Saat di jalan Arka, Friska, Dio dan Ryan melihat gerombolan yang ada di dekat koridor menuju kelas. Mereka awalnya acuh dengan gerombolan itu, namun karena mereka seperti mendengar ada yang menyebut nama Rain. Seketika Arka langsung berbalik dan menghampiri gerombolan tadi.
"Minggir, minggir ada apaan nih?!" Tanya Arka sambil menggeser beberapa orang untuk memberi jalan. Dia melihat Rain pingsan disana.
"Goblok atau gimana si lo pada. Udah tau ada orang pingsan malah ditonton doang. MINGGIR!" Arka mengangkat badan Rain dan membawanya ke ruang uks. Di sepanjang jalan orang orang yang melihat langsung besorak sorak. Friska yang baru sadar saat ada yang memberi tahunya dirinya saat sampai ke kelas pun langsung berlari ke uks. Reyhan dan Dio hanya mengekor dari belakang.
Arka merebahkan tubuh Rain sangat pelan. Dia melepaskan sepatu dan kaus kaki Rain. Lalu menyelimutinya. Saat dijalan tadi dia sudah meminta PMR yang berjadwal untuk datang ke UKS. Dia melihat wajah Rain yang sangat tenang, seakan senang dengan pemandangan yang ada di depannya Arka hanya senyum senyum sendiri sampai akhirnya matanya berkedip.
"Astaghfirullah, tatapan selanjutnya maksiat. Tadi mah rezeki." ucap Arka sambil terkekeh sendirian.
"Rain Rain muka lo kok bisa cantik nya pas banget. Ada pedes, asin, kecut, dingin, panas, manis. Beuh komplit banget kayak bumbu soup. Badan lo kok enteng banget, emang lo ngga pernah makan ya?. Kalo lo udah jadi pacar gue, pasti gue kasih makan yang banyak sampe lo kenyang hehe." Dia masih tertawa sendiri. Sampai PMR yang hari ini berjadwal datang. Arka langsung diam dan tersenyum ramah ke PMR itu.
"Aduh kak jang senyum dong. Nanti aku terbang loh kak hehe" ucap si PMR yang berjadwal. Arka langsung tersenyum kecut. Batinnya berkata emang lo burung, bisa terbang karena punya sayap. Boro boro sayap, itu gigi dirapihin dulu.
"Mm lo siapin air minum sama obat yang perlu dia makan pas dia bangun. Habis itu lo pergi ke kelas aja, biar gue yang jagain." Ucap Arka agar si anak PMR itu pergi.
"Ya ampun kak kan ngga boleh berduaan kak. Ntar yang ketiganya setan loh kak" si anak PMR itu tersenyum genit.
"Brarti sekarang lo setannya" ucap Arka pedas.
"Ya ampun kakak, kalau mau muji bilang langsung aja kali kak. Ngga usah pakai kode kodean, pake pura pura malu bilangnya aku setan."
"Lo gila, ngga waras apa gimana?. Dibilang setan kok bangga, udah sana pergi ntar temen gue bakal kesini. Sana entar ketinggalan pelajarannya guru killer bau tau rasa lo." Ucap Arka mengusir.
"Ya ampun kakak perhatian banget si. Iya udah aku pergi dulu ya kak. Ntar aku hubungin kakak lagi. Jangan kangen kangen ya kak hehe" PMR itu tersenyum genit menunjukan gigi-gigi yang tak tertata rapih itu.
"Ada ya makhluk jelmaan kaya dia di sekolah ini. Untung gue baik, dermawan dan penyabar jadi ngga gue lipet terus gue buang ke tong sampah tadi."
Friska masuk ke UKS dengan napas yang terengah engah. Dia meletakan roti dan minum yang dia beli sebelum kesini. Dio dan Ryan lalu masuk bergiliran ke UKS. Friska langsung mengecek keadaan Rain, ya maklumlah dia anak PMR dulu saat smp jadi dia sedikit tahu.
"Ya ampun gue cape banget ngkutin Friska ke sini." Ucap Ryan
"Emang ada yang minta lo buat ngikutin gue? Lo aja yang ngekor, nih juga ngapain ikut gue" ucap Friska sambil menunjuk Dio.
"Kan gue peduli sama Rain juga, emang yang boleh peduli ke dia cuma kalian." Dio berpura pura mencebikan wajahnya.
"Udah ah lo pada brisik amat si. Mending kita semua balik deh. Keadaan Rain juga udah bisa ditinggal. Lagian habis ini fisika menanti, yuk keburu ketinggalan" ajak Friska setelah mengecek keadaan Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI setelah HUJAN
Teen FictionArka, laki laki yang iseng ingin merubah perempuan batu -Rain- dan berusaha menaklukan hatinya hanya karena rasa penasaran yang sulit diartikan. Rain perempuan yang selalu ceria, ramah, dan cerewet dan kini berubah menjadi dingin, cuek dan ketus kar...
