang dipikirannya 'Ra, gue manusia ra. Gue bisa lelah kapan aja, gue bisa pergi ninggalin lo bahkan saat terpenting itu pun gue pergi kalau emang gue bukan siapa siapa lo!.'
Rain juga mengingat tentang Arka selama ini. Tidak ada yang spesial dari Arka namun mampu membuat Rain berubah."Arka, lo berhasil." Ucap Rain lirih. Lalu dia beranjak dari tempatnya menuju tempat tidur.
***
Pagi ini masih seperti kemarin. Arka tetap duduk di belakang Rain alias bangku Friska dulu. Ryan datang dengan cengiran yang paling bikin Arka geli."Bebeb Arka. Gue boleh bawa ngengeng di abah gue" ucap Ryan menunjukan kunci mobil sambil teriak teriak membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Iyain biar seneng" ucap Arka dingin malas berbuat ricuh dengan Ryan.
"Ih bebeb kok perhatian banget sih beb sama aku." jawab Ryan dengan gaya manja. Rain hanya terkekeh geli melihat itu. Padahal itu adalah pemandangan biasa namun bagi Rain itu seperti hal baru.
"Ciye yang ketawa." Dio ikut nimbrung bareng mereka bertiga.
"Ngga boleh?" tanya Rain dingin. "Ya bolehlah, ketawa itu ngga ada surat izinnya kok jadi tertawalah selagi masih bisa." ucap Ryan dengan tampang dibuat buat.
"Untung omongan lo bener Yan, kalo engga udah gue tampong tuh muka" ucap Arka.
"Arka ngga pindag duduk sini lagi Ka?" tanya Friska sambil menunjuk bangku yang dia duduki sekarang. Rain menantikan jawaban Arka dengan antusias.
"Engga deh." balas Arka dan membuat wajah yang lainnya terlihat bertanya. Rain seketika melemas.
"Apa Arka marah sama gue ya? Tapi gue salah apa?" tanya Rain dalam hati.
"Kok gitu si? Ntar aku kalo mau ngomong sama bebeb jauh banget dong." ucap Ryan dengan wajah memelas.
"Sumpah deh yan, gue dari tadi pengen banget ngelipet lo terus gue sentil jauh-jauh." jawab Arka gemas sendiri.
"Gue juga kalo mau samaFriska harus geser bangku sebelah dulu deh. Ngga bisa praktis minta dia suruh geser" Dio ikut menimpali. Padalnya dia sudah nyaman ketika Friska duduk dibelakang. Dio adalah tipikal cowok yang serius saat pelajaran makannya walaupun Friska duduk jauh pun tidak apa-apa. Namun saat istirahat Dio langsung menempel kepada Friska seperti lem.
"Oh iya. Kemarin kalian berdua ngedate kemana habis dari bioskop?" ledek Friska sambil menyenggol lengan Rain yang sedari tadi diam.
"Siapa yang ngedate?" tanya Rain.
"Gue sama dia?" tanya Rain lagi sekarang sambil menunjuk Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI setelah HUJAN
Teen FictionArka, laki laki yang iseng ingin merubah perempuan batu -Rain- dan berusaha menaklukan hatinya hanya karena rasa penasaran yang sulit diartikan. Rain perempuan yang selalu ceria, ramah, dan cerewet dan kini berubah menjadi dingin, cuek dan ketus kar...